17

6.9K 749 21
                                    


*****

Jimin langsung berlari menuju kelas dengan buru buru, ia harus melihat keadaan Taehyung dan dia bernafas lega saat ia melihat Taehyung duduk sembari menatap jendela.

“Kenapa kau keras kepala sekali, eoh?” kesal Jimin sembari meletakkan bekal makanan di meja Taehyung, Taehyung langsung menoleh kearah suara dengan terkejut karena sedaritadi Taehyung hanya melamun.

“Cepat habiskan makanan itu sebelum bel.” Ucap Jimin.

“Makanlah saja.” Ucap Taehyung sembari kembali menatap jendela.

“Taehyung-ah, aku akan terkena omelan Jin hyung jika makanan buatannya tidak di makan.” Ucap Jimin memelas, Taehyung tersentak mendengar nama Jin.

“Jin hyung?” Taehyung mencoba mengulangi ucapan Jimin saat menyebut nama Jin.

“Iya, sebelum kesini Jin hyung membuatkan itu untuk mu karena kau tidak sarapan.” Jelas Jimin, Taehyung langsung menoleh kearah Jimin.

Taehyung mencoba mencari kebohongan di mata Jimin tapi ia tidak menemukannya, Jimin jujur dan itu membuat Taehyung semakin terluka dengan sebuah harapan baru.

“Pergilah, aku akan memakannya.” Ucap Taehyung sembari meletakkan bekal makan itu di dalam tasnya.

“Makan sekarang.” Ucap Jimin penuh penekanan.

“5 menit lagi sudah bel Jim dan baru saja aku mengunyah bel akan berbunyi, percuma.” Kesal Taehyung, Jimin tersenyum tipis saat mendengar Taehyung mengomel.

Setidaknya Taehyungnya tak benar benar pergi, setidaknya ia masih melihat sosok Taehyung yang hangat dan lucu.

******

Jungkook hanya duduk di balkon rumahnya, ia merasa sangat bosan sekali dan Jungkook sangat membenci itu.

“Kenapa di luar?” tanya Ny. Kim sembari berjalan menuju kearah Jungkook.

“Eomma tak kerja?” tanya Jungkook terkejut saat melihat Ny. Kim ada disampingnya.

“Eomma hanya datang untuk melihat anak eomma yang tampan ini.” ucap Ny. Kim sembari tersenyum kearah Jungkook dan memegang lembut dagu Jungkook.

“Eomma harusnya bekerja saja.” Ucap Jungkook.

“Paman Lee akan mengurus perusahaan itu jadi eomma pulang.” Ucap Ny. Kim, Jungkook tersenyum tipis.

“Ayo masuk, nanti kau akan sakit lagi udara sedang tidak baik.” Ucap Ny. Kim, Jungkook langsung berdiri dari duduknya dan masuk kedalam.

“Eomma, besok aku sekolah.” ucap Jungkook, keduanya langsung duduk di sofa ruang keluarga.

“Kau masih sakit.” Ucap Ny. Kim, Jungkook langsung mengerucutkan bibirnya. Ia langsung memeluk Ny. Kim dari samping.

“Aku bosan eomma.” Ucap Jungkook, Ny. Kim mengusap pelan rambut Jungkook.

“Tapi….”

“Aku janji tidak akan sakit lagi, aku janji setelah itu aku akan banyak istirahat tapi aku ingin sekolah eomma.” Ucap Jungkook sembari mendongakkan kepalanya menatap Ny. Kim pada posisi yang sama.

“Baiklah, tapi ingat harus meminum obat dengan teratur.” Ucap Ny. Kim sembari tersenyum.

“Terimakasih eomma….” Jungkook tersenyum senang dan mempererat pelukannya.

********

Taehyung duduk di depan piano itu dengan tatapan yang menyiratkan kesakitan, setelah memakan bekal makanan dari Jin di ruang music ia tidak beranjak dari sana melainkan malah berjalan menuju piano.

Tangan Taehyung mulai terangkat dan jari jarinya mulai bermain di setiap tuts, ia terus menekan setiap tuts tuts yang ia ingat hingga menciptakan nada yang indah.

Ia ingat bahkan sangat ingat, Taehyung tidak akan pernah mudah melupakan sesuatu yang sangat berharga bahkan kesakitan dan kesedihannya pun sulit untuk di lupakannya meski dia ingin.

Melodi yang mengalun dengan indah sesuai irama terus terdengar masuk ke gendang telinga Taehyung, ia terluka, ia kesakitan dan suara yang di hasilkan oleh jemarinya membuat dia semakin terjatuh.

Lagu yang dulu sering di mainkan oleh Woojin dan appanya, lagu yang dulu sering mereka dengarkan. Woojin yang akan menekan setiap tuts itu, Appanya yang akan dengan setianya menemani di waktu luang, dan Jimin maupun Taehyung akan bernyanyi dan tersenyum bersama menikmati setiap melodi yang tercipta.

‘hyung, aku tidak bisa bernyanyi, tenggorokan ku sakiit.’ Taehyung menunduk sedih.

‘jangan sedih Jimin akan bernyanyi, tidak masalah kau hanya mendengarkan saja.’ Ucap Woojin.

‘tidak mau, kalau Taehyung tidak bernyanyi aku juga tidak akan bernyanyi.’ Ucap Jimin tidak terima, Woojin tersenyum hangat.

‘baiklah, kalian duduk dengan tenang dan nikmati semuanya dengan bahagia hyung akan memainkannya dan menyanyikannya.’ Ucap Woojin sembari tersenyum kearah kedua adiknya.

‘jinjja hyung?’ Taehyung sangat bahagia, Woojin hanya mengangguk lalu berjalan menuju kearah piano.

Alunan mulai terdengar, melodi mulai tercipta, keindahan semua nada yang tercipta membuat kedua anak itu terhanyut dan melupakan rasa sakit masing masing.

Taehyung menghentikan permainannya saat dadanya terasa sesak, ia membuka matanya yang sejak tadi tertutup dan mata itu memerah karena menahan tangis. Ingatan tentang bagaimana dia dan semua keadaan yang masih baik baik saja, dimana ia dan Jimin masih tersenyum bahagia bersama kakaknya.

Tanpa disadarinya karena terlalu terhanyut dalam permainannya, pemuda mungil itu sudah sejak tadi berada di pojok pintu dan menangis.

“Hyung, kenapa semuanya semakin menyakitkan?” pemuda itu semakin terisak.

*****

Awalnya Jimin hanya berniat untuk mencari Taehyung karena khawatir jika Taehyung tidak memakan bekal dari Jin, awalnya Jimin hanya ingin memastikan jika Taehyung baik baik saja tapi sepertinya itu salah nyatanya dia menyesal karena sudah mencari Taehyung.

Jimin mendengar alunan lagu itu, Jimin mengingat bahkan masih sangat jelas di memorynya ini lagu siapa. Jimin merasakan semuanya sama, semua masih sangat kentara tapi yang berbeda ketukan kali ini seperti menyakitkan.

Jimin melangkah pelan menuju ke ruang music dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam tapi baru saja pintu tertutup Jimin membeku di depan pintu.

“Taehyung-ah….” Lirihnya.

Jimin melihat itu bahkan Jimin juga mendengar itu. Melihat semua kesakitan itu dan mendengar rintihan dan keluhan itu, Jimin menyesal karena sudah mencari Taehyung yang mengakibatkan luka lamanya kembali hadir.

“Hyung, kenapa semuanya semakin menyakitkan?” Jimin mengepalkan tangannya saat air mata itu jatuh dari pelupuk matanya, Jimin menatap Taehyung yang duduk di depan piano itu sedang menatap tajam lurus karena menahan air mata.

Jimin tahu bahkan sangat tahu, Taehyung terluka, Taehyung sendirian, Taehyung kesepian, Taehyung membutuhkan sebuah tangan yang mau menggenggamnya dan berjalan bersama meski Jimin tidak benar benar tahu tentang Taehyung.

Setidaknya dia mengetahui jika Taehyung tidak pernah baik baik saja dengan hati yang terlalu hancur utuk di perbaiki.

*****

.

.

TBC.

Don't GoWhere stories live. Discover now