30

8.4K 750 59
                                    

******

Waktu terus berjalan dan ujian akhir untuk kelas 3 semakin dekat tapi Taehyung belum juga sadar, apa yang akan terjadi jika Taehyung benar benar tidak bangun. Bahkan ulangtahun yang akan berakhir meriah harus pupus karena keadaan semakin membuatnya terluka.

“Kau tidak lelah terus tertidur?” tanya Jimin.

“Tae, kita sudah bertambah setahun lagi. Dua hari lalu harusnya kita bermain bersama tapi karena kau tidur aku mengundurkan rencananya.” Ucap Jimin sembari tersenyum miris.

“Jimin-ah….” Jimin langsung menoleh kearah suara.

“Wae hyung?” Heechul langsung membawa Jimin duduk di sofa.

“Ini sudah saatnya kau tahu semuanya.” Ucap Heechul.

“Ada apa?” Jimin menatap Heechul penuh penjelasan.

“Kau tahu? Sebenarnya Taehyung selalu berada di urutan pertama dan nomor satu.” Ucap Heechul, Jimin menatap Heechul tak percaya.

“Kau tidak penasaran kenapa Taehyung selalu menjadi urutan ke empat nomor 85?”

“Eoh?’ Jimin masih tidak mengerti dengan maksud Heechul.

“Apa kau tidak merasa dengan angka itu, jika murid normal maka dia akan menambah atau bahkan menurunkan peringkat itu tapi Taehyung mempertahankannya di peringkat empat.” Ucap Heechul.

“Jadi maksud hyung Taehyung tidak normal? Dia anak autis?” Jimin benar benar tidak memahami semua itu.

“YA, Aishh…”

“YA hyung katakan dengan jelas.” Kesal Jimin.

“Kau akan menemukan jawabannya di kamar Taehyung, dengan izin ku kau boleh menggeleda kamar Taehyung dan setelah kau menemukan petunjuknya maka aku akan memberkan sebuah pernyataan yang sangat berharga.” Ucap Heechul sembari berdiri, Jimin masih belum mengerti.

“Aku akan menunggu mu di ruangan ku.” Ucap Heechul sembari melangkah pergi keluar kamar rawat Taehyung.

“YA hyung, dia pikir ini kantir polisi? Dasar ahjussi menyebalkan….” kesal Jimin.

“Kau tahu? Sebenarnya Taehyung selalu berada di urutan pertama dan nomor satu.” Ucapan Heechul terngiang di telinganya.

“Apa maksudnya?”

****

“Hyung….”

“Ada apa Jim…”

“Hyung, tolong jaga Taehyung, aku akan di sini sebentar.”

“Taehyung sendiri?” tanya Namjoon.

“Iya hyung, aku sedang ada urusan.” Ucap Jimin, Namjoon menatap bingung.

“Kau ke rumah sakit saja, nanti Jin hyung akan menyusul.” Ucap Jimin.

“Baiklah kalau begitu aku ke rumah sakit.”

“Iya hyung….”

Setelah Namjoon pergi Jimin langsung berlari menuju kamar Taehyung, ia menatap setiap inci kamar Taehyung sembari menghembuskan nafasnya kasar.

“Sudah lama kita tidak tidur bersama disini Tae….” Jimin menatap kasur Taehyung, ia ingat sudah beberapa bulan lalu ia tidur disana itupun dengan sebuah paksaan.

Sejak kejadian menjadi ricuh, Jimin sudah tidak pernah tidur di kamar Taehyung bahkan mereka sudah tidak pernah tidur bersama lagi karena Taehyung yang memilih untuk berubah tertutup.

Don't GoWhere stories live. Discover now