33

7.1K 732 71
                                    

*****
Setelah dinyatakan sadar dan melewati masa kritisnya kini Taehyung benar benar sudah sadar, 2 minggu yang lalu ia tersadar hingga membuat Jimin benar benar lulus sendiri tanpanya. Taehyung duduk termenung di brankarnya, ia menatap lurus ke depan jendela. Menatap langit bebas di atas sana, terdiam mencoba berfikir sesuatu.

Dia mulai tersadar saat mendengar keributan di luar kamar rawatnya, ia menoleh menatap ke depan pintu.

“Jadi hyung tidak kerja?” kesal Jimin.

“YA kenapa kau kesal, aku hanya ingin mampir kesini sebentar untuk melihat Taehyung.” Ucap Jin.

“Kenapa kalian juga ikut kesini?” tanya Yoongi pada Namjoon dan Hoseok.

“Kami akan segera kuliah setelah melihat keadaan Taehyung.” Ucap Namjoon.

“Kalau tahu seperti itu, harusnya kita datang bersama sama.” Ucap Yoongi.

“Lalu kenapa kau juga disini Yoongi-ah? Ingin melihat Taehyung juga?” tanya Jin.

“Aku libur hari ini.” ucap Yoongi.

“Sudahlah ayo masuk.” Ucap Jimin sembari masuk ke dalam mendahului yang lainnya.

*****

Taehyung masih setia menatap kearah pintu sampai akhirnya ia memalingkan wajahnya kembali kearah jendela.

“Kenapa melamun Tae?” tanya Jimin, Taehyung langsung menoleh kearah Jimin dan hyungnya yang lain.

“Tidak ada apa apa.” Ucap Taehyung.

“Ada apa?” tanya Jin.

“Tidak.” Taehyung kembali menatap kearah Jendela.

“Katakan pada kami.” Ucap Hoseok.

“Aku merindukan tangan besar Jin hyung.” Ucap Taehyung, Jin langsung menatap kearah Taehyung bingung.

“Maksudnya?”

“Tangan yang selalu memukul ku itu, aku sangat merindukannya.” Ucap Taehyung.

“Mianhae….” Lirih Jin sembari menundukkan kepalanya tapi mereka cukup untuk mendengar lirihan itu.

“Ani, aku sangat berterimakasih atas itu.” Ucap Taehyung.

“Apa yang kau katakan?” tanya Jimin sembari menggenggam tangan Taehyung.

“Karena dengan itu membuat ku yakin jika kalian tidak menyanyangi ku sehingga….” Ucapan Taehyung terhenti, ia menggenggam erat tangan Jimin.

“Taehyung-ah, mianhae….” Ucap Yoongi.

“Gwenchana…. Aku berfikir untuk menyerah dan berhenti berjuang, itu kenapa saat itu aku benar benar berhenti tapi nyatanya aku masih disini dan harus kembali berjuang.” Ucap Taehyung, genggaman itu semakin erat membuat Jimin memeluk Taehyung. Jimin sangat tahu, kebiasaan Taehyung saat sedang ketakutan atau gugup.

“Mianhae, jeomal mianhae….. maafkan kami Tae…” semua ikut memeluk Taehyung.

“Uljima….” Taehyung mencoba berucap senetral mungkin.

“Menangislah….” Bisik Jimin, Taehyung hanya menggeleng pelan. Semuanya langsung melepas pelukannya kecuali Jimin.

“Gwenchana….” Tangan yang masih saling menggenggam itu di longgarkan oleh Jimin lalu jempolnya mengelus lembut telapak tangan Taehyung.

“Hikssss hikssss hikssss…..” tidak lama isakan demi isakan terdengar membuat semua saudaranya terdiam.

“Taehyung-ah….”
Untuk yang pertama kalinya sejak 6 tahun lalu mereka melihat Taehyung menangis kecuali Jimin.

“Kenapa… hikss… semua terlalu…. Hikss…hiksss… menyakitkan…. Hikss…”

“Menangislah dan keluarkan semuanya….” Bisik Jimin, ia masih memeluk Taehyung dengan sangat nyaman dan masih mengusap lembut telapak tangan Taehyung.

“Hyung, ini sangat menyesakkan dan sangat berat sehingga aku tidak mampu…..” Taehyung semakin terisak hingga genggaman itu terlepas dan membuat tangan Taehyung bergerak untuk memeluk Jimin.

“Aku lelah Jim, aku lelah….”
Jimin terus berusaha untuk menahan tangisnya, ia masih berusaha menahan agar isakan itu tidak lolos dari mulutnya saat mendengar Taehyung semakin terisak. Karena itu membuat hati Jimin berdenyut nyeri dan sakit.

Arggggg

Taehyung mengamuk, ia melepas pelukannya dengan sangat kasar sehingga jimin hampir jatuh jika tidak di tangkap oleh Yoongi.

"Taehyung-ah, wae?" Jin mencoba mendekat kearah Taehyung.

"Kau baik baik saja?" tanya Yoongi.

"Aku tidak apa apa hyung." ucap Jimin.

"Argggghhh kalian semua pergi, pecundang seperti kalian tidak berhak disini." Semua terdiam mendengar kalimat Taehyung.

Prangg

Suara benda jatuh terdengar, semua kembali terkejut. Taehyung benar benar mengamuk, dan dia benar benar bukan seperti Taehyung.

"Manusia menjijikkan seperti kalian tidak harusnya ada disini, aku muak melihat muka kalian yang penuh dengan kebohongan dan pecundang seperti kalian pantas dI"

Taehyung menatap tajam semua saudaranya.

"Aku membenci kalian semua." Suara itu penuh penekanan dan tajam, Jimin menangis mendengar itu.

Arggggghhhh Pranggg

Suara benda jatuh kembali terdengar dan itu membuat mereka semakin cemas.

"Tae..." Semua langsung menghembuskan nafas lega saat Heechul datang.

"Tae, ini hyung. Ini Heechul hyung, masih ingat dengan hyung?" tanya Heechul hati hati karena Taehyung menatap tajam semuanya sembari membawa nampan besi.

"Tae, Heechul hyung disini, tidak perlu takut. Ingat dengan Heechul hyung?" Heechul masih berusaha membujuk Taehyung seperti anak kecil karena penyakitnya yang kambuh.

"Hyung..." Lirih Taehyung sembari menjatuhkan nampan dan kembali terisak, setelah merasa aman Heechul menghampiri Taehyung dan memeluknya.

"Hyung hiksss.... Hiks... Mereka semua jahat... Hiks...." Taehyung menangis seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya.

"Tenanglah, hyung disini." Heechul mencoba menenangkan Taehyung sedangkan yang lainnya keluar dari ruangan takut jika Taehyung kembali kambuh.

"Penyakitnya semakin parah." ucap Hoseok.

"Depresi itu hanya diri kita sendiri yang menyembuhkan." ucap Yoongi.

'Aku tahu kau mampu melewati semuanya Tae, aku akan tetap di samping mu. Aku akan membantu mu sembuh dan kita akan kembali lagi bersama sama.' batin Jimin.

******

.

.

TBC.

Maafkan kali ini ceritanya sedikit pendek, karena tidak tahu harus melanjutkan bagaimana. Lainkali akan di perpanjang, maafkan sekali karena sedang banyak fikiran jadi cuman bisa segini.

Dan maaf kalau gak ngefeel, aku hanya tidak mau terlalu lama tidak update jadi berusaha semampunya semasih ada ide…

Sekali lagi maafkan febri karena masih banyak kekurangan di cerita ini….

Don't GoWhere stories live. Discover now