🐺8_eight_chapter 2🐺

3K 146 0
                                    

'Lord apa kau mau mate mati meninggalkan kita hah?' balas Alex geram mendengarkan ocehan serigala itu.

'Tapi..' ucapan Lord terputus karena Alex memutuskan mindlinknya.

"Amely aku tidak mau kau mati demi pack ini. Aku tidak mau pack ini tidak memiliki luna, aku dan Lord tidak bisa hidup tanpamu.. Aku baru menemukanmu tapi kau pergi lagi.. tolong Amely!" bujuk Alex.

"Yah apa yang dikatakan Alex benar.. tapi tidak ada cara lain selain Amely mengorbankan nyawanya.. atau harus aku..? Tapi tidak mungkin aku.." tanpa disadari Angelo meneteskan air matanya. Tubuhnya memudar hilang bersama cahaya putih.

"Kak..kakak.. kak Angelo.. kak.." Amely menangis memeluk udara.

"Angelo kau dimana? Amely kenapa dengannya..?" Alex bingung melihat kejadian itu.

"Kak Angelo, dia telah lama mati. Hanya karena keinginanku dia masih betahan untuk tetap menemaniku.. walau hanya cahayanya saja.." Amely memeluk kakinya.

"Alpha.. pasukan sudah siap!" ucap seorang warrior memecahkan suasana.

"Yah. Aku akan menyusul.." Alex mengusap rambut Amely.

"Alex.. kumohon tandai aku.. kumohon..!" Amely memelas, keputusannya sudah bulat.

"Yah.. tapi kau janji jangan lakukan hal itu yah!" Amely hanya menganggukkan kepala.

'Yes..!' Lord bersorak sorak kegirangan.

Alex mendekatkan wajahnya ke lekuk leher Amely, menghirup dalam dalam aroma kayu manis bercampur dengan kayu kayuan hutan yang sangat harum.

"Maaf ini akan terasa sakit..!" ucap Alex, Amely hanya mengangguk.

Alex memegangi kepala bagian belakang Amely, menahannya dan mendekatkan wajahnya lebih dalam bersembunyi di ceruk leher Amely. Alex mulai membuka matanya sepasang taring menyembul, memanjang hingga keluar dari mulutnya. Alex secara perlahan mulai mendekatkan  bibirnya, dan menempelkan taringnya ke kulit leher Amely. Menekannya sehingga darah segar yang terasa manis keluar.

"Ah.." Amely hanya mendesah kesakitan. Terasa perih.

Beberapa detik selanjutnya Alex menjauhkan wajahnya dari leher Amely, mencium tanda yang dia buat dan menghentikan darah keluar dari leher Amely.

"Maaf..!" ucap Alex.

'Dasar bodoh! Kenapa kau minta maaf.. bukannya senang.. manusia aneh..!' cibir Lord berkecamuk dalam pikiran.

'Cerewet sekali kau Lord! Dia lakuin ini karena terpaksa juga..' Alex memutuskan mindlinknya sepihak.

"Kau milikku, hanya milikku..! Aku pergi dulu.. jaga dirimu baik baik yah! Jangan lakuin hal konyol itu, jangan korbankan nyawamu demi pack ini. Itu memang baik, tapi aku tidak mau kehilanganmu.." Alex mencium kening Amely sebelum pergi untuk berperang.

"Hei.. kalian jaga kamar ini. Kau panggil temanmu! Jangan biarkan luna kalian terluka, keluar atau mencoba menyusulku.. Mengerti!" pita Alex dengan tegas.

Peperangan di depan mata, makhluk aneh dengan wujudnya seperti binatang juga seperti manusia dan mengerikan seperti iblis. Pricil tersenyum licik menyambut orang yang dia cintai, sedangkan Alex hanya menatapnya tajam.

Bau anyelir menyeruak, burung burung hitam berterbangan di angkasa, awan hitam menghiasi peperangan ini. Rombongan pasukan werewolf dengan senjata lengkap siap bertarung, meninggalkan keluarganya dan mengorbankan hidupnya demi membela pack yang mereka cintai. Karena nasib packnya ada di tangan mereka. Bulan purnama muncul diantara awan hitam itu, bersinar sangat terang menyinari mereka. Pada bulan purnama inilah kekuatan para werewolf meningkat lebih kuat dari biasanya. Bukan hanya pasukan werewolf, ada juga pasukan vampire, mermaid dan lainnya.

"Alpha saya sudah memperketat kamar luna, dan penjagaan lainya.." ucap Brave sedikit berbisik. Brave adalah beta dari Alex. Alex hanya menanggukkan kepalanya.

Alex nampak gagah memakai baju zirahnya sembari menggenggam pedang dengan ukiran burung phoenix sebagai lambangnya. Pedang tersebut pemberian Angelo.

"Apa kabar sayang.." ucap Pricil dengan senyum liciknya.

"Sadar Pricil sadar! Kenapa kau seperti ini? Kau hancurkan hidupmu demi ambisimu.. " Alex berusaha memberitahu sahabatnya agar tidak terjerumus terlalu jauh.

'Alex.. aku tahu kelemahannya. Kau lihat gelang dan kalung yang dia kenakan? Itulah kelemahannya, dalam bandul itu tersimpan kekuatan hitam yang kuat.. kau harus menghancurkannya agar Amely tidak mengorbankan hidupnya..!' sebuah suara yang sangat familliar di telinganya.

Alex menatap kearah Pricil. Pricil mengenakan gaun hitam panjang dengan aksesoris senada. Gelang dan kalung itu memiliki batu permata yang berwarna hitam. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Tangan putihnya menggenggam sebuah pedang hitam.

"Angelo..?" gumamnya. Alex memandang sekitarnya namun dia tidak menemukan malaikat yang dia cari. Wajahnya memandang langit, berusaha mencari Angelo. Nampak sebuah burung berwarna putih yang sangat cantik sedang menatapnya.

"Angelo.. lindungi Amely selagi aku perang..!" ucap Alex. Burung putih yang di yakini sebagai Angelo perlahan hilang bersama cahaya putih.

"Kau mencari apa sayang?" suara licik Pricil terdengar lagi. Alex hanya menatapnya tajam.

"Kalian serang!!" teriak Pricil. Para makhluk itu memulai peperangan ini. Alex dan Pricil sebagai pemimpin peperangan itu mulai bertarung. Suara sentuhan pedang terdengar memenuhi wilayah peperangan ini. Kedua pedang bersentuhan menimbulkan suara yang khas.

"Sadarlah Pricil sadar!" ucap Alex di sela pertarungan.

"Kau yang memulainya dulu Alex Dane Heaton. Kau membuangku setelah menemukan malaikat itu.. Inilah akibatnya!" balas Pricil di sertai senyumannya. Pricil telah berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya, sebelum dia mengenal sihir hitam. Dia adalah peri air, kekuatannya sangat besar. Namun setelah mengenal ilmu hitam dia menjadi penyihir meninggalkan dunianya demi sihir hitam itu. Kekuatan peri dari dalam dirinya memudar seiring dengan kuatnya sihir hitam di dirinya.

"Kau berubah, kau bukan Pricil sahabatku yang dulu!" Alex berujar lagi.

"Yah aku berubah karenamu Alex, aku mencintaimu juga membencimu. Karena kaulah aku seperti ini..!" balasnya. Sebuah cahaya hitam keluar dari tangannya mengarah pada Alex. Alex dengan gesit menepisnya dengan pedang yang dia genggam. Sihir itu terhempas jauh menghantam udara kosong.

"Boleh juga pedangmu Alex. Kau dapat benda itu darimana?" Pricil memperhatikan pedang itu dengan teliti. Menatapnya lekat lekat dari ujung ke ujung.

"Pedang Orion Klan Gabrill? Darimana kau dapatkan benda itu sayang?" ucap Pricil tersentak namun tertutup sikap dinginnya.

"Kau tidak perlu tahu.." balas Alex tak kalah dingin.

'Shit. Pedang itu masih ada, aku kira itu hanya benda legenda. Aku tidak boleh kalah..' batin Pricil.

Peperangan terus berlangsung. Di tempat lain Amely sedang diselimuti rasa khawatir dan takut. Amely mondar mandir dengan rasa yang tidak menentu. Tiba tibs seekor burung putih yang sangat cantik hinggap di jendela kamarnya.

**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**

Hola..! Digantungin nih.. maaf yah. Ini chapter kedua, chapter ketiganya dilanjut part 9 yah.

Salam
~kimjihyun752

My Alpha [REVISI]Where stories live. Discover now