🐺25_🐺

1.4K 89 11
                                    


"Dengan kata lain yang membunuh Cetta saat pesta itu?" Peter menatap Brave penuh tanya.

"Iya, dia adalah suruhanku! Saat aku kembali dengan hasil yang gagal, Drack memintaku mencarimu dan membunuhmu. Makanya waktu itu aku hampir saja.." Brave tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah lupakan saja! Terus apa yang harus kita lakukan saat ini? Kita tidak tahu di mana Cetta sekarang!" tanya Peter.

"Bagaimana kalau kita juga ikut berlatih? Perang itu mungkin akan terjadi sebentar lagi, kalau kita tidak bisa apa apa bagaimana kita akan ikut membela?" usul Jesslyn.

"Kau benar Jess!"

"Tumben sekali kau pintar adik kecil!" puji Peter.

"Aku akan ke hutan sekarang! Jaga diri kalian!" Brave bangkit dari duduknya, tangannya menutupkan jubahnya ke kepalanya.

"Ada apa kak?"

"Kemungkinan ada yang akan membunuhku di sana!"

"Kenapa? Dan siapa?"

Kakak adik itu di buat penasaran dengan apa yang di katakan Brave.

"Persiapan Drack sudah cukup sempurna, hanya tinggal darah seorang vampire. Satu satunya vampire yang bekerja dengannya hanyalah aku. Sedangkan sekarang aku sudah menghianatinya, pasti dia menyuruh Zyla atau yang lain untuk membunuhku!" balas Brave.

"Tapi kenapa di hutan?"

"Karena di hutan aku memiliki markas kecil yang aku gunakan untuk menyusun rencana!" balas Brave.

"Hati hati kak!" Brave menganggukan kepala.

Seketika Brave menghilang dari ruangan tersebut. Peter dan Jesslyn saling berpandangan.

"Rissa aku akan menyusulnya! Kau hati hati di sini!" Peter meraih jaketnya, memutar kedua matanya kebelakang kemudian seketika dia sudah hilang dari pandangan Jesslyn.

Brave sudah sampai di hutan yang dia maksud tadi, dia bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Matanya tidak lepas memandang seorang perempuan yang jaraknya tidak jauh darinya.

"Dimana aku harus mencarinya?" tanya perempuan tadi yang tidak lain adalah Zyla. Dia nampak bimbang sekali, gerak geriknya juga menunjukan bahwa dia sedang gelisah.

"Mencari sesuatu nona?" Brave keluar dari tempatnya bersembunyi, jubah yang menutupi kepalanya dia biarkan saja.

"Brave? Kau kah itu?"

"Zyla apa yang kau lakukan di sini!" Brave menyibakkan jubahnya berjalan mendekati Zyla dan duduk di dekatnya.

"A..ku aku!"

"Aku sudah tahu Zyla! Kau butuh darah vampirekan? Dan Drack menyuruhmu membunuhku?" tebak Brave.

Zyla menatap wajah Brave penuh keterkejutan krena dia tidak pandai menyembunyikan keterkejutannya.

"Tidak usah kaget! Mereka memang busuk! Semua yang ada di kastil itu busuk!" cemooh Brave.

"Maafkan aku.."

"Jika kau mau bunuh saja aku! Tapi sebelum itu apa kau yakin dengannya?" tanya Brave.

"Aku.. aku tidak tahu! Yang jelas aku berhutang banyak padanya! Aku juga tidak akan membunuhmu!" balas Zyla kebingungan.

"Kenapa?"

"Dia yang memberiku nyawa dan menghidupkan keluargaku kembali! Aku akan cari vampire lain untuk menggantikanmu?" balasnya terdengar sedih.

"Kenapa?"

"Aku tidak mau temanku mati!" bohong Zyla.

'Teman? Aku pikir alasan kau tidak mau membunuhku karena kau menyayangiku Zyla!' batin Brave.

My Alpha [REVISI]Where stories live. Discover now