prolog

14.1K 426 62
                                    

***

Los Angeles.

Di bulan Desember, butiran-butiran salju seringkali turun pada malam hari, memperindah pemandangan kota Los Angeles. Seorang pria dengan santainya berjalan pelan menyusuri gang kecil di sudut kota. Di tengah jalan pria itu berhenti sejenak untuk membersihkan ujung rambutnya dari butiran salju yang menempel. Sesaat setelah rambutnya bersih dari salju, si pria kembali berjalan menuju sebuah halte diujung gang.

Di musim dingin, kebanyakan orang yang bepergian akan mengenakan baju hangat, begitu pula dengan pria bermata biru tadi. Dia mengenakan mantel panjang berwarna gelap senada dengan celana yang dia pakai. Bus kota yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri. Bus berwarna biru itu, berhenti tepat di depan halte. Rombongan manusia yang tak saling kenal mulai menaikinya. Walaupun tak saling kenal, tapi tujuan mereka sama, yaitu menghangatkan diri ketika sampai di rumah. Begitu pula dengan pria tadi.

Pria bermata biru itu duduk di dekat jendela bersama seorang gadis berseragam sekolah yang tengah membaca buku. Pria itu melirik ke arah si gadis berseragam, terpampang jelas raut wajah serius kala gadis itu tengah membaca buku berjudul 'Twalight' dicover buku yang sedang dia baca. Pria itu tersenyum pahit sembari menatap luar kaca jendela.

'Heh.. kisah bualan itu masih tersebar luas. Apa istimewanya? Cerita seorang vampire yang hidup ratusan tahun berkulit pucat bernama Edward Cullun itu..? Tidak masuk akal' batin pria tadi.

Pria bermata biru, berambut seputih salju tersebut tidak pernah tertarik dengan topik yang berbau legenda, mitos atau cerita fiksi lainnya.

Angkutan itu berhenti di sebuah halte, pria tersebut turun dengan beberapa orang yang ada di angkutan tersebut. Pria tadi melangkahkan kakinya menyebrang jalan dan menyusuri gang kecil. Hembusan napasnya bercampur dengan udara. Earphone menggelantung di telinga pria itu.

"Dane!"

Dane Damarion Sherwood namanya. Pria pemilik rambut seputih salju, bermata saphire blue itu menghentikan langkahnya. Dane menoleh ke belakang, menatap seorang remaja yang tengah berlari menghampiri dirinya.

"Ada apa?" tanya Dane sembari melepas earphone di telinganya.

"Kau mau ke mana? Adikmu mencarimu."

"Biarkan saja," ucap Dane. Dia melangkah meninggalkan remaja tadi.

"Hei, kau belum menjawabku. Kau mau ke mana?"

"Memburu."

Mendengar balasan Dane, remaja bermata hazel itu menggelengkan kepala. Dia berjalan menyusul Dane.

"Sudah kubilang hentikan perbuatanmu. Kau sama saja dengan kriminal jika terus lakukan hal itu. Perbuatanmu itu merugikan banyak orang, Dane."

"Tapi aku muak dengan semua itu, Mark."

Mark terdiam. Sebenarnya Mark tidak suka dengan kelakuan Dane yang bisa di bilang tindak kejahatan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menasihati saudaranya itu. Setiap tengah malam, Dane selalu mencuri barang-barang berbau vampire, werewolf atau makhluk mitos lainnya. Barang-barang yang dia curi bisa berupa buku atau pernak-pernik yang banyak di jual di toko. Setelah mencuri, Dane selalu membakar barang-barang itu tanpa terkecuali. Dia juga tak segan untuk membakar toko yang dia anggap aneh.

Ketidaksukaannya kepada mitos membuat Dane tumbuh menjadi orang dingin, sensitif, jarang bersosialisasi dan pendiam.

"Kenapa? Apa menariknya Edward Cullun itu?"

"Edward Cullen, Dane. Bukan Edward Cullun. Kalau Leen mendengarnya, kau bisa diamuk."

"Leen, dia sangat bodoh tertarik pada vampire itu."

"Sebodoh apapun Leen dia tetap adikmu, Dane."

"Up to you. Kenapa kau membuntutiku, Mark? Sana pergi," usir Dane.

Mark hanya menurut. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun Mark mempercepat langkahnya meninggalkan Dane.

"Kau mau ke mana? Mau menguntitku?" tanya Dane ketika sadar arah jalan mereka sama.

"Hah, menguntitmu? Enak saja, aku mau pulang. Kau tidak lupakan arah jalan pulang, Dane?"

Sial, bocah ini—batin Dane ketika sadar dia juga mau pulang.

***

Arghh. Persetanan dengan semua ini membuatku gila, mimpi aneh apa lagi ini? Ke mana tubuh atletisku? Kenapa tubuhku jadi mungil kecil seperti ini?— batin seorang bayi laki-laki yang baru lahir.

Suaraku kenapa jadi begini? Ada apa denganku?— keluhnya hanya terdengar tangisan khas bayi dari mulut mungilnya.

************************************

My Alpha [REVISI]Where stories live. Discover now