🐺46_🐺

775 28 2
                                    

"Tuan, sepertinya sudah waktunya kita beritahu dia." kata Dingo.

Franklin terdiam sesaat, yang

dikatakan Dingo memang ada benarnya. Tetapi hati dan pikiran Franklin tidak sejalan, membuat dia bimbang.

"Tapi masih ada satu hal yang perlu kita selesaikan, sebelum kita memberitahu semuanya kepada Cetta."

Dingo menurunkan Franklin dari pundaknya. "Apa, Tuan?"

"Kita harus mencari Liontin Biru milik Gakasha, dan memakaikannya pada dia sebelum dia terbangun." Franklin menatap makhluk berbulu yang tengah tertidur di hadapan mereka.

Dingo dan Franklin adalah makhluk yang diciptakan Gakasha khusus untuk melindungi inkarnasinya kelak. Namun di samping itu juga, mereka harus mengumpulkan semua barang milik Gakasha yang tersebar di muka bumi. Pusaka, liontin maupun semua benda lain milik Gakasha menyimpan energi dan kekuatan yang besar. Kekuatan benda-benda itu akan mengikuti sifat dan karakteristik sang pemilik. Maka dari itu akan jadi bencana jika jatuh ke tangan yang salah.

"Anda benar. Jadi kita harus pergi ke samudra?"

Franklin mengangguk. "Tapi sepertinya tidak sempat."

"Kenapa?"

"Cetta."

Kedua makhluk itu mencium bau Cetta dari kejauhan, mendekati gua tempat mereka tinggal. Dingo menggendong Franklin di pundak kirinya. Dia melangkah mendekati bibir gua.

"Dugaan kita benar." Franklin mengangguk.

Walaupun lembah mereka tertutup kabut, tetapi jarak pandang Dingo dan Franklin sangat baik. Mereka dapat melihat Clark terbang mengitari lembah. Tak beberapa lama Clark mendarat di depan Dingo dan Franklin. Mendaratnya Clark membuat dedaunan kering di tanah berterbangan.

"Woah! Keren!"

"Tidak ada gunanya kau pamer dengan mereka!"

"Aku sedang tidak pamer, hanya sedang memuji diriku sendiri. Lelah sekali, cepat kita ganti shift!"

Kedua sayap Clark mulai menyusut dan menghilang dari balik punggungnya. Bulu-bulu putih nan lembut itu pula mulai menyusut bergantikan kulit putih Cetta yang terbalut pakaian. Tak beberapa lama wujud Clark telah berganti Cetta seutuhnya.

"Anda datang tepat waktu, Tuan." Franklin turun dari pundak Dingo.

Cetta menaikkan alis. "Tepat waktu?"

"Masuklah!" Cetta masuk ke dalam gua mengikuti Franklin. Sementara Dingo menutup kembali sekitar gua dengan kabut putih.

"Ada masalah apa sehingga kau datang kemari?"

Cetta ikut duduk di bebatuan berhadapan dengan Franklin. Cetta merasakan ada kekuatan besar dari dalam gua, bukan dari Franklin maupun Dingo. Cetta tahu mereka berdua juga kuat, tetapi kekuatan yang Cetta rasakan lebih kuat dari mereka.

"Kau pasti sudah tahu. Katakan!"

Dingo datang menghampiri mereka. Dia duduk di sebelah Franklin. "Apa karena legion?"

Cetta menatap Dingo sesaat sebelum menganggukkan kepala. "Apa kalian tahu sesuatu?"

"Aku tidak bisa menjelaskan secara detail, Cetta. Tapi kalau kau tanya benar atau tidaknya ramalan tentang legion, maka jawabannya benar. Ramalan itu benar-benar akan terjadi. Bahkan Gakasha percaya dengan ramalan itu." Terang Franklin tanpa ada kebohongan dari perkataannya.

"Kapan akan terjadi?

Franklin menggelengkan kepala. "Entah."

"Satu lagi, apa kau ta--"

My Alpha [REVISI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat