Friendship Beetwen Love, Arc 07

72 15 7
                                    

"Huh, Rese"

Pemuda itu, yang berambut hijau dan menggenggam pisau. Sudah terlihat tenang ketika menyaksikan segala yang terjadi. Tenang dan mematikan. Mematikan juga sangat kejam.

"Flippy..." Kata Flaky

"Siapa yang kau panggil, Hah!? Nama mayat?" Flipqy tertawa, tertawa menertawakan dirinya yang lain. "Seharusnya kau tahu, dia tak akan bisa kembali lagi!!"

"Kau..."

"Tentu aku tak melakukan apapun" Seru Flipqy lagi "Flippylah yang melakukannya, dia menyerah! Selama dia masih menyerah, tubuhnyalah yang menjadi tubuhku! Haha!"

Flipqy melompat, kakinya berayun tangkas menyapu tanah. Sekejap saja dia sudah berhadapan dengan Splendid, melayangkan tinju tepat kehadapannya.

Splendid terkena, dia terpelanting ke belakang. Tapi dalma waktu yang sekejap pula, dia menjegakl kaki Flipqy hingga ambruk. Tanah bertebaran. Splendid mendorong Flaky agar dia tak terlibat lebih jauh. Lahan kosong yag dipenuhi debu itu makin panas ditambah dengan sengatan matahari yang tiada henti-hentinya.

"Tunangan, ya?" Flipqy bangkit, melakukan satu kebasan mematikan dengan pisau, Splendid menahan pergelangan Flipqy dan memukul bahunya hingga pisau Flipqy terjatuh. Sayang Splendid luput memperhatikan satu tangan yang lain, tangan itu memukul perut Splendid secara telak.

"Kau terkejut?" Sindir Splendid sambil mengambil nafas

"Yah, sedikit"  Flipqy terengah-engah.  "Itu bukan berita baik"

"Kau cemburu?"

"Sampai begitu ingin membunuhmu!" Gerakan Flipqy yang sekejap kilat tak bisa dipandang sebelah mata. Sosok yang sehari-harinya pendiam, tenang dan sangat alien kini bergerak secepat monster. Hanya ketenangannya yang tidak berubah. Flipqy memangsa dengan membabi-buta.

Sambil bertahan, Splendid terus memprovokasinya "Kupikir kau hanya menganggapnya sebatas teman."

"Jangan salahkan diriku yang lain yang tetap bertahan dengan ke-jaim-annya hingga akhir. Dia bego. Bego luar biasa. Begitu bego hingga membuatku bisa mengambil alih tubuhnya sementara dia lengah" Flipqy beringas memukuli Splendid yang menahan diri dengan tangannya, sejenak serangannya melemah.

"Kau lengah!" Splendid merenggut tangannya, hampir membanting Flipqy seandainya saja Flipqy tak menguasai keadaan. Flipqy mengayunkan kedua kakinya, salto, menendang punggung Splendid. Splendid berkelit cepat. Flipqy bermain curang dengan menyemprotkan tanah ke muka Splendid.

Flipqy berjalan perlahan ke Splendid yang terbatuk-batuk di tanah.

"Dia mencintainya, kau tahu!? Kami mencintainya! Apa yang dia cintai tentu aku juga-! Bedanya, dia tolol! Tolol-stress memikirkan perasaannya pada si ketombe itu! Padahal dia tak boleh stress atau aku akan keluar! Dia tahu itu seyakin-yakinnya!"

"Jadi, intinya kau tahu bahwa kau itu berbahaya, Flipqy?"

"Apa menurutmu aku laki-laki baik, pendiam, seperti alien dengan nilai yang selalu bagus sama seperti dirinya?" Flipqy tertawa "Tak ada monster yang seperti itu"

Flipqy memungut pisaunya yang terjatuh, kemudian menendang Splendid.

"Sok pahlawan banget... tapi lemah, huh!" Flipqy memberikan satu jejakan lagi.

"Ugh!"

"Apanya yang pahlawan, apanya yang tunangan! Kau bahkan lebih lemah dariku, kau lebih lemah darinya!"

"Kau..." Splendid menggeram "Kau... sebenarnya, marah dengan siapa?"

"Hah?"

"Yang kaubicarakan... se-seakan-akan... kau marah dengan sesuatu... apa kau... marah dengan dirimu sendiri?"

I Was My AsensiorektaWhere stories live. Discover now