Transparent Memory, Arc 2

325 27 7
                                    

"Aku sudah tidak diperlukan lagi..." aku bergumam

"Bukan sesuatu yang buruk jika aku mengakhirinya disini"

Aku menatap langit Dari kejauhan

Sepatu hitamku telah melangkah setapak lebih laju, seraya memegang jeruji atap

Aku sudah membulatkan tekad

"Dengan ini berakhirlah semuanya..."

Aku memanjat pagar lebih tinggi. Aku sudah tak ingin peduli lagi, dunia ini,kehidupan ini. Perjalanan ini. Semuanya hanya terlalu menjemukan.

Aku hanya ingin berhenti

Selembar kertas ujian bernilai sempurna yang baru saja kudapatkan, kugenggam erat-erat. Aku tidak berharap untuk menyimpannya saat saat ini, yang ada hanyalah perasaan sedih dan tak senang, menenggelamkan.

"Aku mulai" ujarku seraya melompat

"Tidak! Hentikan!!!" Flaky berteriak, seluruh penjuru letak menjadi terkejut mendengar lengkingannya. rupanya dia menonton drama sembunyi-bunyi dibelakang kelas. dengan nakalnya ia taruh handphone dikolong dan ia gunakan earphone supaya sang suara tak lari kemana-mana. Flippy yang duduk disebelahnya hanya bisa mengelus dada pura-pura tidak tahu.

"Bodoh" ucap Flippy lirih, bersamaan dengan rengekan Flaky ketika Handphonenya dirampas.

@@@

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

Jam menunjukkan waktu istirahat, seluruh siswa pergi meninggalkan kelas, banyak dari mereka yang menuju kantin, menuju taman, ataupun menjadi patung seraya membaca buku di perpustakaan. sebenarnya Flippy sendiri adalah anggota dari para patung tersebut, tetapi entah kenapa, kali ia turuti saja permintaan Flaky untuk menemaninya -curhat- di kebun kecil belakang bangunan sekolahnya. Itu jauh lebih baik daripada ditegur pustakawati karena Flaky itu berisik.

"Apa? Tentu saja Handphoneku! Tolong aku dong Flippy, ayo dong. kalo bisa, nanti setiap hari aku panggil kamu ganteng deh!"

"Hentikan!" Flippy memandanginya jijik "itu membuatku terdengar lebih buruk saja"

"Gapapa, ntar kalau kamu jadi galau, pasti keren. Berdiri di atap, rambut yang bergoyang-goyang diterpa angin. sambil membawa secarik kertas kenangan dari dia, aduh manisnya!" Flaky memerah "Itu mengingatkanku akan drama yang tadi kutonton. Kisah dari anak dari sepupu dari keponakan istri selingkuhan suaminya. Dia menjadi sedih karena kesepian, tetapi nanti akan ada tokoh heroine yang datang menyelamatkannya dari belakang, bagaimana menurutmu?"

"Aku tidak peduli"

"Eh... ayolah, dengarkan sedikit saja" Flaky bersiap membuka mulut, Flippy bertindak lebih cepat. Dia berdiri dan berkata "Kalau begitu, lebih baik kita segera ke ruang guru. Aduh kamu ini, sampai kapan kamu akan bersikap seperti itu?"

Flaky hanya cekikikan.

"Bukannya Mr.Lumpy itu juga ayahmu? Diakan tadi juga yang menyitanya, lebih baik kamu minta saja halus-halus. pasti diberi."

"Ayah gak bakal mau ngasih. Soalnya dulu aku juga pernah ketangkep dan aku janji supaya tidak menonton lagi di kelas, tapi asyik sih, jadi minggu ini aku nonton lagi!" Flaky kegirangan

"KAMPRET" Flippy misah-misuh. tetapi ucapannya berhenti ketika melihat seseorang yang datang di belakangnya. Mr Lumpy, ayah Flaky. Datang membawa setumpuk peralatan berkebun yang kotor dan sepertinya tak pernah dirawat. Mr.Lumpy datang mengenakan jaket lab, celana hitam panjang dan dasinya terlihat berantakan. Firasat flippy benar, dia pergi mengarah ke arah mereka, dan betapa terkejutnya dia melihat anaknya sedang asik berduaan dengan seorang lelaki. Ditariknya lengan Flaky dan kemudian mereka saling berbisik-bisik. Suara mereka sangatlah pelan sehingga suara belaian angin jauh lebih keras terdengar daripada suara mereka. kemudian Mr.Lumpy maju, menelaah setiap bagian dari Flippy. Mendadak Mr.Lumpy berhenti dan menatapnya.

"Siapa namamu?"

"F-Flippy"

"Kamu dari kelas?"

"Kelas X-E, sekelas dengan anak anda pak"

"Kamu kenal?" dia bertanya ke arah Flaky, yang ditanya justru menoleh kebelakang. Tak ada siapa-siapa. Dia kemudian memandangi Flippy dengan wajah bodoh.

"Siapalagi kalau bukan kamu, ketombe" ucap Flippy kesal

"Ah, aku toh" Flaky mengangguk. "Iya ayah, aku mengenalnya."

"Bagaimana hubunganmu dengannya?"

"Hubungan kami sangat dekat!"

"APA!?" Mr.Lumpy melotot tak percaya hingga Flippy menjadi merasa risih.

"Apa saja yang sudah kaulakukan dengannya?"

"Banyak hal, kami sering belajar bersama. dan dia selalu memperlakukanku dengan baik sekali."

"Apa? kau diperlakukan dengan baik sekali? apa kau benar-benar menyukainya?"

"Ya, ayah. aku amat menyukainya." Mr.Lumpy tertegun. Kemudian dia kembali menatap Flippy. Seolah menyerah, dia membuka mulut dan berucap

"Kupercayakan putriku baik-baik"

Kemudian Mr.Lumpy berlalu, dan Flippy benar-benar sadar bahwa mereka sedang sangat salah paham!
Parahnya lagi, Flaky tersadar bahwa dia lupa menanyakan tentang keadaan handphonenya.

@@@

(Gambar Mr.Lumpy)

Sumber : Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sumber : Pinterest

I Was My AsensiorektaWhere stories live. Discover now