Sebuah Kisah Toothy

75 13 0
                                    

Toothy melangkah memasuki mobil.

Waktu : 2 Jam sebelum Toothy ditemukan meninggal di dalam mobil.

Toothy melangkah memasuki mobil setelah mengangkut Splendid yang dalam keadaan kebingungan, sejauh yhang Toothy tahu, dia memprediksi Splendid baru saja membaca brosur mengenai dirinya di taman. Mungkin beritanya di masa lalu, ketika dia masih penjahat berandalan yang hobi menembaki anak kecil dengan senjata.

Yah, itu masa lalu. Tetaplah masa lalu tertinggal di masa lalu menjadi kenangan. Masalahnya, yaaa... apabila sampai tersebar polisi. Dan Toothy sudah berpengalaman berurusan dengan mereka sebab kejahatannya dulu, dan Toothy menyesal sudah berurusan dengan kejahatan. Berhenti merupakan sebuah akhir yang lebih cocok untuknya.

Sekarang, inilah Toothy, hanya Jurnalis tak terkenal. Biasa, sangat biasa. Mirip orang pada umumnya, mungkin ini bentuk penyia-nyiaan terhadap talenta, tapi Toothy menerimanya saja.

Lagipula, disini dia bertemu dengan teman semasa sekolahnya, Splendid. Itu mebangkitkan kenangan. Toothy sudah merasa cukup dengan hal tersebut, meskipun Toothy tak pernah membongkar dirinya adalah Splendon, kawan seperjuangan Splendid.

Melakukan kejahatan itu hal bodoh, apalagi jika kau tertangkap oleh seorang anak kecil yang memukulimu dengan ganas. Itu aib. Kasus terakhirnya membuat Toothy kapok. Bocah tengil yang memukulinya hingga sekarat, belum lagi genap tamat Sekolah. Dia bahkan menduga anak berambut hijau itu masih kelas dua-tiga SD, atau lebih muda, dia memukuli Toothy hingga terpojok, lalu menelpon polisi. Sungguh anak setan yang cerdik.

Toothy masih punya setumpuk penyesalan kembali, dan semuanya akan menjadi terlalu panjang jika diceritakan. Terutama jika menyangkut Russel, Gebetan kawannya, Splendid.

Dialah yang menembak wanita itu hingga mati, tewas.

Masih kurang, Seolah-olah Toothylah yang merencanakan insiden penembakan Russel. Itulah penyesalan paling utamanya. Toothy terus menyalahkan diri sejak hari itu, untuk menghilangkan stress, dia menembaki anak-anak kecil dengan senjata senapan angin. Karena ulahnya, hampir semua orangtua di kota was-was, anak kecil dilarang pulang sendirian. Hansip-hansip patroli setiap malam dan pos ronda meningkat aktivitasnya. Semuanya terjadi. Toothy menyukai semua kekacauan yang telah dibuatnya hingga dia tertangkap. Dan sekarang, hanya tersisa penyesalan.

Saat ini, satu-satunya jalan agar dia bisa menebus kesalahan tersebut, adalah hidup normal. Dia jadi pantang menggunakan kejeniusan supernya untuk hidup, dia hanya memakai sedikit. Dia tak peduli lagi seberapa membosankan atau menyenangkannya hidup, asal dia normal, itu sudah baik. Hidup normal saja sudah cukup.

Tapi, segalanya mengenai 'Ular' sudah terlalu mengusik.

'Ular' itu, 'Ular' yang menyebabkan banyak sengsara.

Bagaimana dia bisa tahu? Tentu karena Toothy tahu segalanya, dia tahu banyak hal, bahkan hampir segalanya. Dia bisa menyombongkan diri menebak apa yang kau makan kemarin malam, siapa nama orangtuamu, berapa kali kamu gosok gigi per hari, menebak siapa anak keturunan bangsawan tak terkenal terakhir suku Austria atau menebak nama obat yang susah dieja. Dia Tahu!

Dia juga tahu bahwa 'Ular' terlibat dalam kasus Miss Lammy, dan dia sudah menduga siapa 'Ular tersebut.

Hari ini juga, dia mengundang agar terduga 'Ular' itu naik mobil bersamanya.

Toothy memulai menjalankan rencana, dia meminta Splendid meminum obat bius. kemudian menurunkan Nutty dari mobil.

Waktu telah menunjukkan Satu jam sebelum kematian Toothy.

Orang yang diundang itu masuk, dia nampak biasa. Senyumnya ramah, dia masuk sambil mengibaskan bajunya yang terkotori baju bulu binatang.

"Halo" Katanya ramah, Toothy bersikap sedemikian samanya.

I Was My AsensiorektaWhere stories live. Discover now