Journalist Blossom, Arc 02

118 18 0
                                    

Jalanan berbicara liar mengeluarkan gelombang-gelombang yang memanggang kulit. Pantulan cahaya matahari sangat panas, pantulannya juga membuat mata sakit. Sekilas Splendid mendapati fatamorgana pada aspal-aspal tersebut. Dia mendapatkan tugas wawancara. Mobil keren milik kantornya sudah diambil alih Toothy untuk 'keperluan yang amat penting'. Dia mengendarai sepeda dengan lidah terjulur-julur. Tatapan letihnya bagai mata ikan mati.

Splendid sampai di rumah bertingkat tiga kepala sekolah Happy Tree Academy. Dandanannya amburadul. Dia melemparkan dirinya ke dinding, dia rehat. Ditenggaknya habis Coca-cola botolan. Lidahnya mengecap rasa amat pedas.

"TOOTHYYY!!!" Bentaknya begitu saja. Dia dikerjain lagi!

 Splendid nyerah, pasrah ama nasib. Dengan bibir merah, wajah kotor, dandanan karyawan yang kayak baru kejaring razia, dia memencet bel pintu. Splendid melempem. Anak laki-laki berusia belasan membuka pintu, mata Splendid bertemu dengan matanya.

"Siapa?"

"Kau juga, siapa?" Splendid membalas "Aku tak tahu Kepala sekolah Happy Tree Academy punya anak laki-laki setinggi ini"

"Bener kok, emang enggak" Balasnya kalem. Dia membuka gerbang.

"Aku Splendid, yang bertugas meliput berita kematian di sekolahmu" Splendid mengeluarkan kartu namanya. 'Aku ingin bertemu Mr.Lumpy"

"Ada sih... tapi mungkin harus nunggu. Biar kupanggilkan yang punya rumah. Mari masuk" Si anak laki-laki berlaku sopan. Splendid cukup kagum dengan peranti rumah Mr.Lumpy.

"Flakyy... ada tamu tuh" Seru si anak laki-laki masuk kedalam. Dia naik tangga, secara bersamaan juga muncullah dua anak kecil.

"Ah, temennya kak jones!" Tunjuk yang cewek. "Halo, Giggles kenalan dong!"

"Itu kan kakak monster!" Si Cuddles naik ke atas meja. "Giggles, hati-hati!"

"Gapapa Cuddles, kakaknya baik kok kalo sama Giggles, kan kan?" Giggles lompat-lompat kegirangan. Pita jumbonya bengkok terbawa arus udara.

"Kalian Giggles dan Cuddles?" Mereka mengangguk "Ayah kalian mana?"

"Di sekolah. Belom polang" Jawab Cuddles "Palingan sejam lagi. Jam dua mesti ayah pulang makan siang di rumah"

"Ada yang masak?" Tanya Splendid

"Kakak Flaky yang masak." Kata Giggles. Dibelakangnya telah muncul seorang gadis, terlihat bahagia. Berambut merah serta kaya akan ketombe.

"Mas mau wawancara? Maaf ya, Ayah hari ini berhalangan" Si gadis yang sepertinya dipanggil Flaky itu menunduk. Dibelakangnya si anak laki-laki membawa baki berisi sirup. "Ayah ada rapat bulanan"

"Yaahhhh" Cuddles dan Giggles cemberut berbarengan.

"Kalau begitu, bagaimana jika... kau yang diwawancara?" Dia menunjuk Flaky "Kau anaknya, ceritakan saja semua yang kau tahu dari ayahmu"

"Eeh, aku? Tidak... aku gak tau apa-apa..."

"Sedikit saja" Rajuk Splendid

"Permisi" Gelas dihentakkan hingga berbunyi nyaris, meja bergetar. "Aku saksi dari acara tersebut. Kau bisa bertanya padaku" Si anak laki-laki bernada agak ketus. Mereka duduk berhadap-hadapan.

"Aku, Flippy" Tangan kami berjabatan. Splendid merasa dia tercengkram saat teman wanitanya  Splendid lirik.

Flaky hendak memutar ketika Flippy tiba-tiba saja menarik rambutnya. Kepala Flippy tak menoleh, mukanya datar. "Mau kemana kamu? Yang punya rumah kok ilang seenaknya sendiri?"

"So-sorry... Iya! Iya! Aku gak akan ninggalin kamu buat nonton drama. Iya-iya, aku temenin!" Suaranya meringis kesakitan.

Splendid melontarkan pertanyaan dan jawabannya kosong. Tetap sama. Kasus tak berkembang menuju arah yang lebih menarik.

"Miss Lammy tersungkur menghadap langit-langit, tak ada yang lebih?"

"Seingatku, cukup. Tak ada yang lain"

"Kamu sudah lama disini kan? Apa kita pernah bertemu?" Tanya Splendid, Flippy menoleh.

"Di jalan kali" Jawabnya acuh tak acuh. "Dulu aku tinggal Di Happy Tree Town. Siapa tahu pernah ketemu disana"

Splendid mengaguk, dia berpamitan pergi. Rasanya kok jenuh... Gak ada seru-serunya! Untung matahari sudah sembunyi di barat. Tinggal seperempat jalan menuju malam. Splendid pergi ke kounter pulsa, lalu masuk swalayan membeli sekaleng kopi kotak. Diminumnya sang kopi sambil membaca iklan lowongan pekerjaan di gang-gang sempit. Ada juga tempelan koran, beritanya macam-macam. Korupsi, berita konyol seorang ayah meninggalkan istrinya di warung saat mudik, kasus penyerangan anak-anak dengan pistol. Semuanya berita usang.

Langkah Splendid terhenti, dia mundur. Ada satu potret, potret orang yang tertangkap pelaku sebagai penyerang anak-anak, lalu ada foto-foto korban.

Splendid yakin seyakin-yakinnya, bahwa salah seorang korban tersebut adalah Flippy.

Tapi pelakunya adalah Toothy!

Saking bengongnya Splendid, dia tidak sadar bahwa kopi kotakannya terus mengalir ke tanah hingga habis. Mengotori sepatu dan kaus kakinya.


I Was My AsensiorektaWhere stories live. Discover now