Rindu

3.5K 437 61
                                    

Vina terbangun ketika merasakan getaran hebat di ranjangnya. Ia menoleh ke samping, pada Shani yang sedang tidur tampak tidak tenang. Tubuhnya bergetar, keringat mengalir di sekitar wajah dan pelipisnya.

"Shani!" panggil Vina mengguncangkan tubuh putrinya itu agar terbangun dari tidurnya. Pada guncangan ke tiga, Shani terbangun dan langsung berhambur ke dalam dekapan Vina. "Mimpi buruk lagi?" tanyanya mengusap lembut punggung Shani yang masih bergetar.

Ini bukan pertama kalinya Shani terbangun tengah malam hanya karena mimpi buruk, kadang saat terbangun Shani menangis tersedu-sedu tanpa alasan yang jelas. Itu alasan kenapa Vina akhir-akhir ini tidur di kamar Shani, ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada putrinya ini.

"Kak Ve mana?" tanya Shani melepaskan pelukan lalu menatap Vina sendu, bola mata Shani memerah, pun dengan hidungnya. Keringat terlihat jelas membasahi wajahnya.

"Kakak kamu lagi dicari sama Papa." Vina mengusap lembut pipi Shani yang sudah basah karena keringatnya.

"Mereka bertiga ninggalin aku, Mam." Nada suara Shani bergetar, matanya nyalang menatap kosong pada dinding kamarnya. "Mereka tega ninggalin aku sendiri di sini." Shani menangkupkan sepasang tangan di depan wajah. Isak tangisnya mulai terdengar, memenuhi setiap sudut kamar yang dingin.

Vina menghela napas kasar lalu menarik tubuh ringkih Shani ke dalam pelukannya, "Kak Ve pasti pulang, kita bisa kumpul lagi berempat."

"Kak Viny?! Dia juga pergi! Kenapa aku ditinggalin sama semuanya?!" Shani menarik tubuhnya dalam pelukan Vina lalu bersandar di ranjang dengan nafas terengah-engah. Rasa sakit mencengkram erat dadanya hingga bernafaspun terasa sangat sulit.

"Kamu masih punya Papa sama Mama di sini." Vina menatap Shani prihatin. Sudah sebulan lebih, kondisi Shani belum membaik. Shani memang menjalani aktivitas seperti biasanya tapi senyumannya hilang, kebahagiaannya lenyap, pun dengan sikap manjanya.

"Bilang sama Papa, suruh Mama Marissa bawa kak Viny ke sini." Shani mengusap kasar air matanya yang baru saja menates, ia langsung menatap Vina kemudian menggenggam ke dua tangannya, "aku mohon sama Mama. Pulangin kak Viny ke sini."

"Mama gak bisa, Shan. Kita tidur ya?"

"Pulangin kak Viny," ucap Shani sekali lagi. Alisnya bertautan ketika merasakan sesak di dadanya semakin bertambah. Ia menunduk, menempelkan dahinya di kedua tangan Vina. "A-aku mohon, Mam."

Vina bisa merasakan punggung tangannya basah oleh air mata Shani. Namun ia langsung menariknya kemudian mengangkat sedikit dagu Shani agar menatapnya ke arahnya, "Kamu tidur ya."

"Aku salah apa? Kenapa aku dihukum kaya gini?" Shani memejamkan matanya dan kembali terisak, punggungnya bergetar hebat mengingat tiga orang yang sudah dengan tega meninggalkannya di sini. "Aku gak tau ke mana cinta aku bakal jatuh, dia milih rumahnya sendiri. Aku cuma pengen bahagia." Shani mengepalkan kedua tangan berusaha mati-mati menahan rasa sakit itu. Meski pada akhirnya ia kalah, tangisnya pecah, sangat keras.

Setetes air mata jatuh di sudut mata Vina melihat kondisi Shani yang seperti ini. Ia langsung menarik tubuh Shani, membiarkan Shani menjerit keras dalam pelukannya. Vina memahami apa yang tengah Shani rasakan saat ini, tapi ia juga tidak bisa berbuat apapun. Kebersamaan Shani dan Viny adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi lagi. Ia tidak ingin putrinya tenggelam dalam perasaan salahnya itu lebih jauh lagi.

***

"Mata kamu kenapa?" tanya Fauzi melihat mata Shani yang sembab, lipatan kelopak matanya terlihat jelas, matanya memerah.

"Aku gak kenapa-kenapa." Shani menjawab tanpa menatap Fauzi. Ia menyantap malas roti bakar yang Vina siapkan.

Di meja makan ini, tidak ada lagi Veranda yang selalu menganggu Shani saat Shani sedang makan, tidak ada lagi yang menjahilinya dengan mencium pipinya berkali-kali, tidak ada lagi orang yang bisa ia ganggu ketika sibuk membaca buku meski sedang makan. Shani menggigit bibir bawahnya lalu menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang berlinang di pelupuk matanya.

CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang