4

4.6K 539 18
                                    

"Hari ini kalian satu," ucap Pembina pada semua murid yang sudah berkumpul, "baik yang berbeda kelas atau berbeda angkatan harus berkumpul jadi satu."

"Izin tanya kak." Kinal mengacungkan tangannya tinggi-tinggi

"Iya? Ada apa?" tanya Kakak Pembina itu

"Nal, awas ya kalo nanya macem-macem," bisik Viny pelan

Kinal mengangguk malas lalu memusatkan semua perhatiannya pada Pembina, "Maksudnya berkumpul jadi satu itu gimana? Saya sama adik saya kan murid baru, belum punya kenalan."

"Oh ya? Kalian murid baru?"

"Iya, kita yang manis-manis murid baru," jawab Viny tersenyum

Shani yang mendengar itu langsung menutup mulut menggunakan satu tangannya. Rasa mual seolah menjalar ke perutnya saat mendengar ucapan Viny barusan. Benar dugaannya, tingkat kepercayaan Viny terlalu tinggi.

"Kalian tau? Kita juga di Sekolah punya dua orang adik kakak yang terkenal cantik. Berhubung satu kelompok terdiri dari enam orang, kalian bisa gabung bareng."

"Siapa orangnya?" tanya Kinal menahan senyumannya. Tanpa bertanya, sebenarnya ia mengetahui siapa orang yang dimaksud Pembina itu

Veranda menundukan kepalanya, dalam hati ia terus berdoa agar namanya tidak disebut. Begitupun juga Shani, yang sama-sama memanjatkan doa. Mereka tidak bisa membayangkan jika satu kelompok dengan Kinal dan Viny, pasti akan ada banyak masalah yang terjadi. Namun sepertinya takdir tidak mengabulkan doa mereka...

"Veranda sama Shani."

"Loh kak, aku kan kelas 10 dan kak Ve kelas 11. Kak Kinal sama kak Viny juga ada di kelas yang beda," protes Shani sedikit tidak terima. Tak sengaja pandangannya menangkap pada Viny yang tengah tersenyum puas dengan ekspresi wajah yang sangat menyebalkan. Ia mendelik tajam lalu kembali menatap Kakak Pembina yang berasal dari kelas 12 itu.

"Saya kan udah bilang dari awal, disini kita kumpul jadi satu," ujarnya membuat Shani mengerang kesal karena tidak tau harus mengatakan apapun lagi.

"Ini gak adil," gumam Veranda pelan

"Tau tuh nyebelin banget."

"Dua lagi siapa?" tanya Kinal, "karna kita murid baru, kita boleh gak milih kelompok kita siapa aja? Kalo kita gak betah tar bisa kabur loh."

"Sebenernya gak ada di Peraturan tapi karna ini acara murid dan gak ada campur tangan sama Yayasan jadi bolehlah."

Kinal dan Viny tersenyum lebar lalu berjalan ke tengah-tengah lingkaran besar. Keduanya saling mengedarkan pandangan mencari kelompok yang tepat.

"Kalo Al sama Ali bisa?" tanya Kinal membuat wajah kedua pemuda itu berbinar bahagia

"Gak!!!" teriak Shani dan Veranda secara bersamaan. Al dan Ali yang mendapati itu hanya bisa mendengus pasrah, mengubur semua kesenangan nya yang hanya berlangsung selama tiga detik sebelum ada teriakan itu.

"Harus siswi ya, soalnya kalian bakal satu tenda."

"Katanya semua harus berkumpul jadi satu," gerutu Kinal memutar malas bola matanya. 

Padahal akan seru jika Al dan Ali satu tenda, itu artinya kekesalan Veranda dan Shani akan bertambah berkali-kali lipat.

Viny berjalan menghampiri seorang gadis yang memakai kupluk warna pink. Ia tersenyum lebar lalu mengulurkan tangannya, "Nama aku Viny, aku orang yang humoris dan sangat manis. Kamu mau gak satu tenda sama aku?"

Gadis itu terpaku menatap wajah Viny serta senyumannya yang manis. Sementara Viny mengerutkan dahinya bingung melihat ekspresi gadis itu yang hanya diam. Detik berikutnya ia menghempaskan tangannya kembali kebawah, sepertinya gadis ini tidak ingin sekelompok dengannya.

CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang