1

16.5K 701 40
                                    

Dua orang gadis cantik bak bidadari sedang asik bercerita sambil sesekali tertawa didalam Mobil hendak pulang ke rumahnya. Mereka adalah Veranda dan Shani, dua kakak beradik yang sering di juluki duo bidadari karena parasnya yang nyaris sempurna tanpa cela. Baik Veranda maupun Shani sama-sama menjadi pujaan oleh semua siswa laki-laki di Sekolahnya. Namun karena belum ada yang cocok, keduanya masih belum bisa membuka hatinya untuk orang lain.

"Terus gimana, betah di Sekolah sekarang?" tanya Veranda masih memusatkan pandangan kedepan pada jalan raya.

Shani mengangguk pelan, "Udah agak betah sih kak soalnya udah satu semester juga jadi udah adaptasi sama sekeliling," jawabnya.

"Baguslah, kalo ada apa-apa bilang aku aja ya? Tapi kayanya gak ada yang berani deh sama kamu soalnya kan kamu adik aku, cewek tercantik di Sekolah." Veranda terkekeh pelan.

"Dih PD banget." Shani meleletkan lidahnya pada Veranda, "aku juga cantik ya."

Veranda menengadahkan wajahnya keatas tampak sedang berpikir. "Cantik gak ya?" Veranda mengalihkan pandangannya pada Shani, "cantikan aku kayanya."

"Tuh kan nyeb----kak awaas."

Mata Veranda membulat sempurna saat melihat sebuah Motor dari arah berlawanan melaju cepat kearahnya. Dengan cepat ia membantingkan stir ke samping jalan bersamaan dengan motor itu yang langsung terhenti tepat didepan mobilnya. Motor itu juga sepertinya berusaha menghindari agar tidak terjadi tabrakan.

"Sialan," umpat Veranda lalu turun dari mobil dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Langkahnya terhenti tepat disamping motor itu. "Buka helm lo!!" bentaknya sengit.

"Kak---" ucapan Shani menggantung ketika melihat motor lain menyusul dari belakang dan berhenti tepat disamping motor yang hampir menabraknya itu.

"Buka!!" bentak Veranda. Shani yang sedari tadi hanya diam disamping mobil jadi ikut berjalan mendekati Veranda karena takut orang yang ada di motor itu menyakiti Veranda.

Veranda sedikit tersentak ketika melihat kedua orang yang baru saja membuka helm itu, mereka ada dua gadis gadis berambut pendek. Sebelumnya ia mengira mereka itu pemuda karena melihat dari postur tubuhnya yang tegap.

"Kinal, cewek bawel ini siapa sih?"

Gadis yang dipanggil Kinal itu menengok kearah suara, "Gak tau, Vin. Cewek aneh yang ngejalanin mobil ugal-ugalan."

Emosi Veranda semakin tinggi mendengar ucapan Kinal yang dengan sengaja menghinanya. "Heh, denger ya!" Veranda menarik kerah jaket Kinal, "lo duluan yang ngejalanin motor ugal-ugalan! Enak aja nyalahin gue!"

Viny langsung turun dari motor saat melihat itu. Dengan kasar ia menepis tangan Veranda kemudian mendorong kasar bahu Veranda. "Jangan pernah berani kasarin kakak gue!"

"Heh!" Shani yang sedari tadi diam jadi ikut terpancing melihat sikap kasar Viny kepada Veranda. Ia menarik kasar tangan Viny lalu mencengkeramnya kuat. "Lo berani ngasarin kakak gue?!"

Mata Viny sangat tajam menatap Shani yang sudah semakin mengeratkan cengkeramannya. "Anak kecil!"

Kinal turun dari motor saat melihat tangan Veranda terayun hendak menarik tangan Viny. Ia menghentakan sedikit tangan Veranda kearahnya lalu menatapnya dengan tajam. "Gue bakal patahin tangan lo kalo lo berani nyentuh dia!".

Veranda tertawa hambar kemudian menepis kasar tangan Kinal, "Lo pikir gue takut sama lo?" Tawanya langsung berhenti dan berganti menjadi tatapan tajam.

Shani melepaskan cengkeramannya pada Viny lalu mendorong tubuhnya hingga nyaris terjatuh jika Kinal tidak segera menahannya. "Kalian belum tau siapa kita!"

CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang