3 - Eksekusi. Yes or No!

Start from the beginning
                                    

"Gue tolak lah, ya kali gue terima." Jawab Melva begitu tenang.

Billa jadi mendelik. "Kalo gitu, lo jangan ke sana ya. Pokoknya lo gak boleh turun." Tutur Billa lagi.

Melva menggeleng malas.

"Please Mel. Kali ini aja, kalo lo gak bisa terima Gavin jangan pernah lo tolak dia. Cukup semua anak OSIS udah lo buat malu dan sekarang jangan lakuin itu ke Gavin."

Melva menghela napasnya.

"Jadi gue harus apa Bil?"

"Lo di sini aja, jangan turun ataupun liat dari atas." Jelas Billa.

Melva menuruti perkataan Billa, cewek itu kembali fokus mengerjakan tugasnya. sedangkan Billa langsung meninggalkan Melva sendiri, dia kembali melihat Gavin dan anak OSIS lain yang berada di lapangan dari atas bersama teman-temannya.

"Gak denger sih Melva nya tu. Coba lo ulang lagi Vin." Suruh Galang sambil melihat jam tangannya. Bentar lagi jam istirahat berakhir.

Gavin berdecak sebal. Membuang waktunya saja.

Lapangan semakin ramai. Bukan hanya siswa, semua guru pun sudah berada di koridor sekolah. Melihat aksi siswa kebanggaan mereka mengatakan cinta kepada Melva. Entah siapa yang sudah menyebarkan aksi Gavin itu kepada para guru.

"Melva. Jadi pacar gue." suara Gavin lagi.

Galang mendesah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Omongan lo datar banget. Gak ada romantis-romantis nya." seru Galang.

Gavin jadi menatapnya bingung. Sedangkan Riko yang berada di samping Galang, hanya tersenyum kecut. Riko terus melihat ke atas, tidak ada tanda-tanda Melva keluar dari sana. Itu sangat bagus.

"Lo bilang dong lo suka sama dia. " ucap Galang lagi.

Gavin tersenyum hambar.

"Gue memang gak suka. Jadi kenapa harus bilang gue suka sama dia." Kesal Gavin. Galang benar-benar membuat Gavin menderita hari ini.

Hening. Tidak ada balasan apapun dari Galang. Pandangan mereka semua tertuju ke atas. Menantikan seorang cewek menunjukkan wajahnya dari sana.

Gavin melihat jam tangannya, sepuluh menit lagi bel berakhirnya istirahat berbunyi. Berarti dia akan segera mengakhiri kegiatannya.

Bukan hanya Gavin, semua siswa pun menyadari hal itu. Kegaduhan mulai terdengar di setiap kerumunan.

"Mana sih Melva."

"Kok Melva gak keluar sih?"

"Gak seru, gue kan pengen tau endingnya."

Suara kegaduhan setiap siswi yang berada di luar membuat konsentrasi Melva buyar. Dia melihat jam di ponselnya, sepuluh menit lagi! Setelah itu penderitaannya berakhir.

"Si Melva, cantik-cantik budek atau gimana?" kesal Galang. Rencananya mengerjai Gavin bisa gagal.

Sedangkan Bayu dan Riko menampakkan senyuman mereka. Kedua cowok itu sangat senang dengan tidak adanya kehadiran Melva.

Tidak sabaran, Galang merebut toa dari tangan Gavin.

"Test, test, test satu dua tiga." Suara Galang, penganggu ketenangan teman-temannya.

"Lo pikir dangdutan." Celetuk Riko.

"MELVA. GAVIN MAU NGOMONG SESUATU SAMA LO. TURUN DONG!" suara keras Galang. Dia berteriak menggunakan toa.

Suara keras Galang tidak juga berhasil membawa Melva bergerak dari duduknya. Suara bising setiap anak sudah terdengar di telinga Melva. Cewek itu melihat jam di ponselnya lagi, sudah lebih dari sepuluh menit. Seharusnya bel berbunyi sekarang. Terlalu penasaran apa yang terjadi di bawah, sekarang Melva berjalan mendekati kerumunan.

DestinWhere stories live. Discover now