Thirty Five

2.4K 116 0
                                    

"Saya yakin sekali mendengar suara langkah kaki. Namun saat saya dan Mas Fahri berusaha untuk lebih mendekati suara itu, suara itu berubah jadi derap lari dan menjauh dari kami, lalu hilang begitu saja. Saya yakin sekali, itu adalah mereka!" Andra melapor kepada Doni dan yang lainnya—termasuk tim keselamatan. Mereka semua saling berpandangan. "Pasti mereka belum jauh dari sini. Kira-kira kalau saya tidak salah, mereka berlari ke arah sana," Andra menunjuk ke sebuah arah. Fahri, salah satu agen wisata yang ikut dalam pencarian Sherlyn dan Vigo mengangguk, menyetujui.

"Hm ... jalanan di wilayah Cemoro Kandang ini agak terjal dan terus menanjak. Jika mereka pergi ke arah sana, itu berarti mereka semakin turun menuju Oro-oro Ombo. Bisa jadi mereka sekarang telah tiba di sana, atau mungkin hampir tiba. Kalau begitu, lebih baik kita cari mereka sekarang sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi! Andra, Fahri, pandu kami ke tempat di mana kalian mendengar langkah kaki itu," Doni memberikan keputusan. Andra dan Fahri semangat mengangguk, melaksanakan perintah Doni.

********************

Sementara itu di sisi lain....

Vigo terus berjalan dengan langkah terseok-seok dengan Sherlyn di punggungnya. Ya, ia menggendong gadis itu. Kaki kanannya terasa sangat sakit, mungkin terkilir. Kepalanya pun pening dan pandangannya mulai kabur. Namun ia tidak menghiraukan itu semua. Ia berusaha untuk tetap sadar, mencari jalan keluar dari tempat ini. Tak henti-henti ia berharap dan berdoa dalam hati, semoga Sherlyn baik-baik saja dan semoga mereka segera menemukan jalan keluar—minimal ada orang yang menemukan mereka dan mengantar mereka ke Desa Ranu Pane.

Vigo tidak yakin rombongannya masih berada di Ranu Pane sekarang, namun jahat namanya bila rombongan mereka pulang terlebih dahulu dan meninggalkan Vigo serta Sherlyn yang masih terlunta-lunta tak jelas di hutan Gunung Semeru ini.

Napas Vigo sedikit tersengal. Ia menelan liurnya, mulai khawatir. Seluruh tubuhnya gemetar, namun tetap berusaha keras untuk menopang beban tubuh Sherlyn di punggungnya. Semakin lama, pandangannya semakin kabur.

'Ya Allah ... tolong, jangan kambuh lagi,'  Vigo terus berdoa dalam hati. Walaupun ia berkeringat, namun makin lama ia semakin kedinginan dan menggigil. Dalam kondisi tubuh penuh luka, kelelahan, dan kedinginan, itu membuat hipotermianya mempunyai kesempatan lebih besar untuk kambuh daripada kemarin. Kini ia mulai mencemaskan suatu hal; bagaimana jika ia dan Sherlyn benar-benar akan 'berakhir' di sini?

Ketika harapan itu sudah semakin menipis, ketika kesadarannya sudah semakin terkikis, ketika napasnya sudah tersengal hampir habis, keajaiban itu pun datang. Vigo berusaha untuk tetap berdiri tegak, tidak peduli darah dari luka di keningnya yang mulai menetes mengenai mantelnya. Ia berusaha memperjelas pandangannya, namun sia-sia. Jantungnya semakin lemah dan napasnya mulai tidak teratur. Saat itulah, saat itu jatuh terduduk di atas tanah dengan Sherlyn di punggungnya, orang-orang itu pun berlari tergopoh-gopoh menghampirinya.

Kesadaran Vigo sudah tiba di ujungnya. Walaupun kini kedua matanya sudah terpejam, namun ia masih tetap bisa mendengar suara-suara di sekitarnya.

"SIAPKAN DUA TANDU DARURAT SEKARANG! HUBUNGI PIHAK TNBTS UNTUK MENELEPON AMBULANS! KITA HARUS BAWA DUA ANAK INI SEGERA KE RANU PANE UNTUK SEGERA DILARIKAN KE RUMAH SAKIT!"

********************

Sherlyn melambaikan tangannya ke arah anak-anak ZC yang berada di Warung Kopi Bang Ipul. Para cowok tersebut bersiul jahil sembari balas melambai, memanggil-manggil nama Sherlyn, membuat Sherlyn sedikit tersipu dengan godaan mereka yang selalu sama setiap Sherlyn mampir ke basecamp ZC bersama Vigo. Padahal sewaktu pertama kali ke sini, Sherlyn sungguh takut dengan mereka. Penampilan mereka semua sangar dan menyeramkan, seperti anak-anak berandal geng motor pada umumnya. Saat itu Sherlyn terus menempel pada Vigo, meminta cowok itu agar lekas mengantarnya pulang. Namun sekarang sudah berbeda. Sherlyn sudah terbiasa.

EXWhere stories live. Discover now