Twenty Two

2.2K 101 2
                                    

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. Dan selama itu, Vigo tidak lagi mendapat kabar dari Alice. Alice benar-benar menjauhinya. Dan Vigo rasa, Alice benar-benar menyerah menghadapinya. Teman-teman mereka pun yang mengira mereka berpacaran, sekarang berpendapat bahwa mereka berdua sudah putus. Padahal mereka sama sekali tidak memiliki hubungan khusus. Hanya Raka, Rome, Alvin, dan Dean yang mengetahui kebenarannya.

Pas setelah pulang dari Turner Café waktu itu, yang sekaligus menjadi waktu terakhir Vigo bertemu dengan Alice, Vigo langsung meraih paper bag batik cokelat di atas meja belajarnya yang hampir tidak pernah digunakan untuk belajar. Itu hadiah dari Alice yang belum sempat dilihatnya. Isinya ternyata sepatu bermerk ternama dan keluaran terbaru yang saat itu sedang marak-maraknya di kalangan anak muda, yang masih jarang sekali stock-nya di Indonesia, bahkan hingga sekarang ketika ulang tahunnya sudah tertinggal 8 bulan jauhnya di belakang. Pasti Alice memesan online dan dikirim langsung dari luar negeri. Ukurannya juga pas sekali di kakinya, namun Vigo memutuskan untuk tidak memakai sepatu itu. Nasib sepatu itu sama seperti jaket bomber pemberian Sherlyn; berakhir di lemari pakaiannya, di tumpukan paling bawah. Malang sekali.

Pun dengan Sherlyn. Gadis itu semakin mesra dan lengket saja dengan Devon, entah bagaimana hatinya. Lagi-lagi Sherlyn bersikap seolah tidak pernah mengenal Vigo. Tiap kali mereka berpapasan secara tak sengaja di koridor kelas atau di tempat lainnya—walaupun jarang, Sherlyn selalu mengalihkan wajahnya, berpura-pura tidak melihatnya.

Hidup Vigo selama beberapa bulan terakhir jauh dari wanita, kecuali ibunya yang sudah boleh pulang dari rumah sakit pertengahan September lalu dan Kylie tentunya. Vigo sengaja tidak menghubungi Alice, ia tidak ingin menyakiti gadis itu lagi. Ia juga pastinya tidak kontak-kontakkan lagi dengan Sherlyn. Semua gadis di sekolahnya atau gadis asing yang ia temui secara tak sengaja tidak dipedulikannya. Ia benar-benar berubah menjadi cowok berdarah dingin yang lebih-lebih dingin dari Vigo yang biasanya. Hal itu ia lakukan karena ia tidak ingin kejadian yang menimpa Sherlyn dan Alice juga menimpa mereka.

Setelah kepulangan Rania dari rumah sakit, Vigo juga memutuskan untuk berkata jujur padanya, dengan takut-takut, kepala terus tertunduk. Ia tahu setelah ia menyelesaikan penjelasannya mengenai hubungannya dengan Sherlyn, Rania akan marah besar padanya karena ia berbohong selama beberapa minggu terakhir.

Namun yang dilakukan Rania hanya tersenyum, mengusap lembut rambut anak tertuanya itu seraya berkata, "Mama udah tau kok. Bahkan ketika kamu bawa Sherlyn ke rumah sakit pas ulang tahun kamu itu, Mama udah curiga sama tingkah laku kalian yang nggak biasa. Terlebih kamu, yang sebelumnya bertingkah seakan-akan menghindari topik tentang Sherlyn kalo bicara sama Mama. Akhirnya Mama tanya ke Kylie pas setelah kamu dan Sherlyn ninggalin kamar rawat Mama, dan Kylie ngasih tau Mama yang sebenernya soal hubungan kalian. Kamu nggak usah marah sama Kylie, dia udah jujur, dan Mama yang maksa dia cerita. Mama tau kenapa kamu bohong soal hubungan kamu, itu karena kamu nggak mau Mama down lagi kan kalo seandainya tau soal kalian? Awalnya Mama emang marah sama kamu, tapi ya udah lah, namanya juga anak muda. Mama juga mikirin perasaan kamu yang nggak mau Mama khawatir atau kecewa, tapi nggak dengan berbohong, Sayang. Dan sekarang Mama seneng banget, kamu udah berani ngomong yang sejujurnya ke Mama. Jangan bohong lagi, hm?"

Saat itu Vigo hanya memandang ibunya tak percaya, lantas mengangguk patuh seperti anak kecil berumur 5 tahun yang habis dinasihati oleh ibunya karena berbohong. Bedanya, kini Vigo sudah berumur 15 tahun. Dalam hati ia berterimakasih habis-habisan kepada Kylie.

Selama itu pun, Devon juga akhirnya berhasil terpilih menjadi ketua OSIS Olympus High School. Eksistensinya makin merajalela saja. Saat pemilihan ketua umum OSIS, Vigo tidak memilih siapa-siapa. Ia golput. Tidak ada calon yang menarik perhatiannya, apalagi Devon.

EXOù les histoires vivent. Découvrez maintenant