Chapter XXIII Aku Sangat Terikat, Tapi Kamu Tidak Perduli

Start from the beginning
                                    

"Halo? Apa benar kamu pacarnya Mai Ding."

Bai Xiaosi gadis yang pintar dan dengan cepat tahu apa yang terjadi. Dengan lihai dia merubah suaranya semanis mungkin sambil bicara, "Halo tante, Maaf saya rasa terlalu cepat bisa bicara langsung dengan tante. Saya nggak ada persiapan buat bicara langsung dengan tante. Saya pikir Mai Ding nggak kasih tahu dulu hubungan kita ke orangtuanya."

"Jadi benar. Tante pikir anak tante ini bohong. Tante rasa dia cuma mau mengindar dari kencan yang dipersiapkan tante dan ayahnya. Barusan saja dia bilang tetang kamu kepada kami. Berapa lama kamu mengenal Mai Ding?"

"Oh, Saya kenal Mai Ding dari saat musim dingin. Waktu itu cuaca dingin dan malamnya suram. Jaket saya basah dan saya gemetar karena kedinginan. Mai Ding tiba-tiba muncul dan meminjami saya jaket yang dipakainya. Saat saya melihatnya, saya langsung tahu kalau Mai Ding memang jodoh saya" Kata Bai Xiaosi yang sekarang mencubit diri sendiri agar tidak tertawa.

'Gadis ini pasti nggak cantik. Nggak mungkin 'kan gadis cantik naksir anakku saat pandangan pertama. Bagaimanapun, dia ini pacar anakku. Aku harusnya bahagia.' Pikir ibu Mai Ding.

"Tante nggak tahu loh kalau Mai Ding bisa seromantis itu. Ngomong-ngomong, ini 'kan tahun baru. Gimana kalau kamu mampir ke rumah kami. Kami pasti senang kamu bisa datang."

"Tante, saya dan keluarga sedang tidak ada dirumah, karena kakek dan nenek saya pindahan. Saya takut nggak bisa datang. Tapi jangan khawatir tante, kalau sudah saatnya nanti, pasti saya akan muncul. Mai Ding bilang ibunya itu wanita yang sangat cantik."

Ibu Mai Ding tersenyum dengan perkataan Bai Xiaosi. "Yah, kamu benar. Keluarga adalah hal yang utama. Kalau begitu tante udahan dulu ya." Dia tersenyum puas dan mengembalikan ponsel Mai Ding kemudian memandang ke arah ayah Mai Ding dan mengangguk. Pertanda bahwa itu benar pacar Mai Ding. Kemudian mereka berdua keluar dari kamar Mai Ding dengan damai.

Kali ini Mai Ding bisa bernafas lega. Tapi dia merasa menyesal telah membebani Bai Xiaosi dengan masalah ini. Padahal dia adalah orang yang sudah mencuri pacarnya.

"Makasih."

"Nggak perlu berterimakasih. Anggap kamu berhutang satu padaku." dan kemudian telpon ditutup.

Sekarang Mai Ding tahu mengapa An Ziyan berteman dengan Bai Xiaosi, mereka berdua sama-sama tidak sombong sekaligus sama-sama berdarah dingin. Jadi masalah perjodohan selesai. Bai Xiaosi benar-benar menjadi penyelamatnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam waktu seminggu, Tahun baru segera tiba. Cuaca semakin dingin dan waktu semakin pendek. Mai Ding baru saja menyelesaikan makan malamnya, dan diluar hari sudah mulai gelap. Dia langsung menuju kamarnya dan menghidupkan komputernya. An Ziyan tidak menghubunginya selama 2 hari setelah kejadian itu. Mai Ding sadar bahwa dalam suatu hubungan, harus ada yang pertama menghubungi dulu dan dia memutuskan untuk menghubungi. Dia mulai menelepon nomer An Ziyan.

"Kamu mau apa?" Suara yang sangat dikenal Mai Ding terdengar.

"Aku menelponmu untuk kasih tahu kalau aku sudah menuruti keinginanmu dan aku nggak jadi pergi ke kencan itu."

"Aku tahu."

"Apa maksudmu dengan 'Aku tahu'?"

"Aku tahu kalau kamu nggak akan berani pergi."

"Permisi ya? Kamu tahu nggak betapa sakitnya aku? Aku ini menghargaimu. Bisa nggak sih kita saling menghargai dalam hubungan ini? Bisa nggak sih kamu mengerti sesuatu yang mendasar kayak begini?"

Sekarang posisinya An Ziyan sedang main basket, Tangan satu memegang ponsel, satunya lagi mendrebel bola dan sekarang dia sedang melempar bola itu ke Zhou Ge.

"Kamu sedang apa? Kenapa suaramu aneh begitu? Apa kamu mm.... Main sama dirimu sendiri?"

"Aku bukan kamu, dasar bodoh" An Ziyan memarahi.

"Cuma bercanda kok. Kapan kamu kosong? Bisa online sekarang?"

"Buat apa"

"Aku ingin melihatmu"

"Aku nggak mau." An Ziyan pikir web cam-an cuma buang-buang waktu saja dan itu perbuatan yang konyol menurutnya.

"Tapi.. Tapi aku ingin sekali melihatmu."

"Tapi aku nggak mau."

"Kamu percaya nggak, kalau aku bisa bunuh diri karena kamu bicara seperti itu terus padaku? Ayo dong... Kenapa sih kamu nggak hidupin web-cam nya dan biarkan aku melihatmu. Aku bosan di rumah. " An Ziyan hanya terdiam.

"Tolong dong? Manjain aku kali ini aja."

"Cara bicaramu ini, seperti aku menyiksamu setiap hari."

"Lebih dari yang kamu pikirkan."

Karena An Ziyan tidak langsung menolak, berarti ini artinya An Ziyan setuju. Mai Ding menunggu di depan komputernya. Sebenarnya dia ingin tidak memperdulikan An Ziyan selama beberapa hari kedepan, karena dia tahu kalau ketidak-hadiran seseorang akan menambah rasa cintanya. Bagaimanapun, kalau dengan An Ziyan, sepertinya cara itu tidak akan berhasil.

Ketika Mai Ding sedang memikirkan banyak hal, An Ziyan akhirnya sampai ke rumah juga. Sesuai dengan perkataan Mai Ding dia menyalakan webcamnya, kemudian menghadapkan laptop ke arah ruang keluarga dan melakukan kegiatannya seperti biasa. Pertama dia membuat kopi. Lalu dia mengambil buku untuk di baca. Setelah itu duduk di sofa dan menyalakan TV.

Mai Ding yang melihat semua kegiatan An Ziyan dan tidak tahan untuk berkomentar saat memandangnya.

"Kamu mau baca apa mau nonton TV? Jangan boros listrik." An Ziyan pura-pura tidak mendengarkan. "Kopimu sudah mau dingin, kamu nggak mau minum?"

Setelah beberapa saat akhirnya Mai Ding melanjutkan bicara, " Lampu di dapur masih menyala." Mai Ding sekarang merasa tidak tahan lagi dan berkomentar.

Setelah beberapa saat An Ziyan berdiri dan berjalan ke arah komputer. Mai Ding pikir An Ziyan akhirnya mau mengatakan sesuatu, tapi ternyata dia mematikan laptopnya dan meninggalkan Mai Ding dengan perasaan dongkol.

'Apa-apaan nih? Siapa yang bikin dia emosi? Aku 'kan ngga bikin dia marah, benar 'kan? Siapa yang kelihatan belangnya sekarang?' Saat Mai Ding sedang memikirkan tingkah An Ziyan, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ternyata itu telpon An Ziyan.

"Jadi sekarang kamu mau minta maaf?"

"Besok aku jemput pagi-pagi"

"Kenapa?"

"Bai Xiaosi pulang."

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis novel: Angelina

Cina- Inggris : JUSTBLTHINGS

Inggris-Indonesia: iu3a

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now