PART 24

3.1K 195 0
                                    

Yoo jung nampak tengah sarapan bersama sang do, Mereka berdua nampak tak berselera

" Haaahh makanan ini kenapa terlihat menjijikkan " kata sang do seraya mengaduk – aduk supnya

" Kau benar.. Menjijikkan " yoo jung meletakkan mangkuk nasinya

" Cinta ( da seom ) "

Mendengar kata da seom yoo jung langsung menatap sepupunya dengan pandangan terkejut

" Da seom ? Kau menyebut nama da seom ? Kau mengenalnya ?!"

Sang do memandang ke arah yoo jung

" Kau mengenalnya ?!" Tanya sang do heran

" Tentu... Dia temanku ahh tidak sekarang di adalah musuhku"

" Da seom itu ...? Da seom.. Ahh sial !!!" Sang do meletakkan sumpitnya di atas meja dengan kasar " kenapa tidak mengatakan jika gadis yang kau ceritakan bernama da seom !!!"

" Kau tidak bertanya, ogg.. Jangan - jangan..." Yoo jung mulai menebak - nebak tapi melihat dari raut wajah sang do ia tahu bahwa gadis yang di sukai sang do adalah da seom " ahh sial.. Kau gila "

" Aehh.. Kenapa joseon ini terlihat sangat sempit " gumam sang do kesal

" haah... dasar pemuda bodoh... aehhh benar – benar " yoo jung tak menyangka jika sepupunya tersebut tertarik pada da seom

Yoo jung Nampak kesal kemudian " yaa !!! kenapa kalian menyukai gadis buta sepertinya dan mengacuhkan gadis sempurna sepertiku ? apa istimewanya dia dan apa kekuranganku ?"

" itu.. itu kekuranganmu... kau terlihat cantik dan sempurna tapi busuk di dalam, kau tak pernah menghargai orang lain, da seom memang buta tapi orang – orang yang melihatnya tidaklah buta... kau temannya bukan, kalian berteman sejak kecil kau pasti mengetahuinya "

" munafik !!!" yoo jung kesal dan berdiri meninggalkan ruang makan

" yaaa !!! mau kemana kau ?!!!" teriak sang do, yoo jung tak peduli dan mengacuhkan pemuda itu begitu saja

****

Istana tengah bersiap, mereka menyiapkan pernikahan pangeran mahkota tak seperti istana yang bersiap yoon sang mempelai pria Nampak tak peduli dan asyik memeriksa dokumen yang di pegangnya

" kau... mengambil keputusan dan kau harus mempertanggung jawabkannya, tidak hanya satu tangan kau butuh banyak tangan untuk melindungi orang – orang yang kau cintai jadi... mulai sekarang... kau harus bisa membuat lingkaranmu sendiri, seja... ayah menasehatimu bukan sebagai ayah tapi sebagai raja kepada penerusnya, jika aku menasehatimu sebagai ayahmu maka bukan jalan ini yang harus kau tempuh, apa kau mengerti ?"

Yoon teringat perkataan sang ayah, sebuah tanggung jawab berat mulai di bebankan di pundaknya, sebuah joseon baru yang harus di lukisnya di atas kanfas yang tak lagi bersih dan ia yang harus melukiskan keindahan di atas noda tersebut

Yoon harus mulai memandang semua tindakannya sebagai seorang penerus tahta, dan ia tak boleh hanya menuruti emosinya saja, dia... bukanlah remaja biasa dia adalah pangeran mahkota penerus tahta yang harus membuang emosi dan egonya demi joseon

" benar... aku harus mulai membersihkan semuanya... aku mau joseon – ku dan aku yang harus membuatnya, ibu... tolong selalu ingatkan anakmu ini "

Bayangan sang ibu Nampak tersenyum di depannya seraya mengangguk pelan, yoon menarik garis lurus di bibirnya, ia tahu tindakannya ini akan terlihat angkuh tapi ini demi kemajuan joseon, ia ingin bersikap seperti sang ibu yang tegas dan terkesan dingin

" da seom – a.. tunggu saja... akan kuperlihatkan joseon – ku padamu nanti " gumam yoon

****

Keesokan harinya joseon bersuka cita, istana hari ini begitu gembira dengan datangnya seorang putri mahkota yang akan mendampingi pangeran mahkota memimpin joseon nantinya

Yoo jung berjalan dengan anggun di samping pangeran mahkota Yi Yoon yang terlihat gagah dengan pakaian pernikahannya, yoo jung terlihat memasang senyum indahnya di wajah cantiknya, ini adalah hari yang bahagia untuknya, ini bukan saatnya untuk memasang wajah masam, ia tak ingin merusak momen bahagia di dalam hidupnya tersebut

" ayah... ayah aku ingin pangeran mahkota... aku ingin dia sepenuhnya menjadi milikku ayah " yoo jung menangis tersedu di depan sang ayah

" apa ini karena gadis buta itu ?" Tanya sang ayah

" aku tidak peduli lagi dengan cara apapun... aku ingin dia... aku ingin pangeran mahkota, lakukan... lakukan seperti cara ayah, aku tidak akan mencegah atau berkomentar apapun lagi dengan cara ayah "

Sebuah senyum sinis tersungging di wajah perdana mentri choi

Yoo jung mengingat kembali percakapan dengan sang ayah ketika hatinya di hancurkan oleh pangeran mahkota, ia tak peduli lagi antara benar dan salah, sepertinya yoo jung sudah di butakan dengan kecemburuan di dalam hatinya

" benar... sudah cukup untuk meratapi cintaku, aku memilikinya sekarang dan tak ada yang bisa merebut milikku lagi.. tidak ... tidak akan ada " batinnya dalam hati

***

Sementara itu di kediaman keluarga kang, da seom Nampak berdiri di halaman rumahnya menengadahkan kepalanya ke langit, menatap langit yang kala itu terlihat begitu pekat karena awan hitam terus mengelayut pada langit yang harusnya mencurahkan sinar terangnya

" jeonha... hamba percaya pada anda " gumamnya, setitik airmata mengalir membasahi pipinya yang merona,

Ini pasti berat untuknya, merelakan seseorang yang di cintainya bersanding dengan wanita lain, di saat seperti ini da seom mulai mengingat tentang kebutaan – nya kembali, ia selalu berandai – andai tentang penglihatan namun andai tinggallah andai... mata da seom tak bisa di obati

Sebuah tepukan lembut mendarat di bahunya, da seom menoleh dan tiba – tiba senyumnya mengembang

" jungjeon – mama... apakah itu anda ?"

Hwa young tersenyum, gadis itu masih mengenali sentuhan tangannya

" kau sudah besar da seom – a "

Da seom menghadapkan badannya kearah mendiang ratu cho dan memberi hormat

" hamba senang anda menemui hamba mama "

" apa yang membuatmu terlihat begitu sedih da seom – a ? kau selalu menatap langit dan berdoa pada dewa... kau pasti terluka "

Da seom menggeleng " apa yang harus hamba sesalkan selain kebutaan hamba mama... tapi.. hamba sadar.. kenapa hamba harus meratapi semua... ketika seseorang yang menyayangi hamba menerima keadaan hamba yang seperti ini "

Hwa young tersenyum " kau benar... kau memang gadis yang baik, suatu hari nanti... sebuah kebahagian sudah menantimu... kau akan bahagia anakku " hwa young mengusap kepala da seom

Da seom Nampak tersenyum dan berdoa dalam hati semoga kebahagian yang di sampaikan ratu akan segera menghampirinya

The Queen : It Has To be You ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang