PART 16.1

3.7K 245 1
                                    

Yoon berdiri di depan rumah da seom, ia hendak masuk tapi takut menganggu da seom yang sedang beristirahat, entah kenapa ada perasaan ragu di dirinya untuk masuk padahal biasanya yoon tak peduli jika menganggu tidur nyenyak da seom

Yoon memegangi dadanya yang berdegup tak karuan, yoon mengambil ancang – ancang lalu melompat melewati pagar rumah da seom

" anda melompati pagar hamba lagi, seja jeonha " suara ayah da seom mengagetkannya dan membuat keseimbangannya goyah

Buuukkk... Yoon terjatuh dengan sempurna menghantam tanah, ayah da seom hanya tersenyum, yoon yang merasa malu segera bangkit dan mengibas – ngibas bajunya serta berdehem untuk menyembunyikan rasa malunya

" anda belum tidur... guru " Tanya yoon dengan sikap sok karismatik

" seja jeonha... hamba membangun pintu itu untuk di lewati bukan sebagai pajangan "

" ahh itu... aku tidak suka pintu yang berderit " elak yoon

" anda.. kemari ... untuk.. bertemu...?"

" guru tentunya " jawab yoon cepat

" begitukah... baiklah..hamba akan menyuruh da seom untuk tidur kemudian hamba akan menemani anda berbincang "

" aeehh " yoon memalingkan wajahnya " baiklah.. da seom saja... aku mencari da seom, guru kau sudah tau siapa yang ku cari tapi masih berlagak mengodaku "

" seja jeonha... apa sebaiknya anda tidak pulang saja ? ini sudah larut dan da seom juga sudah tidur "

Braakkk...!!! Pintu kamar da seom di buka cepat

" haaah... kamarku panas sekali " da seom Nampak merentangkan tangannya seolah ia tengah meregangkan otot – ototnya

Da seom sebenarnya sudah mendengar kedatangan pangeran mahkota tapi ia di peringatkan oleh sang ayah untuk menjauh dari pewaris tahta tersebut, sang ayah... hanya tidak ingin putrinya terluka karena terlalu berharap dengan sesuatu yang mustahil

" da seom – ah " sapa yoon

" ooo seja jeonha " da seom menghadap ke arah yoon dan member hormat

Sang ayah Nampak tak bias mencegah lagi, semakin ia mencegah da seom, maka gadis itu mungkin akan semakin terluka nantinya

" baiklah... kalian bicara saja " kata sang ayah seraya pergi meninggalkan mereka

Da seom dan yoon Nampak mengobrol di depan kamar da seom

" da seom – ah... "

" yee jeonha "

" apa ada seseorang yang menyakitimu selama aku tidak menemanimu ?"

" tidak ada " da seom menggeleng

" lalu... apa ada yang membuat hatimu terluka ataupun mengolokmu ?"

Lagi – lagi da seom menggeleng

" lalu... kenapa yi yang mengatakan padaku bahwa kau menangis ? katakana... siapa yang telah menyakitimu padaku... apa dia tidak tahu jika kau adalah teman istimewa pangeran mahkota " kata yoon dengan nada suara yang ringan

" Seja jeonha... Apa anda benar - benar tidak tahu kenapa hamba begitu sedih hingga menitikkan airmata ?!"

Yoon yang tadinya menganggap hal itu sebagai candaan kini nampak menatap da seom dengan tatapan serius

" Da seom - ah"

" Hamba bukan lagi da seom berusia 11 tahun, bukan lagi da seom kecil hamba.. Sekarang sudah berusia 18 tahun jeonha... " Da seom menghentikan ucapannya sejenak karena ia terlihat begitu emosional hingga kata - katanya tersenggal

" Da seom - a " yoon Nampak menatap da seom, ia tak pernah melihat da seom menangis seperti itu kecuali saat yoon terluka

" Hamba... Memandang anda sebagai laki - laki jeonha bukan teman kecil hamba yang selalu menceritakan semua hal di dunia yang tidak bisa hamba lihat ini, hamba... Menyukai anda yang mulia... Perasaan seorang wanita pada pria"

Yoon terkejut mendengar ungkapan hati da seom

" Da seom - a.. Aku.. " Yoon nampak binggung " aku.. Tidak tahu harus menjawab apa dan bagaimana tapi... Aku sendiri juga tidak tahu bagaimana perasaanku padamu, di sampingmu membuatku tenang dan nyaman, aku..."

" Hamba mengerti jeonha " da seom menyeka airmatanya " hamba mengerti, ini adalah perasaan lancang hamba, seharusnya hamba tidak senekad ini menyukai anda... Hamba minta maaf"

" Ya.. Da seom - a.. Kau bercanda bukan ?" Yoon jadi kasihan saat melihat da seom seperti itu

Da seom tiba - tiba tersenyum " anda selalu menganggap semuanya sebagai lelucon jeonha, tapi... Hamba benar - benar serius dengan perasaan hamba, gwencanha... Ini perasaan hamba... Hamba akan mempertanggung jawabkannya sendiri, hamba pamit " da seom membungkuk memberi hormat, airmatanya jatuh menitik membasahi tanah, ia berbalik dan menyembunyikan kesedihannya

" Da seom - a" Yoon nampak tak tahu harus bersikap bagaimana, ia terkejut dengan pernyataan cinta dari da seom

Ia kini benar - benar tidak mengerti dengan semua urusan cinta ini, dua orang yang di " sayang" nya Yoo jung dan da seom mengatakan bahwa mereka mencintai Yoon dan kini Yoon benar - benar binggung

******

Yoo jung duduk di kamarnya, membaca buku di bawah lilin yang masih berpendar malam itu, ia nampak menutup bukunya dan menghela nafas

" Jeonha... Hamba mencintai anda bukan sebagai teman tapi sebagai wanita kepada seorang pria "

Yoo jung mengingat kembali ucapan yang di ucapkannya pada Yoon tadi sore

" Huuh.. Aku benar - benar gila... Jeonha... Hamba benar - benar tidak ingin sendirian berada di istana nanti, hamba.. Tidak ingin kesepian layaknya bibi hamba " gumamnya

Yoo jung Nampak tersenyum, ia merasa sangat senang mala mini karena pangeran mahkota ternyata juga menyukainya, hatinya di penuhi bunga, hal yang di kuatirkannya selama ini tiba – tiba seperti lenyap terbawa angin malam itu

" da seom – ah maaf... harusnya aku tidak terlalu kejam memperlakukanmu... mulai besok... kita akan berteman lagi " gumamnya

" Jeonha... hamba sangat mencintai anda "

yoo jung Nampak membenamkan wajahnya ke atas buka karena malu, namun satu hal yang ia tidak tahu bahwa yoon mungkin hanya menunjukkan kesalah pahaman padanya, karena yoon sendiri juga belum bias memutuskan bagaimana sikapnya

dan yoo jung... sudah terlanjur menerima hati yoon yang ia salah artikan

The Queen : It Has To be You ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang