PART 23

3.1K 185 0
                                    

Yoon menarik tangan da seom dengan kasar, tangannya terasa sakit karena yoon mengenggamnya terlalu erat,

" jeonha... berapa lama lagi anda akan menyadari jika tindakan anda menyakiti hamba " kata da seom

Yoon nampak berhenti berjalan kemudian menatap da seom dan melepaskan genggaman tangannya perlahan

" Maaf... Tanganmu pasti sakit " yoon melihat pergelangan tangan da seom yang memerah

" Hamba baik - baik saja jeonha, apa yang terjadi ? Kenapa anda terlihat begitu marah ?!"

Yoon langsung memeluk da seom

" Da seom - a"

" Yee jeonha "

" Kau tau bagaimana perasaanku padamu bukan "

" Yee jeonha "

" Aku... Akan menikah dengan yoo jung, aku begitu marah jika mengingatnya, keluarganya memanfaatkan pertemanan kami dan itu membuatku marah"

" Jeonha " da seom memeluk yoon " bolehkah hamba menanyakan sesuatu ?!"

" Emm tanyakan saja "

" Apa anda menyukai nona yoo jung ?!"

" Apa maksudmu... Aku menyukaimu kenapa kau bertanya seperti itu ?!" Yoon melepaskan pelukannya dan menatap da seom kesal

" Bukan begitu... Maksud hamba, anda marah tentang masalah ini, itu karena anda peduli pada nona yoo jung bukan, kita... Sudah lama mengenal dan berteman, nona yoo jung walaupun itu hanya sedikit pasti ada di pikiran anda itulah sebabnya anda marah "

Yoon tersenyum dan memeluk da seom lagi " hanya ada da seom dan da seom dan da seom lagi di pikiranku, aku marah karena kasihan padanya jika ia harus menjadi alat keluarganya, da seom - a.. Istana sangat menakutkan"

Da seom tak menjawab dan hanya menepuk - nepuk bahu yoon lembut

" Aiggooo... Berada di pelukanmu membuatku nyaman dan tenang... Aigoo aku tidak ingin melepaskannya, bisakah kita berpelukan selamanya ?"

" Jeonha..."

Yoon tersenyum, benar sedikit banyak yoon juga memikirkan yoo jung namun bukan sebagai seorang wanita tapi sebagai seorang teman,mendiang ibu yoon yakni mendiang ratu agung cho pernah bercerita jika saat kecil ia di jadikan alat ayahnya menuju kekuasaan namun ia bisa meredamnya, yoon hanya takut yoo jung akan terbawa arus dan menjadi pribadi berbeda nantinya

Ia tidak ingin harus ada pertumpahan darah di istananya, sebuah istana yang berjalan beriringan, ia ingin menciptakan joseon seperti apa yang di cita – citakan sang ibu

****

Yoo jung berada di kamarnya termenung sambil terisak di tengah temaramnya lilin di kamarnya

" Kau salah... Aku tidak menyukaimu... Da seom... Dialah yang kusukai... Selama ini aku baik padamu karena kau teman kami jadi... Berhentilah berbual "

Yoo jung menyeka airmatanya dengan kasar, hatinya terasa pedih tatkala mengingat perkataan kasar yoon padanya, yoon menyakiti hatinya begitu dalam, tak hanya mengatainya tapi yoon juga menunjuk kelakuan sang ayah sebagai penyebab dinginnya pertemanan mereka kini

Yang membuat yoo jung sangat sakit hati adalah pernyataan yoon bahwa yoon mencintai da seom dan tak akan melepaskan gadis itu walaupun kelak ia akan menikah dengan yoo jung

" Da seom.. Da seom !! Nama itu terdengar begitu menjijikkan !!! Kenapa harus gadis buta itu !! Kenapa tidak memilihku yang terlihat sempurna !!! Aaaakkkhhhh !!!!!" Yoo jung berteriak menumpahkan kekesalannya

Sinar matanya yang lembut kini terlihat begitu penuh dengan kebencian

***

Di tempat lain ada juga seseorang yang patah hati karena benih cintanya membusuk sebelum berkecambah

Choi sang do, Merasa sudah mantap dengan da seom dan ternyata gadis itu sudah memiliki kekasih, sang do patah hati dan melarikan diri dengan minum

" Heeh.. Karma.. Apa ini karma yang kau berikan dewa " katanya seraya menatap langit

Ia kemudian menuangkan arak beras ke dalam mangkuknya dan mengangkatnya ke atas

" Ini untukmu dewa... Bersulang " sang do kemudian meminumnya setelah itu menyeka mulutnya dengan kasar dan meletakkan mangkuk minumnya yang sudah kosong

****

Keesokan harinya yoon mendengar tentang kedekatan sang adik dengan ratu inwoon dan merasa sang adik jauh lebih tempramental

" Yi Yang - a... Bangun !!!!" Yoon menyingkap selimut sang adik

" Aaahh... Kenapa menganggu tidurku " yi yang protes dan merubah posisinya menjadi miring ke kanan

" Bangunlah.. Kakak mau bicara !!!!"

" Aaakkhh... Bicara apa sepagi ini !!! Menyebalkan !!!"

" Apa ?! Menyebalkan ? Kau bicara seperti itu pada kakakmu ?!" yoon terlihat mulai tak bisa bersabar lagi

Yi yang duduk dan menatap sang kakak

" Kenapa ? Apa aku tidak boleh mengatakannya karena kau adalah pangeran mahkota ?!"

" Yi Yang - gun !!!!"

" Tidak usah berteriak, hamba mendengar anda.... seja jeonha !!!"

Yoon terkejut, adik kecilnya sudah berubah dia tak lagi mengenal yi yang, sa rang benar... Yi Yang seperti seseorang yang berbeda sekarang, tatapan mata yi yang yang lembut kini telah sirna

" Sudah ku peringatkan untuk menjauh dari partai mentri choi termasuk ratu, kenapa kau sering bertemu dengan ratu, menjauhlah... Sebelum semua terlambat "

" Kenapa aku harus menjauh ? Ratu sangat baik, ratu juga menemaniku bermain baduk dan membaca, ratu menyambutku dengan hangat, apa tidak boleh aku berteman dengan Ratu"

"Yi Yang !!!"

" Kenapa ? Apa anda takut partai lain akan mendukungku karena aku lebih menonjol ?"

" Apa ?!" yoon mulai binggung dengan arah pembicaraan yi yang yang menurutnya mulai menyimpang

" Aku berkata tidak pernah ingin posisi pangeran mahkota karena kau kakakku tapi... Aku juga ingin posisi itu sekarang, aku sudah besar sekarang aku bisa mengerti semua tindakanku dan juga... Aku aku bisa bertanggung jawab"

" Cukup yang - ah... Kau harus berhati - hati dengan ucapanmu" yoon berdiri dengan kesal " tak ada gunanya lagi berbicara dengan adik keras kepala sepertimu, aku tidak tahu apa yang membutakanmu tapi... Ku peringatkan kepadamu bahwa ini semua tidak benar "

" Tidak masalah... Aku bisa mengurus semuanya sendiri "

Yoon tersenyum sinis " baik.. Urus semua sendiri, mulai sekarang... Jangan mencariku saat kau terlibat masalah, aku... Tidak akan memandangmu sebagai adikku lagi dan memperlakukanmu istimewa karena kau... Sudah bisa untuk bertanggung jawab, ku peringatkan padamu untuk menjauhi ratu sebelum semua terlambat atau kau akan menyesal "

Yi Yang diam dan menatap kesal ke arah sang kakak

Yoon pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun, yi yang nampak kesal dan menendang selimutnya

" Sial !!!" Umpatnya " dia merasa hebat dan berkuasa, tunggu saja.... Dia akan melihatku setelah aku menjadi pangeran mahkota juga "

The Queen : It Has To be You ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang