PART 7

4.8K 284 2
                                    

Di sebuah jalan di pinggir hutan seorang pemuda nampak memacu kudanya dengan kencang, di punggungnya tersemat busur dan anak panah, wajahnya begitu bersemangat

" hiaa.. hiaa..." ia memacu kudanya semakin kencang

" tuan muda.. disana " lelaki paruh baya yang memacu kudanya di belakangnya nampak menunjuk kesisi kanan

" assaaa... hiaa.. hiaaa... " pemuda itu nampak semakin bersemangat, mereka sedang memburu seekor kijang buruan

Pemuda ini bernama Choi Sang Do, melihat dari nama keluarganya yang sama – sama choi dia tentu ada hubungannya dengan mentri choi, sang do adalah sepupu choi yoo jung, selama ini sang do tinggal di di provinsi bersama sang ayah yang menjadi seorang gubernur disana

Pemuda yang penuh semangat ini suka sekali berburu, selain itu... dia juga suka berpesta, hari – harinya di habiskannya dengan bersenang – senang

Sang do nampak tersenyum puas, seekor kijang di dapatkannya , kijang yang cukup besar yang ia dapat

" baguslah... akan ku berikan ini untuk ibuku... ambilkan hati kijangnya, hati itu khusus untuk ibuku"

" baik.. tuan muda "

Menjelang sore hari sang do nampak kembali ke kediamannya, ia melihat gerobak penuh peti di halaman rumahnya

" ada apa ini ?" tanya sang do yang merasa heran

" tuan.. tuan besar membawa pulang seorang gundik lagi " pelayannya menjawab dengan ragu – ragu

" haaaah " sang do nampak kesal, ia melemparkan panahnya begitu saja dan pergi menemui sang ibu di kamarnya

" ibu... ini sang do " kata sang do yang berdiri di depan kamar sang ibu

" masuklah nak "

Sang do membuka pintu kamar sang ibu, di dalam sana nampak sang ibu tengah menjahit baju, sang do kemudian duduk di depan sang ibu

" apa kau pergi untuk berburu lagi ?" tanya sang ibu lembut

" iya ibu... saya membawakan hati kijang untuk ibu "

Sang ibu nampak meletakkan jahitannya dan memandang sang putra, di sana di ujung mata sang ibu sang do melihat bekas airmata

" eommoni... kita.. sebaiknya pergi saja dari sini"

" sang do.."

" ibu mungkin bisa bertahan tapi aku.. aku benar – benar tidak bisa melihatnya " sang do menatap sang ibu sedih

" ibu baik – baik saja ... jangan mencemaskan ibu, jika kita pergi.. ibu tidak tahu harus berbuat apa... selama hidup ibu sejak kecil.. disinilah hidup ibu "

" ibu... "

Sang ibu tersenyum " kau memang anak baik.. ibu benar – benar beruntung memilikimu "

Sang do menatap wanita yang kini mulai terlihat menua tersebut, sang ibu begitu baik dan lembut meskipun ayahnya sudah tak lagi memperhatikan sang ibu dan terus menambah istri baru namun sang ibu tetap bertahan, dengan segala kehancuran perasaannya

" ibu... aku akan selalu menemani ibu "

Ibu sang do mengangguk pelan sambil tersenyum " saat kau mendapat seorang wanita yang bisa mengoyahkan hatimu nanti... jagalah dia baik – baik dan cintailah dia sepenuh hatimu, lindungi dia jangan sampai terluka "

Sang do mengangguk " aku akan mencari seorang gadis sepertimu ibu " senyum merekah di bibirnya

Ia tak bisa lagi memaksa ibunya untuk pergi meninggalkan sang ayah, yang bisa ia lakukan kini hanya menemani sang ibu

The Queen : It Has To be You ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang