Da seom pergi ke pasar sendirian, ia berniat untuk membelikan yoon hadiah tambahan, sebenarnya da seom sudah menyiapkan sebuah hadiah untuk yoon, sebuah baju yang di jahitnya sendiri dan sebuah norigae [ hiasan ] dengan ukiran bunga dasom diatasnya,
Cring... Cringg... Suara lonceng di tongkatnya berbunyi, da seom Nampak melamun di balik noeul [ topi berkelambu ] yang di gunakannya
Jika tidak bersama Yoon da seom memang selalu memakai noeul agar orang - orang tak memandangnya dengan pandangan aneh karena bola matanya yang berbeda
Slaappp... Tiba - tiba seseorang mengambil kantong uang milik da seom dan da seom tak menyadarinya karena ia berjalan sambil melamun, pikirannya melayang kemana – mana
" Permisi... Nona.. " Seseorang yang melihat itu berusaha memberitahunya
Da seom tak mendengarnya dan mengacuhkan pemuda tampan itu yang ternyata sepupu yoo jung yakni choi sang do
" Nona.. Seseorang mencuri uangmu" ulang sang do
Tapi da seom sepertinya tak mendengar sang do, sang do juga sebenarnya tak ingin terlibat, karena ia sudah berjanji pada sang ibu untuk tidak membuat kekacauan di ibukota
" Yaa !!! Agassi apa kau buta dan tuli !!!" Sang do kesal dan memegang tangan da seom dengan kasar, karena cegatan yang tiba - tiba tersebut membuat da seom terhuyung dan noeul - nya terlepas memperlihatkan wajah ayu dan mata abu-abu da seom
" Oogg " sang do tercekat melihat hal itu " ma.. Matamu..." Sang do melepas tangannya
Da seom nampak meraba - raba noeulnya yang terhempas,
" maafkan saya.. saya tidak bisa melihat jadi saya menabrak anda " kata da seom seraya menggenakan kembali noeul – nya kembali
" ooo.. itu " sang do yang tadinya kesal kini menjadi menyesal dan merasa bersalah
Mendengar nada suara sang do yang patah – patah, da seom mengerti jika pemuda itu mungkin terkejut melihat matanya
" maafkan saya jika mata saya membuat anda merasa tidak nyaman, saya buta tuan itulah kenapa mata saya berwarna abu – abu "
" Aehh kau menegaskan hal itu dan membuatku merasa bersalah " gumam sang do
Da seom nampak memberi hormat dan pergi, ia belum menyadari maksud sang do memegang lengannya, da seom hanya merasa bahwa pemuda itu mungkin tak sengaja menabraknya
" Ya.. Ya.. Agassi... Uangmu... Kantong uangmu... " katanya setengah berteriak
" Hee ?!" da seom berhenti dan menoleh kea rah pemuda itu
" Sepertinya seseorang mencurinya, ahh tidak.. seseorang mencuri kantong uangmu "
Da seom nampak meraba kantong uangnya yang kini raib
" Gawat... Bagaimana aku bisa membelinya, tuan kenapa anda tidak mengatakannya dari tadi" da seom nampak berbalik arah
" Oo.. Heol.. Sekarang sepertinya aku yang bersalah " kata sang do
Sang do melihat da seom berjalan tergesa ia mengikuti gadis itu dari belakang
" Agassi.. Apa kau berniat untuk menangkap pencuri itu ? Dengan... Dengan..." Sang do ragu untuk mengucapkannya
" Tuan.. Itu tabungan terakhir saya, jadi saya harus menemukannya, meskipun buta saya bukanlah seseorang yang menyusahkan, saya tidak membutuhkan bantuan anda, minggir... anda ini menghalangi jalan gadis buta "
" daebak...!!! dia menembak tepat pada sasaran " gumam sang do kesal
" Agassi.. Kemana kau akan pergi ? Aku akan mengantarmu"katanya kemudian seraya berjalan mundur di depan da seom
" Ke kantor polisi, minggir... Anda menghalagi jalan saya " da seom memukulkan tongkatnya untuk menghalau sang do
" Aehh dasar... Gadis itu membuatku merasa tidak nyaman " sang do merasa kesal, meski begitu ia tetap mengikuti da seom yang nampak berjalan seolah gadis itu bisa melihat
Da seom tiba di kantor polisi dan duduk di depan seorang petugas
" Haah... Da seom - a.. Bukankah paman sudah bilang untuk mengenggamnya.."
" Paman... Bisakah paman menangkapnya ? Uang itu... Uang itu akan ku gunakan untuk membelikan hadiah pangeran mahkota "
" Seja jeonha ?"
" Emm... Ini mungkin terakhir kalinya aku bisa memberi hadiah ulang tahun, sebentar lagi... Seja jeonha akan menikah" da seom terlihat muram
" Aiggoo da seom - a... Baiklah.. Paman akan mencarikannya, lalu.. Siapa pemuda yang berdiri di luar itu ?!"
" Pemuda ?! Aku juga tidak mengenalnya"
Karena merasa curiga sang paman menghampiri pemuda itu, paman da seom nampak mengamati pemuda tersebut
" Siapa kau ?!"
" Aku..? Aku choi sang do "
" Apa kau mengikuti gadis itu ?!"
" Hehh ? Tidak.. Tidak... " Sang do panik " jangan salah pahamn aku hanya mengantarkan gadis itu "
" Yaa !!! Jangan coba - coba memanfaatkan kebutaannya atau kau akan... " Sang paman memperlihatkan pentungan yang di pegang di tangan kirinya
" Aku mengerti... aku mengerti... aku ini seorang pria mana mungkin memanfaatkan seorang gadis, Kalau begitu.. Saya permisi" sang do tak ingin berurusan lebih jauh dan ia memilih untuk pergi
Tapi entah kenapa ia tak bisa melupakan wajah da seom, gadis cantik itu... Sepertinya telah mencuri hatinya
" haaah... apa yang terjadi denganku ? harusnya aku tidak mengikutinya " gumam sang do seraya memegangi dadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen : It Has To be You ( TAMAT )
Historical Fictionini adalah sequel ketiga dari The Queen 1. The Queen : the woman who hold the fire 2. The Queen : the memories of happiness and then the last sequel .... 3. The Queen : It Has To be you... sequel ketiga ini menceritakan tentang pangeran m...