PART 12

3.8K 251 2
                                    

Minggu berakhir dan hari minggu yang di nanti yoon tiba, pagi ini ia tidak memanjat pagar istananya lagi dan memilih untuk berjalan santai

" jika ayahku bertanya aku ada di luar hingga malam, apa yi yang masih di kediamannya ? biasanya dia selalu merenggek untuk berangkat bersamaku " tanyanya pada kasim kim

" mama – nim sepertinya sudah berangkat setelah mengucapkan salam pagi "

" haah.. dia semakin hari semakin aneh saja... sikapnya membuatku tak mengerti "

" seja jeonha... itu " kasim kim nampak ragu – ragu

" kenapa ? kenapa kau menatapku seperti itu ?"

" ahh tidak yang mulia... yang mulia kali ini jangan terlambat kembali"

" kau tenang saja... aku pergi "

Yoon berjalan santai menuju gerbang istana sambil sesekali bersenandung riang, hari minggu memanglah hari yang telah di tunggunya, ia akan bertemu dengan 2 orang yang selalu di rindukannya

Yoon nampak memandang langit yang cerah hari itu, menghirup udara pagi yang masih menyegarkan

" anda mau pergi seja jeonha ?" suara kalem yoo jung menyapanya

" kau.. " yoon menatap yoo jung dengan pandangan tak suka " ada apa ? aku terburu – buru " yoon menatap yoo jung yang berdiri di depannya

" anda mau kemana yang mulia ?" tanya yoo jung seraya mendekati yoon

" apa kau perlu bertanya ? ke tempat ibuku kemana lagi aku pergi " yoon hendak beranjak tapi yoo jung menghalanginya

" bisakah hamba ikut ?" yoo jung memandang yoon dengan wajah memohon

" aehh ini akan merepotkan " gumamnya

Yoo jung terus meminta untuk ikut dan terus merenggek pada yoon, membuat yoon tak bisa bicara agi

" baiklah.. tapi jangan berisik " yoon menyerah dengan renggekan yoo jung

Yoo jung tersenyum, mereka kemudian berjalan bersama , yoo jung berhenti sejenak dan memandang ke arah pelayannya

" pulanglah.. aku sendiri saja " katanya lirih

" tapi nona..."

Yoo jung nampak memaksa dan bersikeras " ku bilang pulang... katakan pada ayah aku bersama putra mahkota...!!"

" yoo jung – a..." panggil yoon

" nae... cepat pergi " yoo jung nampak berlari kecil menghampiri sang pangeran mahkota

Pelayannya tak bisa berbuat apa – apa dan menuruti saja kemauan sang nona

***

Sementara itu kedua pasangan muda kita Sarang dan pangeran yi yang nampak berjongkok di depan orang penjual ikan hias

" jadi... raja memperlakukan kalian berdua berbeda ?" tanya sa rang

" emm... kini semuanya tidak lagi sama, ayahku, kakakku bahkan nenekku kini terlihat selalu membela kakakku, seja jeonha begini seja jeonha begitu... aku iri melihatnya "

" ibuku juga seperti itu, ibuku selalu membedakan kami, kakak selalu mendapatkan baju yang lebih besar dari punyaku, kakak juga selalu mendapatkan hal terlebih dahulu di bandingkan aku tapi aku tidak iri karena kakak selalu membaginya denganku "

" ahh.. nui memang baik, aku ingin sekali punya kakak perempuan seperti nui"

" pangeran... boleh aku bertanya sesuatu ?" tanya sa rang seraya memandang ke arah yi yang

" apa yang ingin kau tanyakan ?"

" itu... tentang pemilihan putri mahkota, apa pangeran tau mengenai hal itu ?"

" emm.. aku tidak tahu tapi ku dengar kakak yoo jung yang akan menempati posisi tersebut kelak, kenapa tiba – tiba kau bertanya ?! "

"eemm.. tidak.. pangeran.. haruskah kita membeli ikan ini.. ?" sa rang menunjuk sebuah ikan berwarna merah yang terlihat indah

" haruskah ?"

Sarang nampak mengangguk cepat kemudian Mereka lalu duduk di pinggir pasar sambil makan ubi manis yang hangat

" apa ? da seom nui [ kakak perempuan ] menangis ?" yi yang nampak menghentikan makannya sejenak dan memandang ke arah sa rang

Sarang mengangguk pelan " dia menangis, sepertinya dia benar – benar sedih, kakak.. menangis karena pangeran mahkota,aku mendengar ibu dan kakak membicarakan masalah bersama dan putri mahkota, sepertinya kakakku menyukai pangeran mahkota tapi.. ku dengar istana sudah memilihkan seorang putri mahkota untuk pangeran mahkota mungkin itu yang membuat kakakku merasa sedih "

" jadi... kakakmu menyukai kakakku.. tapi kakakku akan di jodohkan dengan orang lain, eemm... ini rumit "

Sarang memandang ke arah yi yang " pangeran.. apa kakakku tidak bisa menjadi putri mahkotanya pangeran mahkota ?"

" kurasa bisa... bukankah nui [ kakak perempuan ] juga seorang perempuan, nui juga sangat cantik, sangat baik dan juga pintar.. dia bisa menjadi putri mahkota" yi yang nampak tertawa renyah

" kau benar... lalu... bagaimana dengan calon putri mahkota.. nona yoo jung itu "

" eemm... kakak juga bisa menjadi jodoh mereka berdua " yi yang menjawab dengan enteng

" mereka berdua ? aahh.. kurasa seperti itu tidak akan membuat siapapun terluka " kata sarang polos

" wuahh.. sa rang sangat pintar " yi yang mengacungkan jempolnya pada sa rang " saat dewasa nanti kaulah yang akan menjadi jodohku, karena kau satu – satunya gadis yang bersamaku sekarang "

" oo.. benar pangeran.. aku akan menjadi jodoh pangeran dan memakai baju yang indah, rambutku akan di penuhi hiasan yang cantik dan wajahku akan di rias dengan cantik sekali, aku tidak sabar ingin menjadi besar seperti kakak"

Mereka kemudian tertawa bersama, 2 orang yang terlihat begitu polos, mereka belum mengerti apa itu cinta dan bagaimana itu cinta, bagi anak – anak seperti mereka, cinta adalah tidak saling melukai dan selalu bersama

Rasa persahabatan yang di rasakan yi yang pun langsung di simpulkannya sebagai cinta pada sarang, dan sarang yang terlihat polos tersebut menurut saja apa yang di katakan yi yang sahabatnya tersebut, mereka berdua selalu bersama, tertawa dan menceritakan segalanya bersama


The Queen : It Has To be You ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang