#37

137 9 0
                                    

"Lo mau beli apaan lagi?" Kalimat itu akhirnya keluar dari mulut Fika saat tangannya penuh dengan kantung plastik belanjaan milik Nando. "Gue bukan babu, ya."

Lelaki itu sebenarnya tidak tahu mengapa mereka bisa ada di sini. Ia berpikir ini adalah satu dari berbagai upaya agar Fika tidak memiliki waktu kosong untuk kembali berusaha menghubungi Kiki. Matanya memindai seantero toko baju, ia tidak sengaja melihat topi-topi yang tergantung. Nando mendekati bagian tersebut sampai tangannya mengambil salah satu benda dari sana. Ia meletakkan beannie berwarna merah muda yang berbentuk wajah babi ke atas kepala Fika.

"Is, ngapain lagi." Fika menggoyangkan kepalanya agar benda tersebut jatuh dari kepala, tapi tidak berhasil. Tangannya juga penuh dengan belanjaan milik Nando.

"Lo liat nih, muka lo." Nando membuka kamera depan layar ponselnya sampai wajah Fika terpampang jelas. "Itu yang di atas sama yang di bawah kayak anak kembar yang lagi reuni setelah pisah sekian lama. Lo tau apa yang paling mirip di antara mereka berdua?"

Fika memutar bola matanya, sama sekali tidak tertarik dengan perkataan Nando.

"Idung mereka sama-sama besar nan lebar dan itu gak bisa dipungkiri." Nando terkekeh seraya menjauhi ponsel itu lebih ke depan dan memperlihatkan wajah mereka berdua di depan kamera. Ia menyentuh lingkaran sehingga foto terambil dengan wajah Fika yang masih cemberut, sedangkan dirinya masih sempat tersenyum tipis.

"Apus apus!" pinta Fika yang tidak menyangka Nando mengambil foto barusan.

"Gak mau, gue nya ganteng."

"Do, apus gak?"

"Ya elah, emang kenapa? Orang hp punya gue."

"Tapi gue gak suka."

"Gue suka." ujar Nando sambil memainkan ponselnya.

Perempuan itu meletakkan semua barang belanjaan di lantai. "Ya udah, gue pulang sendiri."

"Ya udah, duit lo aja abis."

"Astaghfirullah." Fika tidak berdaya. Ia benar-benar merasa seperti berhadapan dengan Raka.

"Ya udah, gue bakal apus. Tapi pake syarat."

"Ya ampun,"

"Bilang gue ganteng." Nando menggenggam ponselnya di balik badan, tangan kiri menggenggam tangan kanan. "Udah gak usah, pengen gue upload di ig." Ia menarik ponselnya lagi ke depan dan jari jempolnya menyentuh ikon aplikasi Instagram. Nando melakukannya tanpa alasan. Entah karena memang ia terlihat bagus di foto tersebut, atau karena ia ingin mengabadikan foto bersama perempuan yang sedang menekuk wajah itu.

"Do, jangan ngeselin." Fika berusaha meraih ponsel yang ada di genggaman Nando. Tapi laki-laki itu selalu berhasil menghindar.

"I did it, got ya!" Nando menyeringai memperlihatkan layar ponsel, menunjukkan ia telah mengunggah foto tersebut ke media sosial miliknya. Kemudian laki-laki berbalut jaket beludru itu menghindarkan ponselnya lagi karena Fika terus-terusan berusaha menggapai benda itu.

"Nando!" pekik Fika. Mereka berdua berjinjit, yang laki-laki mengamankan ponselnya tinggi-tinggi, yang perempuan berusaha menggapai benda itu.

--

Kedua pintu mobil tertutup setelah keduanya masuk dengan suasana hati yang masing-masing berbeda.

"Makin jelek bego muka lo kalo ditekuk begitu."

"Gue gak sudi ngomong sama lo, ya."

"Itu barusan ngomong."

"Apus ah, gue nya jelek banget itu. Foto sekali lagi, deh." Fika memiringkan posisi duduknya, menatap Nando penuh permohonan.

"Enggak, entar gue jadi ngupload dua kali."

"Ngeselin." Bibirnya sekarang maju beberapa senti karena kesal.

"Makannya bilang gue ganteng dulu, entar gue kasih nih hp gue." ujar Nando sambil menoleh. Ia belum menyalakan mesin mobilnya. Lagi-lagi mereka mendahulukan perdebatan dan tawar-menawar yang tidak penting.

"Why do i have to?"

Lelaki itu mengangkat kedua bahu, "Because I am."

"Pede banget."

"...."

"Ya udah, lo ganteng." kata Fika cepat dan langsung menyambar ponsel yang ada di tangan Nando. Ia menekan tombol di samping benda persegi panjang itu supaya layar menyala.

Nando terkekeh ringan melihat perempuan di sampingnya dengan tampang bodoh melihat layar ponsel yang terkunci.

Fika menoleh, "Apaan passcodenya?"

"I won't tell it, got ya again." Ia menarik ponsel tersebut dari tangan Fika dan langsung menyelipkan di kantung celana jeans hitam miliknya sambil menertawai perempuan itu.

"You messed me up."

Kalimat yang dilontarkan Fika malah membuatnya ingin tertawa, "Drama queen banget anjir."

a/n: kependekkan ye? gapapa udah, baca aja dulu.

Media: A Rocket to The Moon - Going Out

Berlabuh PadamuWhere stories live. Discover now