#27

122 12 0
                                    

Sepanjang jalan menuju rumah Paman Choi, Kiki tidak mengeluarkan banyak suara. Bahkan sesampainya di dalam kamar, ia tidak langsung merebahkan badannya atau membereskan barang-barangnya. Tapi ia bersandar di kasur, kakinya ditekuk, kedua telapak tangannya bertautan di atas lutut. Ia melamun dan entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang. Dirinya bertanya-tanya, apakah Fika akan memaafkannya, atau mungkinkah malah perempuan itu sekarang sedang bersiap untuk balas dendam. Afika Syifa yang selama ini ia cintai itu telah terlanjur berasumsi bahwa Kiki sengaja tidak mengabarinya karena hal yang tidak baik. Padahal, niatan dia ke sini bukan untuk melihat pameran lukisan. Ya, mungkin benar untuk melihat pameran, tapi hanya sepuluh persen atau kurang. Selebihnya, Fika adalah alasan kenapa ia rela pergi jauh-jauh ke sini.

"Udah, Ki. Gak usah terlalu dipikirin." Suara Paman Choi yang hangat itu membangunkan Kiki dari lamunannya. Pria itu duduk di ujung kasur, mengamati Kiki, seolah paham suasana hati keponakkannya.

Kiki tersenyum simpul dan meluruskan kakinya.

"Rumit, ya?" Tanya paman.

"Serumit apapun, tetep harus diselesaiin, om. Kecuali kalo bukan Fika."

Pria di hadapannya terkekeh. "Makan dulu deh, sana. Biar bisa cepet diminum obatnya."

Kiki mengangguk.

"Ya udah, om mandi dulu." Ucap Pria itu sambil keluar dari kamar Kiki.

Lelaki yang mengenakan kemeja flannel warna marun itu belum beranjak dari kasur. Ia ingin sekali menghubungi Fika, tapi perempuan itu tidak mungkin akan menjawab. Kiki memutar-mutar ponsel di tangan kanannya. Pikirannya melayang entah kemana. Rasanya ia ingin tidur dalam waktu yang sangat lama, karena matanya begitu lelah, entah kenapa rasa semangatnya akhir-akhir ini menurun drastis.

Nando: Lo dimana?

Kiki: Rumah om choi

Nando: Oh, sesuai perkiraan

Satu alis Kiki terangkat.

Kiki: Maksud?

Nando: Entar deh, biar jelas. Besok jam setengah 3, gue tunggu di Garosugil depan galeri.

Kiki: Harus banget besok?

Nando: Bacot

Kiki: Gue masih capek (read at 7:42pm)

Kiki menghela napas. Sahabatnya itu pasti akan mencari cara supaya ia tetap datang, bagaimanapun caranya.

Kiki: Ya udh iya, gembel. gue dateng-_-

Nando: Gut cois, gut cois

Nando sent a sticker

Kiki sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Kiki: Sampis, gobs.

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Nando sent a sticker

Kiki: Gue block lu anjing.

Berlabuh PadamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang