Isshoni

612 90 41
                                    

Terukir senyum bahagia dari wajah tampan seorang anak lelaki yang sedang membonceng Neneknya di sepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terukir senyum bahagia dari wajah tampan seorang anak lelaki yang sedang membonceng Neneknya di sepeda. Begitu pun dengan wanita yang tak muda lagi namun masih terlihat cantik, ia terus tersenyum manis.

Hari ini bunga plum berguguran begitu indah, ditambah beberapa bunga Sakura pun mulai berguguran. Membuat suasana hati mereka berdua menjadi lebih bahagia. Terdengar kekehan kecil dari Taka. Nenek yang mendengar itu mengernyitkan sebelah alis matanya heran.

"Ada apa denganmu?" tanya Nenek sambil menepuk pundak cucu satu-satunya ini cukup keras.

Taka hanya tertawa renyah. Tidak menjawab pertanyaan neneknya itu sama sekali. Ia terlalu bahagia. Sampai sekarang ia tak percaya, seperti mimpi. Ternyata pertemuan dengan nenek benar adanya kini. Dan sudah seharusnya Taka mensyukuri itu.

"Kenapa tiba-tiba kamu mengajak Nenek keluar bersama?"

"Saya pikir sudah terlalu banyak waktu yang terbuang tak bermanfaat begitu saya tidak ada di samping Nenek. Sekarang, dan seterusnya saya ingin menghabiskan banyak waktu bersama Nenek," jawab Taka lembut.

Nenek yang mendengar jawaban itu langsung tersenyum haru, ia mengusap pundak Taka lembut.

"Nek....," panggil Taka masih sambil terus mengayuh sepedanya.

"Ya?" Nenek tersadar dari lamunannya.

Akhir-akhir ini Nenek sering melamun. Ada banyak pikiran yang mengganggu, dan hanya nenek yang tahu sendiri. Ia tak berniat memberi tahu siapapun termasuk cucunya sendiri. Karena ia takut pikirannya ini hanyalah sebuah prasangka semata. Nenek tak ingin membuat cucu satu-satunya khawatir. Ia ingin menikmati waktu bersama Taka dengan bahagia tanpa gangguan sedikit pun.

Sudah berapa tahun mereka tak berjumpa. Waktu itu nenek sebenarnya sudah merasa sangat putus asa. Ia kira ia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan Taka. Tapi, ternyata tidak. Sudah ada beberapa tahun yang terbuang sia-sia tanpa hadirnya Taka di hidupnya. Satu tahun penuh lamanya nenek waktu itu mencari keberadaan Taka, karena merasa lelah ditambah usianya yang tak lagi muda. Nenek memutuskan untuk memberhentikan pencariannya. Setelah itu ia hanya pasrah pada takdir yang ada.

Namun semuanya berubah begitu Nada datang ke dalam kehidupan nenek. Entah bagaimana nenek pun tidak mengerti, ternyata Nada dan Taka saling mengenal baik satu sama lain. Nenek sangat berterima kasih pada Nada, karena berkatnya jugalah ia bisa bertemu dengan Taka, bahkan hingga berbaikan seperti ini. Nenek seperti memiliki dua cucu sekarang, nilai plusnya, kedua cucu nenek adalah anak baik.

"Nenek tidak kedinginan, kan?" tanya Taka terdengar cemas.

"Tidak, kamu bagaimana?" nenek tersadar dari pikirannya sendiri. Ia melihat ke arah punggung lebar Taka dari belakang.

"Saya? Tentu saja tidak! Ada Nenek di samping saya, jadi rasanya selalu hangat!" jawab Taka di iringi kekehan seperti anak-anak. Mungkin saat ini ekspresinya pun seperti anak kecil dengan jajaran gigi yang ia pamerkan.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang