Doshite? (2)

545 108 47
                                    

Nada menghela napas panjang, ia menatap lesu ke arah layar laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada menghela napas panjang, ia menatap lesu ke arah layar laptopnya. Kenapa ia merasa semakin hari semakin melelahkan saja? Berat sekali. Ia memijat pundak kanan dan kirinya. Ayo, semangat! Sebentar lagi selesai. Hari-harinya selama di Jepang memang berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada gangguan sedikit pun soal pekerjaannya.

Hanya saja ada beberapa hal yang mengganggu, pertama yaitu Taka, kedua Taka dan ketiga Taka. Aih! Nada memukul kepalanya kesal, ia mendengus. Ada apa dengan isi kepalanya ini? Semuanya tentang Taka lagi dan lagi. Benar-benar mengganggu saja. Nada tak ingin memikirkannya, tapi entah mengapa pikirannya terus saja menyuruhnya untuk berpikir tentang si Pria Talas itu.

Memikirkan Taka berhasil membuat tenggorokannya kering. Ia pun berjalan keluar kamar, berniat mengambil air minum. Terdengar suara pintu yang tergeser. Nada melangkahkan kakinya ke luar kamar. Ia langsung melihat ke arah langit, malam ini bintang berkelip sangat indah. Banyak pula, Nada tersenyum manis begitu melihatnya.

Nada menoleh ke arah kiri, berniat berjalan menuju dapur. Ia berteriak terkejut "Whoa!"

Siapa sangka lelaki yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya sudah ada di hadapannya sekarang, ah, tidak, bahkan beberapa menit yang lalu mungkin. Ia berdiri tepat di balik pintu. Benar-benar deh mengejutkan.

"Hobi kamu mengagetkan orang, ya?"

Nada mengusap-usap dadanya. Jantungnya hampir saja meloncat keluar. Taka hanya terdiam sambil menatap Nada. Tatapannya dalam dan tenang, seperti suasana malam ini yang begitu tenang.

Bahkan lebih dari tenang, bisa dibilang sunyi. Nada melihat ke arah Taka, masih tidak ada reaksi sama sekali. Pria itu betah berdiri terdiam dengan tatapan matanya yang menenggelamkan.

"Seharusnya kamu memberi salam terlebih dulu!" ucap Nada ketus. Ia menjadi kikuk sendiri. Bingung harus mengatakan apa pada Taka, karena sedari tadi ia hanya mendapati Taka yang berdiri membisu.

Taka masih terdiam, ia sama sekali tak merespon Nada. Tentu saja hal ini membuat Nada mulai merasa takut sekaligus gugup. Ia menggigit bawah bibirnya sambil mengepal-ngepal jari-jari tangannya di belakang. Pandangan matanya kabur kemana-mana, melihat ke sana ke mari tak jelas saking gugupnya. Nada pun memberanikan diri berjalan melewati Taka.

"Permisi saya mau minum."

Nada berjalan keluar kamar dengan tatapan tajamnya ke arah Taka, seperti tikus yang ketakutan makanannya akan diambil oleh musuhnya. Taka masih terdiam sambil menatap Nada.

Namun, akhirnya Pria itu akhirnya bergerak juga, menggeser tubuhnya agar Nada bisa lewat. Sesudah melewati Taka, Nada berlari kecil menuju dapur. Suara denyutan kayu rumah yang terinjak terdengar memecah keheningan malam itu.

Sesampainya di dapur Nada meneguk habis air putih segelas penuh. Ia terdiam, kenapa Nada merasa ada sesuatu yang mengganjal? Aneh, tapi apa itu?

Nada mengingat wajah Taka dan ekspresinya barusan. Ya ampun, kenapa, sih, dia? Terlihat rona merah di kedua pipi Nada. Taka, apakah itu benar Taka? Jangan-jangan itu hantu? Nada tiba-tiba merinding. Ia mengedikkan pundaknya ngeri.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang