Bantu Aku!

1.6K 299 289
                                    

     Nada bisa benar-benar gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Nada bisa benar-benar gila. Sudah satu minggu lamanya ia melakukan penelitian sendiri. Bahkan sudah dua hari ini ia selalu begadang, ia tidak merasa melalaikan tugasnya yang satu ini. Nada merasa selama ini ia selalu tepat waktu.

     Janjinya dengan Taka pun sampai ia lupakan. Lagipula bagaimana caranya mereka bertemu? Tidak ada kontak yang bisa dihubungi. Dan lagi ia sudah tidak bulak-balik ke Kebun Raya Bogor. Mereka lupa untuk saling bertukar nomer handphone.

     Nada menghela napas panjang lalu merentangkan kedua tangannya. Ia lihat keadaan meja kerjanya. Berantakan, kertas bertebaran dimana-mana. Nada akan membereskannya sebentar lagi. Ia lihat ke arah jam dinding. Sudah pukul 14:00 siang. Ini hari Sabtu, seharusnya ia bekerja setengah hari.

     Tapi karena tugasnya masih menumpuk, ia harus pulang telat. Semua teman-temannya sudah pulang, hanya tersisa Nada dan beberapa pegawai lainnya. Seperti Office Boy atau Satpam.

     Ia sudah tidak kuat, kedua matanya terasa berat. Sejak hari Kamis dan Jumat, ia sama sekali tak tidur. Dan sekarang hari Sabtu, yang seharusnya lebih santai. Nada rasanya ingin menangis. Bela, cepatlah kembali.

     Kenapa tidak mencari Asisten pengganti? Ya ampun. Kalau begini terus Nada bisa jatuh sakit. Tidak bisa, itu, kan kewenangan perusahaan. Memangnya ia bisa membayar Asisten pengganti itu?

       Bela adalah Asisten pribadi Nada. Bela memang lebih muda 2 tahun dari Nada, dan ia sudah menikah. Tapi Nada belum menikah. Nada sendiri tidak mengerti. Kalau memikirkan hal itu Nada langsung merasa moodnya menjadi buruk.

     Bukan, bukan karena Nada tak ingin menikah. Ia merasa tidak ada perasaan tiap membayangkannya. Kalau dipikir-pikir, pekerjaan sudah. Karir pun sudah. Lalu apa yang akan Nada cari lagi?

     Setelah merapihkan meja kerjanya yang berantakan seperti kapal pecah, ia bangkit dari duduknya dan mengambil dompet dari dalam tas. Lalu berjalan keluar. Nada ingin membeli Asinan, sepertinya akan membuat ia merasa lebih segar.

🇮🇩🌺🇯🇵

      "Kamu?"

    Nada terkejut begitu melihat Taka sedang melahap asinan di mangkuknya. Taka hanya tersenyum lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

    Sambil menunggu pesanan asinan, Nada menarik salah satu kursi plastik. Ia lalu duduk di samping Taka. Ia perhatikan Taka, lucu sekali. Taka sudah tak terlihat seperti orang Jepang.

    Pria Jepang itu piawai sekali dalam memegang sendok. Yang membuat Nada semakin aneh adalah, kenapa Taka mau membeli jajanan di pinggir jalan? Biasanya, para turis tidak pernah seperti itu. Mereka takut makanan yang mereka beli di pinggir jalan itu tidak steril.

    "Hahaha."

     Tanpa sadar Nada tertawa. Cepat-cepat ia tutup mulutnya dengan tangan. Nada selalu saja tertawa walau hanya melihat Taka. Ditambah melihat tingkah lakunya sekarang.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang