Cerita dan Rahasia

608 133 29
                                    

       Pagi hari ini Nada dan Taka lari pagi di Lapangan Sempur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Pagi hari ini Nada dan Taka lari pagi di Lapangan Sempur. Nada terus berlari, kepalanya menoleh sebentar ke belakang. Senyum licik mulai terukir di bibirnya, Taka tidak terlihat, dasar lambat. Dengan santainya ia pun memperlambat larinya. Seluruh tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat. Pantas saja, sih, Nada sudah berlari hingga tiga putaran, lumayan.

     "Kamu cape, ya?" tiba-tiba suara itu terdengar di samping kanan Nada.

     "Kamu!" Taka memang senang mengangetkan orang. Hampir saja Nada tersandung batuan kerikil di depannya. Taka yang melihat Nada kaget hanya tertawa seperti biasa.

     "Kamu, kan, masih di belakang tadi." Bela Nada karena sedari tadi ia tidak melihat Taka sama sekali. Nada pikir ia tertinggal jauh di belakang.

    "Itu, kan, tadi, sekarang tidak." Elak Taka sambil menjulurkan lidahnya meledek. Sangat menyebalkan!

    "Kamu licik." Dengus Nada kesal.

    "Tidak, kok, lagipula kamu terlihat cape. Makanya kamu jadi lambat." Sungut Taka tak mau kalah.

     "Tidak juga!" sanggah Nada sama tak mau kalah.

     "Kamu pikir saya akan menyerah? Saya akan terus berlari sampai apa yang saya inginkan tercapai," sambil menatap Nada meremehkan. Sejak kapan Nada ingin memukul wajahnya Taka? Ekspresinya itu benar-benar menyebalkan. Setelah itu Taka mulai berlari lagi meninggalkan Nada di belakangnya.

    "Menyebalkan," dengus Nada. Ia pun berlari kencang menyusul Taka.

🇮🇩🌺🇯🇵

     "Lari kamu kencang sekali," Nada duduk sambil meregangkan kedua kakinya.

     Lapangan sempur hari ini tidak begitu ramai karena bukan hari Minggu. Ini hari Rabu. Mereka berdua duduk di tengah lapangan rumput. Seperti dua anak hilang dengan cueknya mereka duduk santai sambil meregangkan kedua kaki. Sebentar-sebentar menarik napas, lalu membuangnya hingga beberapa kali.

     "Tentu saja! Saya keren bukan?" Taka membusungkan dadanya angkuh.

     Nada tertawa kecil mendengarnya. Taka memang seperti itu, bisa dibilang narsis tingkat tinggi.

    "Percaya diri banget, sih." Ceplos Nada meledek.

     "Itu harus, waktu saya SMP saya terkenal satu sekolah karena saya jago sekali yang namanya olahraga. Seperti lari, sepak bola, basket dan berenang. Nilai saya juga selalu bagus." Bukannya pamer, Taka hanya ingin berbagi sepotong kisahnya dulu pada kawan barunya ini.

      "Pantas saja," tidak heran ia cepat sekali larinya pikir Nada.

     "Kalau kamu bagaimana?"

     "Saya? Kalau SMP saya suka yang namanya berorganisasi. Saya pernah menjadi sekretaris OSIS. Lalu menjadi Ketua di salah satu ekskul. Saya juga selalu juara kelas." Kedua mata Nada melihat ke atas langit pagi yang berwarna biru cerah, ia tersenyum seperti mengenang masa-masa sekolah dulu.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang