Tidak Mungkin

547 114 53
                                    

       Taka akhirnya bisa sampai juga, ia menumpang mobil seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Taka akhirnya bisa sampai juga, ia menumpang mobil seseorang. Untung saja seseorang itu berbaik hati. Setelah sampai tepat di sebrang apartemennya, ia menyebrang, lalu segera masuk ke dalam apartemen sambil berlari kencang, ia lalu menekan tombol di lift frustasi.

      Wajahnya sudah sangat pucat karena mengkhawatirkan wanita bodoh yang sedang menunggunya. Bagaimana bisa dia melakukan ini? Di luar sangat dingin dan gelap. Sepertinya badai salju akan datang. Taka semakin mempercepat larinya.

TAP!

     Ia menghentikan kedua kakinya dan berhenti tepat di depan seorang wanita yang sedang duduk menelungkup di samping pintu kamar apartemennya. Ya, itu Nada. Dia masih tetap di sana menunggu Taka.

    Sadar Taka sudah berada di hadapannya, Nada mendongak. Ia tersenyum, senyum yang ia paksakan. Karena ia menahan rasa dingin sedari tadi yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Nada berusaha bangun, ia memegang erat pegangan pintu.

     "Ta-ka," ujarnya dengan wajah yang sangat pucat.

     Kedua lengan dan kakinya bergetar kuat. Hidungnya ia tutupi dengan telapak tangan dan tissue. Taka lihat ke bawah lantai, darah berceceran. Nada mimisan.

    Taka sama sekali tak bisa berkata apapun, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Nada, Nada melakukan hal bodoh ini. Padanya, ya padanya.

    Wajah Nada terlihat semakin pucat. Tangan dan kakinya bergetar semakin kuat. Nampaknya baju hangat yang Nada gunakan pun tak memberikan rasa hangat sama sekali.

   "Sudah berapa lama kamu di sini?"

     "Ya?"

     Nada tiba-tiba merasa lemas. Akhirnya, ia pingsan juga.

🇮🇩🌺🇯🇵

     "Wanita yang hebat," ujar Natsumi sambil memakaikan selimut berlapis-lapis pada sekujur tubuh Nada.

    Sedangkan Taka sibuk di dapur, ia memasak air hangat, membuat teh dan membuat sup hangat.

     Nada tak sadarkan diri setelah bertahan cukup lama di luar, di dalam dinginnya salju dan gelapnya malam. Menahan rasa dingin dan kram yang menyerang kedua kakinya. Belum lagi, ia mimisan. Ia tertidur lelap di atas sofa empuk di ruang santai Taka. Natsumi adalah kawan Taka ketika SMA dulu. Kini ia sudah menjadi seorang Dokter. Natsumi tinggal satu apartemen dengan Taka. Kamarnya berjarak dua kamar dari Taka.

     "Wanita yang bodoh," ujar Taka sambil menaruh air hangat dan teh hangat ke atas meja.

    "Tidak, kamu salah. Dia wanita yang kuat, dia bisa bertahan dalam keadaan seperti ini. Dia bisa saja hipotermia, kalau itu terjadi nyawanya sudah tak tertolong."

    Mendengar perkataan Natsumi itu Taka menatap cemas ke arah Nada yang masih tertidur.

     "Maafkan saya, kalau saja saya ada di sini. Mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini," ujar Natsumi.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang