Duniamu

756 173 55
                                    

    "Halo, Assalamu'alaikum," terdengar suara yang cukup memekikan telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    "Halo, Assalamu'alaikum," terdengar suara yang cukup memekikan telinga. Nampaknya tak asing, suara ini. Suara siapa, ya?

   "Halo, Wa'alaikumsallam. Siapa?" Nada pun memberanikan diri untuk menjawabnya walau ada sedikit ragu. Sapaan itu sedikit mengganjal. Entahlah.

   "Kamu tidak menyimpan nomer saya?" jawab suara itu dengan entengnya.

   Nada diam sebentar seperti berpikir. Rasanya ia kenal suara ini. Nada lihat ke layar ponselnya, Taka? Ini, Taka? Si Pria Talas yang Aneh itu? Yang benar? Nada tidak salah orang, kan?

    "Ta-Taka?!" Nada terkejut bukan main. Bahkan hingga ia menjatuhkan buku-buku tebal nya di atas meja. Ia bangkit dari kursi kerjanya di dalam kamar. Kedua matanya membulat dengan sempurna dan napasnya seakan tercekat di kerongkongan sana.

   "Iya, betul."

   Suara itu kini membuat kepala Nada pusing, apalagi ini? Lelucon? Ah, tidak mungkin! Hal seperti ini sama sekali tidak pantas untuk dijadikan lelucon. Nada menjauhkan ponselnya sebentar lalu ia menarik napas panjang.

   "Saya menyimpan nomer kamu kok, saya hanya terkejut."

   Nada menempelkan kembali ponselnya di telinga kanannya dengan jantung yang masih berdegup tak karuan.

   "Kenapa terkejut? Itu sudah menjadi hal yang biasa bukan bagi saya? Kamu sendiri bilang, saya penuh kejutan. Dan ini salah satu kejutan saya dari kesekian kejutan saya yang lainnya!"

    Dengan mudahnya Taka menjawab seperti itu. Tidak tahukah ia? Apa yang Nada rasakan sekarang? Ia seperti merasakan serangan jantung mendadak. Kini bahkan detakan jantungnya semakin berantakan. Kacau, seperti ada yang mengacak-acak di dalam sana.

   "Taka, saya serius."

    Baiklah, Nada akui ia mulai panik. Kini ia memijit keningnya pelan, ternyata pusingnya sampai ke sini.

   "Baiklah, maaf. Sabtu nanti kita ke Masjid Raya, mau tidak? Di sana ada obral buku, obat-obatan herbal dan merchandise. Di depan Masjidnya." Ajak Taka penuh antusias. Terdengar dari nada suaranya.

   "Masjid Raya Kota Bogor maksud kamu? Jalan Raya Pajajaran, Bogor Timur?" seperti meyakinkan Nada menanyakan kembali kebenaran tempat kunjungan mereka nanti.

   "Iya, tentu saja. Mau tidak?" terdengar kekehan Taka setelahnya. Ya, nampaknya pria yang satu ini tidak merasakan apa yang Nada rasakan saat ini. ia tenang-tenang saja dan santai. Mungkin memang pembawaannya juga.

  "Tunggu Taka, saya tidak mengerti. Ini maksudnya apa?" Nada shock begitu mendengar ajakan Taka.

   Bagaimana tahu Taka tentang Masjid Raya? Jadi sebenarnya ada apa? Adakah hal yang Nada tidak ketahui? Sepertinya iya.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang