Lucu

548 108 38
                                    

Nada merasa sedikit lega karena sudah bercerita banyak hari ini pada Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada merasa sedikit lega karena sudah bercerita banyak hari ini pada Sakura. Walau, ya, resikonya rahasia yang selama ini yang ingin ia jaga terpaksa dibongkar sendiri olehnya. Sudahlah, yang penting Nada merasa baikan. Tidak ada salahnya bercerita masalahmu pada teman. Terkadang ada hal yang tidak bisa untuk terus dipendam sendiri.

Hari ini Nada pulang cukup larut, ia lihat ke arah jam tangan kulit hitamnya. Sudah pukul 21.00 malam, waktu berputar sangat cepat memang. Nada harus segera pulang, ia sengaja membeli beberapa kue basah untuk Obasan di rumah ketika jam istirahat siang tadi yang cukup panjang.

Rencananya Nada ingin memakannya berdua bersama Obasan sambil ditemani teh hijau. Menikmatinya berdua di depan kolam ikan dengan udara malam yang sejuk. Ah, membayangkannya saja sudah merasa damai. Semoga saja Obasan belum tidur.

"Nada, besok, kan, libur. Malam ini kita makan ke restoran lagi saja!" ajak Sakura sambil bergelantung di tangan Nada manja.

Tidak bisa, hari ini Nada ingin menghabiskan waktunya dengan Obasan di rumah, ujar Nada di dalam hati.

"Heh! Jangan menyusahkan! Dengan apa Nada pulang nanti?" ceplos Ogawa sambil menguncir rambut hitamnya yang panjang.

Ogawa adalah salah satu teman dekat Nada selain Sakura di Jepang. Ogawa adalah wanita jepang tapi berdarah jerman juga. Ibunya orang asli Jepang, dan ayahnya berasal dari Jerman. Bisa dibayangkan bagaimana penampakan fisik Ogawa. Ia memiliki tinggi badan yang hampir menyamai lelaki di Jepang pada umumnya. Tingginya bahkan hingga 175 cm.

Ogawa tidak memiliki mata yang sipit, matanya bulat seperti ayahnya. Tetapi rambutnya berwarna hitam seperti Ibunya. Sebenarnya Ogawa sudah sering ditawari untuk menjadi model beberapa majalah wanita remaja di Jepang. Tapi ia selalu menolaknya. Ia bilang, itu bukan dunianya. Memang, untuk ukuran wanita Ogawa terbilang tomboy. Tidak feminim seperti Sakura. Hobinya pun bermain basket. Benar-benar, deh.

"Tentu saja transportasi umum! Kan, banyak, kenapa nona Ogawa menjadi bodoh?" jawab Sakura dengan wajah polosnya.

Ogawa menghela napas, anak yang satu ini memang selalu membuatnya sakit kepala, batinnya kesal. Tidak jarang Ogawa dan Sakura selalu beradu argumen, untuk hal kecil sekali pun.

Pernah mereka berargumen soal sushi mana yang lebih enak, yang disajikan dingin atau panas. Nada yang hampir setiap hari melihat pertengkaran mereka hanya bisa menggelengkan kepala dan berusaha untuk melerainya.

"Bukan itu maksud saya, sudah malam. Nada itu bukan wanita sepertimu!" elak Ogawa sedikit ngotot. Kedua mata bulatnya terlihat seperti ingin keluar saja.

"Memangnya kamu bukan wanita apa?" sungut Sakura tak mau kalah. Ia berkacak pinggang sambil menampakkan wajah sombongnya. Bibirnya tertekuk ke dalam dan kepalanya sedikit mendongak ke atas.

"Tapi, Nada berbeda dengan kita, dia tidak bisa seperti itu," balas Ogawa tak kalah sengitnya.

Kini Ogawa sudah mengepal kedua tangannya, menahan emosi yang mulai menjalar di setiap aliran darahnya. Kalau tidak ada Nada di sini mungkin ia dan Sakura sudah berperang lagi.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang