This is Love, Isn't it?

608 95 70
                                    

 Cinta itu berasal dari reaksi kimiawi, dopamine dan norepineprine, menghasilkan PEA, phenilethilamine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Cinta itu berasal dari reaksi kimiawi, dopamine dan norepineprine, menghasilkan PEA, phenilethilamine. Karena itulah kenapa lutut terasa lemas, telapak tangan berkeringat, dan perut terasa diaduk-aduk ketika bersama seseorang yang disuka. Beban perasaan yang tak tertahankan itulah yang membuat banyak manusia ketika jatuh cinta sulit untuk berpikir jernih dan matang.

Bagaimana tidak? Saat keadaan tubuh dipenuhi dengan semua reaksi kimia, manusia akan merasakan perasaan enak dan tidak enak dalam satu waktu yang bersamaan yang tentu saja sangat menyiksa.

Dan semua reaksi itu kini tengah Nada rasakan, akhirnya Nada menyadarinya. Ia akhirnya mengakui, bahwa ia telah jatuh cinta pada seorang pria Jepang setengah Indonesia bernama Nishikido Takahisa.

Ini benar-benar tak terduga, hanya dalam waktu beberapa hari saja ia sudah seperti orang lain. Nada tahu, mereka berdua memang sangat dekat akhir-akhir ini. Semakin dekat, apalagi sejak kejadian itu. Ketika Taka mengungkapkan perasaannya pada Nada.

Yah, walau kenyataannya sekarang mereka seperti menjauh satu sama lain. Lagi-lagi, kenapa harus terulang? Ketika Nada sadar ini cinta, seseorang itu selalu saja pergi. Sebenarnya siapa yang salah? Siapa yang bodoh?

Sudah banyak hari-hari bersama yang mereka lalui, tapi kenapa Nada baru menyadarinya sekarang? Benar-benar keterlaluan. Nada memukul-mukul kepalanya. Rasanya Nada ingin berteriak kencang sambil menangis sepuasnya.

Kalau boleh jujur, ia menyesal. Ya, sangat menyesal. Sudah hampir satu bulan lebih Taka tak berkomunikasi dengannya. Walau ia suka bermain ke rumah, ia hanya berbincang dengan Obasan. Terlihat sekali, Taka tak ingin melihatnya lagi.

Nada tidak menyalahkan Taka. Karena ia sadar sepertinya ini akibat kebodohannya. Akibat ketidakpekaannya, dan tentu saja gengsinya.

Sebentar lagi bulan April akan datang menyapa, itu berarti sebentar lagi Nada akan kembali ke Indonesia. Ia jadi ingat perkataan Taka waktu itu, sekitar akhir Maret hingga awal April adalah saat-saat yang tepat untuk melihat bunga Sakura yang berguguran. Apalagi kalau bukan Hanami. Sekarang saja sudah mendekati akhir bulan Maret.

Tanpa Nada sadari setetes air matanya jatuh, ia menyekanya. Sekarang, ia benar-benar merasa bersalah. Seberapa bodohnya Nada hingga tak menyadari ketulusan hati Taka terhadapnya?

Nada hanya menganggap Taka sebagai sahabatnya waktu itu, walau jujur saja sebenarnya ia pun sudah menyimpan perasaan suka terhadap Taka. Tapi ia selalu menangkisnya, ia masih takut hal-hal seperti dulu terulang lagi. Dan buktinya sekarang terjadi lagi bukan? Mau bilang apa huh? Nada kini menangis dalam rasa bersalah dan penuh penyesalan.

Punggung kecil Nada bergetar, naik turun. Menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Nada memang sangat payah soal perasaan. Tidak peka, semaunya dan gengsinya itu keterlaluan juga kadang-kadang. Mau bagaimana lagi? Karena hanya dengan cara seperti itu ia merasa baik-baik saja. Karena hanya dengan cara seperti itulah Nada menjaga dirinya, ia takut terluka lagi.

Hanami | TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang