Terlambat

633 117 16
                                    

🏚️🏗️

"John!! John!!"

"Kemana lagi nih anak, nggak keliatan"

Bos kang keluar dari markas nya itu, ia mencari-cari keberadaan John. Di tempat itu hanya ada dirinya dan John, karena anak buahnya yang lain sedang beres-beres di markas mereka yang baru.

Sebelumnya bos kang memberikan tugas untuk John, tapi sampai saat ini John belum terlihat batang hidungnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke mobilnya terlebih dahulu, membawa satu tas ransel berisi berkas-berkas yang tersisa.

Langkahnya ringan, sesekali bersenandung sambil memainkan korek api gas di tangannya. Suasana hatinya sangat baik, entah karena apa.

Tapi tiba-tiba Langkah kakinya terhenti, seseorang menghadang jalannya.

"Apa kita saling mengenal?" Tanya nya, sedikit melangkah mundur.

"Dimana Chan?"

Yap, itu Abang, Saat ini Abang sudah sampai di markas mereka. Setelah Abang melontarkan pertanyaan itu bang Jun, bang Ochi dan bang jae juga muncul di belakangnya.

Bos kang memperhatikan mereka bergantian,

"Wah.. wah, sepertinya kalian memang tidak sabaran. Bukankah kita sudah sepakat untuk bertemu setelah saya mengirimkan jumlah yang pasti?" Tanyanya sedikit meledek,

"Saya tidak pernah menyetujui hal itu"

"Kalau anda minta saat ini juga, berapapun akan saya siapkan. Jadi tolong, dimana Chan?"

Bos kang yang mendengar hal itu, mengeratkan kepalan tangannya. Ia kesal, ia marah dan ia benci mendengar pembelaan Abang terhadap Chan.

"Kenapa kalian harus repot-repot mencari dia. Dia bukan anak baik"

"Sebagai orang yang pernah tinggal dan hidup bersamanya, dia cuma anak kecil pembawa s*al. Udah paling bener kalian pisah sama bocah itu"

Bang Ochi semakin geram, ia juga sudah mengepalkan tangannya kuat sejak tadi. Saat ia melangkah maju Abang menahannya.

"Dimana dia!?" Ucap bang Ochi sedikit menggertak, tapi gertakan itu hanya mengundang tawa bagi si penjahat.

"Anda tanya kenapa kita harus repot-repot mencari Chan? Jawabannya adalah karena kita Keluarga" Abang kembali memberikan pembelaan,

"Keluarga tidak akan pernah membiarkan anggotanya dalam bahaya"

"Dan fakta bahwa Chan masih memanggil anda dengan sebutan 'papah' saya sangat muak, penjahat seperti anda tidak pantas di panggil seperti itu. Terutama oleh anak sebaik Chan"

"Sekali lagi saya tanyakan dengan jelas Dimana Chan?!" Mata Abang terbelalak merah, nada bicaranya sudah sangat serius sejak tadi.

Bang Ochi melangkah mundur saat mendapati pemandangan mengerikan itu. Suatu pemandangan yang baru saja ia temukan kembali, reaksi itu terakhir kali terlihat dulu sekali, saat keluar pernyataan bahwa kematian ayah adalah kasus pembunuhan berencana.

Bos kang, hanya menyunggingkan senyum miring. Ia melepaskan tas ranselnya, berjalan mendekat ke hadapan Abang. Memainkan pandangannya ke segala arah sebelum menatap Abang.

"Saya tidak suka melihat anak s*al*n itu hidup bahagia. Di tambah lagi, semua kes*alan di hidup saya itu terjadi karena dia. Dia tak pantas untuk hidup" ujar bos kang,

"Jangan pernah melampiaskan kemarahan anda kepada adik saya. Karena nyatanya semua hal buruk yang menimpa anda, adalah akibat dari apa yang anda lakukan sendiri"

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now