Amarah

1.3K 133 2
                                    

🏘️🍽️

  "kenapa sih bisa ceroboh banget" mas Han yang masih membereskan dapur tidak henti-hentinya mengomel kepada tiga adiknya yang sedang makan itu,

  "Mas, udah dong.. lagi pada makan lho" kak Hao mencoba menghentikan Omelan mas Han,

  Bang Ochi makan dengan terburu-buru karena tidak tahan dengan Omelan mas Han, mas shua makan dengan santai tapi terlihat raut tidak suka dari wajahnya, sementara Chan hanya mengaduk-aduk makanannya dan menyuapkan sedikit demi sedikit ke mulutnya Chan berusaha tetap makan walau dalam keadaan menahan tangis.

  "Kalau kalian kenapa-kenapa gimana? Abang juga lagi sakit.. Mas nggak bisa sesabar Abang yang ..." ucapan mas Han terpotong,

  "MAS!" Ochi berdiri dan sedikit berteriak kepada mas Han, sungguh dia sudah sangat muak. Bukankah tadi mas shua juga sudah minta maaf? Kenapa masih terus dipermasalahkan?

   Setelah mendengar teriakan itu Chan menjatuhkan sendoknya, hingga membuat mas shua memandang ke arahnya dan kak Hao mendekat ke meja makan.

  "Cukup ya mas! Kita juga capek mas, kita juga khawatir kalau Chan nggak ada kabar, tapi mas coba hargai kita dong yang udah bawa chan pulang!" Bang Ochi benar-benar mengeluarkan isi hatinya, mas Han langsung terdiam mematung seketika tak menyangka bahwa Ochi akan berteriak kepadanya,

  Chan sudah menutup telinganya, dia tidak bisa mendengar suara membentak. Ia tidak suka, mas shua bangun untuk mengambil sendok yang terjatuh. Kak Hao yang mendekat berusaha mengelus lembut kepala Chan.

  "Aahhhkkk..."

   'Bruukk'

   Chan menutupi kepalanya dengan kedua tangannya, ia menghindari tangan kak Hao yang berusaha menyentuh kepalanya tapi berakhir dia jatuh dari kursi nya.

   Abang Cheol sama kak nu yang mendengar suara teriak Ochi sedari tadi segera keluar dari kamar,

  "Adek.." ucap bang Cheol sedikit berlari ke arah Chan,

  "Ada apa sih bang chi? Nggak sopan tau teriak ke mas" kak nu menegur Ochi,

  "Tanya sama mas Lo tuh" bang Ochi segera meninggalkan ruang makan, ia segera naik ke kamarnya.

  "Dek, ini Abang dek.." bang Cheol panik melihat Chan yang masih menutupi kepalanya, Abang berusaha membuka kedua tangan Chan dan ketika terbuka di baliknya wajah Chan terlihat ketakutan. Chan tidak bisa, ia panik saat kak Hao mengarahkan tangannya ke kepala Chan. Chan berfikir kalau kakaknya akan memukulnya, mas shua yang melihat raut wajah Chan menjadi marah ke mas Han.

  "Mas, liat yang Udah Lo lakuin! Setidaknya Lo bisa tanya baik-baik ke kita tentang dari mana dan apa masalahnya" ucap mas shua,

  "Tanpa Lo sadari, Lo sendiri penyebab adek jadi kayak gini!!" Mas shua sedikit menaikan suaranya, kak Hao menahan mas shua, mengelus lembut punggungnya

  "Ada apa ini?" Tanya bang Kyeom yang baru datang dari taman belakang,

  "Kyeom tolong bawa Chan ke kamarnya" Abang memberi perintah ke Kyeom, Kyeom segera mengikuti perintah Abang. Dia dan kak nu membantu Chan berdiri dan menuntunnya masuk ke kamar.

  "Sekarang Abang butuh penjelasan kalian" tegas Abang.

~~~

  Hao meletakkan tiga gelas minuman di meja ruang keluarga, ketiganya tentunya untuk para sulung yang sekarang sedang meredakan amarahnya. Hao lalu duduk di samping mas shua yang sedang menahan tangisnya.

  "Mas nggak tau kan kenapa Chan pergi?" Tanya mas shua sedikit terisak, mas Han hanya menunduk penuh penyesalan

  "Chan pergi karena mas sendiri, dia denger fakta bahwa Yeon adalah adiknya bang jae.. itu yang buat Chan pergi.. dia ngerasa bersalah tentang hal itu, dan yang lebih menyakitkan lagi walau Chan nggak cerita ke shua.. tapi cara dia tau fakta itu dari mulut mas, bukan dari bang jae.." lanjut mas shua sambil menatap tajam ke mas Han, Kak hao masih sabar mengelus punggungnya dan ikut menahan tangis,

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now