Ingatan Masa Lalu

1.1K 113 0
                                    

🥀🥀

Chan meletakkan bunga di atas dua Nissan yang baru saja ia bersihkan.

"Mamah Chan datang" ucapnya sambil mengelus Nisan di sebelah kanan nya,
"Yeon juga, Chan datang" sambil mengarahkan pandangan ke arah kirinya. Angin berhembus sepoi, menyentuh Surai Chan, juga menerpa wajah dan mata yang mulai mengalirkan airnya.

🎥flashback🎥

Mamah, adalah peri penolong bagi Chan. Ia adalah satu alasan kenapa chan bertahan di tempat papah. Bahkan sebenarnya pak tua itu tak pantas disebut papah oleh chan. Beberapa waktu setelah kecelakaan Chan, mamah dan suaminya datang ke panti. Mamah bilang ia ingin memiliki teman di rumahnya, karena setelah pernikahan dia belum juga di anugerahi seorang anak. Sangat bertolak belakang dengan suaminya, ia hanya datang sebagai formalitas menemani istrinya pergi ke panti.

Saat itu, mamah memilih Chan. Mamah bilang, Chan terlihat seperti anak yang sangat cerdas. Ibu yang sudah menaruh harapan pada mamah, yang diyakini akan menyayangi Chan dengan sepenuh hati pun mengizinkan. Karena Chan sangat pantas mendapatkan itu, setelah badai yang ia hadapi di hari-hari sebelumnya.

Berbeda dengan Yeon, yang marah akan hal itu. Ketika Chan hendak dibawa pergi, Yeon meraung-raung menangis dan marah. Ia tak ingin dipisahkan dengan sahabat nya itu. Tapi, mamah menenangkan Yeon. Mengatakan bahwa Chan akan di sekolahkan di tempat yang sama dengan Yeon nantinya. Maka, Yeon merasa sedikit tenang.

Waktu berlalu, Chan mendampingi mamah yang ternyata telah hidup dalam kesendirian. Walau nyatanya, ia memiliki hubungan dengan suaminya. Tapi, ternyata itu hanya panggung sandiwara. Di depan rekan kerja, saat acara atau pesta perusahaan ia bersikap sangat manis. Suasana yang berlainan ada saat keduanya berada di satu ruangan, hanya keheningan dan mencekam.

Tapi mamah, benar-benar manusia yang tulus. Mamah selalu menyiapkan sarapan setiap pagi, mengurus keperluan rumah tangga dan menunggu kepulangan suaminya. Walau hanya kekecewaan dan hal yang mematahkan hatinya yang ia temui. Mamah di tuntut untuk tegar.

Suatu kali, mamah pernah salah bicara tentang suaminya. Tetapi setelah itu, mamah dapat pukulan di wajah nya yang pelakunya tidak lain adalah suaminya sendiri. Mamah sekali lagi di tuntut untuk menjadi sempurna.

Setelah kedatangan Chan, mamah bilang harinya lebih berwarna. Mendengar celotehan dari mulut kecil itu, membuat mamah lebih banyak tertawa dari biasanya. Chan pun senang, dan berjanji tidak akan membuat mamah dalam kesulitan kedepannya.

Chan kecil pun beranjak menjadi remaja yang pandai. Ia selalu mendapat juara kelas, bahkan ia mendapat beasiswa untuk sekolahnya. Pada waktu awal-awal sekolah bersama Yeon dan Chan memang sering bersama. Tetapi setelah Chan mengetahui apa yang terjadi dengan bundanya akhir-akhir ini, Chan jadi jarang bermain dan belajar bersama dengan Yeon.

Yaa.. mamah lagi-lagi menjadi sasaran empuk untuk papah melampiaskan kekesalannya karena masalah di perusahaan nya. Hingga suatu saat Chan menemukan mamahnya tersungkur di lantai dengan tangan yang memegang pipi kirinya. Papah menampar mamah.

Chan bergegas menghampiri mamah,
"Mamah.. mamah..." gelisah nya sambil berusaha menatap mata mamahnya. Mamahnya hanya terisak dengan mata yang memohon untuk Chan tidak ikut campur masalah kedua orang tua nya itu. Chan marah, Chan sudah tidak tahan dengan perlakuan lelaki itu terhadap mamahnya.

"Papah!!" Teriak Chan dengan suara sedikit bergetar. "Masih punya mulut kan untuk berbicara baik-baik. Kenapa menggunakan tangan yang hanya bisa digunakan untuk kekerasan" lanjut nya dengan suara yang sedikit meninggi. Chan berdiri sambil berusaha menutupi pandangan mamah dari lelaki yang buruk perangainya itu.

Lelaki itu sontak terdiam, tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Anak yang tidak pernah membantahnya, tiba-tiba memberontak. Anak yang biasa nya hanya berceloteh ria dengan mamahnya, tiba-tiba meninggikan suara nya untuk menghentak nya. Bersuara untuk wanita yang selama ini ia sakiti.

"Jangan pernah sekali-kali papah pukul mamah lagi!! A.. Atau ..." ucapan Chan sedikit tercekat dengan Isakan nya "Atau Chan akan bawa pergi mamah dari tempat ini" lanjut Chan.

"Kalau papah butuh samsak, pakai Chan. Bukan mamah!" Teriaknya, setelah itu ia segera menuntun mamahnya untuk segera masuk ke kamar Chan.

~~~

"Sudah jangan menangis lagi.." ucap mamah menenangkan Chan yang tidak berhenti menangis, dia sangat sedih mamahnya kesakitan, di sisi lain ada rasa bersalah pada papah karena ia membentaknya.

"Kenapa mamah selalu diam aja.. kenapa nggak cerita apa-apa sama Chan.." omel nya yang masih dalam keadaan terisak.

"Mamah pengen kamu fokus sama belajar kamu.. biar kamu jadi orang yang hebat.." terulas senyum manis mamahnya. Lalu, mamahnya memeluk erat tubuh anak kecil yang sudah beranjak dewasa itu.

~~~

Setelah kejadian itu, benar saja papah menjadikan Chan sebagai samsaknya, untuk segala kekacauan di perusahaannya. Sebenarnya perusahaan nya sedang ada di ambang kebangkrutan nya. Papah selalu memukul Chan di ruang kerjanya, ia mengunci pintunya agar mamah tidak dapat masuk. Setiap ayah nya melakukan hal buruk itu, satu hari setelahnya pasti Chan tidak masuk sekolah. Kalau pun masuk, Chan hanya akan berada di kelas dan enggan untuk keluar kelas. Yeon yang merasakan kalau jarak antara dirinya dengan Chan semakin jauh, merasa kesal dengan Chan.

Entah apa yang terjadi dengan Yeon, suatu hari Yeon membuat rencana busuk untuk Chan. Ia mengambil uang milik salah satu teman sekelasnya, menyembunyikan nya di tas Chan. Yang mana akan membuat Chan di curigai dan di tuduh mengambil nya.

Yeon hanya ingin Chan mengingat kalau dia ada di sisi Chan, dan akan menolong Chan saat kesulitan. Tapi, semua menjadi rumit. Saat kelas mulai gaduh dengan berita itu, dan telah mendapati bukti yang ada di tas Chan.

Yeon hanya ingin Chan memohon padanya untuk membuat kesaksian bahwa ia tak bersalah, tapi saat tuduhan itu ditujukan padanya. Chan hanya terdiam mematung. Tepat sekali, malam sebelumnya papah memukuli chan. Sesaat kemudian Chan pergi berjalan di belakang gurunya mengikuti menuju ruang guru.

Guru memanggil orang tua Chan, papah dan mamah datang. Dan sampai pertemuan itu berlangsung, Chan tidak mengucapkan satu kata pun untuk membela diri. Maka sesampainya di rumah, terjadilah apa yang pasti terjadi. Papah memukuli chan. Kali ini membuat Chan jatuh tersungkur di lantai yang dingin.

"Adek, maaf... mamah mohon maaf.. Adek, bertahan.. ayo bangun, mamah obatin.. adek.. maaf.. mamah mohon maaf"

Chan yang tidak kuat membuat suara, karena rasa sakit yang di dapatkannya. Hanya bisa membalas ucapan wanita itu dengan senyuman.

~~~

Seminggu berlalu setelah kejadian itu, Chan tidak masuk ke sekolah. Yeon telah membuat kesalahan yang sangat fatal. Ia menceritakan semua kejadian yang sebenarnya terjadi ke ibu panti, tapi yang dia dapatkan adalah kenyataan pahit.

"Yeon, Chan hidup dengan keluarga yang tidak sepenuhnya baik.. mamah nya memang menjaganya sepenuh hati. Tetapi tidak dengan papahnya" Yeon semakin dibuat perih dengan kenyataan itu, kenyataan bahwa dia tidak bisa sepenuhnya memahami apa yang sedang dialami oleh sahabatnya itu.

Hari ini Yeon berniat untuk memberikan surat permintaan maafnya untuk Chan, ia menanyakan kabar Chan kepada wali kelasnya. Tetapi, lagi-lagi Yeon hanya mendapatkan berita yang kurang baik.

Chan dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung bawaan yang di idapnya.

Yeon, sekali lagi dibuat perih dengan keadaan sahabat nya itu. Hingga membuat dia berlari tak tentu arah, hingga mobil yang melaju kencang membuat tubuhnya terpelanting jauh dari jalan. Cucurah darah membasahi sepuncuk surat untuk sahabatnya itu.

Chan kehilangan dunia persahabatan nya. Bahkan pada titik dimana kesalah pahaman belum terselesaikan, dan permohonan maaf belum terucap secara langsung.

🎥 flashback off 🎥

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now