Ada apa?

1.3K 141 1
                                    

🐸🐶⚔️

Kling.. Kling..
Lonceng berbunyi sebagai tanda bahwa pelanggan memasuki kafe.

"Selamat Pagi bang Jae" ucap Gyu terhadap salah satu pegawai yang sedang merapikan bunga-bunga di jendela besar cafe.

"Pagi Gyu,Kyeom sama Hao yaa?.. waah.. ayo, ayo duduk-duduk.. eh, atau mau di lantai atas.. Hao katanya mau ngelukis ya? Di atas aja, di private room utama.." balas bang Jae, setelah mendapati 3 orang yang baru saja datang. Yap, setelah sarapan tadi dia mendapatkan kabar dari teman nya kalau adiknya mau datang.

Dulu waktu kuliah, bang jae sama mas Han itu temenan Deket banget karena BEM. walau sebenarnya bang jae, Jauh lebih tua dari mas Han, bahkan bang Cheol juga kalah tua. Tapi bang jae benar-benar teman yang menemani dan membimbing mas Han ke jalan yang benar.. hahaha... Maksudnya membimbing dan membantu menyelesaikan skripsi nya. Pas mas Han tawarin bang jae buat ikut masuk di perusahaan bang Cheol, bang jae nolak dan bilang bahwa dia mau punya cafe sendiri. Jadilah sekarang bang jae punya cafe sendiri. Dan mas Han kerja di perusahaan bang Cheol. Karena belum sempat mampir, maka mas Han kasih rekomendasi ke adek-adeknya tempat nongkrong yang nyaman dan aman pastinya. Karena kalau udah sama bang jae, di jamin bang cheol nggak akan ngedumel nyuruh mereka pulang.

"Iya bang, Hao mau sambil ngerjain tugas nih.."

"Yaudah, sebentar. Chan.. Chan.." bang jae sedikit teriak memanggil Chan yang lagi di dapur.

"Iya Abang.." jawab Chan sedikit terburu-buru

"Chan, ini tolong temenin tamunya Abang ke private room utama yaa.."

"Oke, siap Abang.. sini bang Chan bantu bawa barang-barangnya"ucap Chan sambil berusaha membantu Hao

"Bang Kyeom sama Hao duluan ya, Gyu mau disini dulu sama bang jae" ucap Gyu sambil mengikuti bang jae yang sedang merapikan bunganya. Yang diikuti hanya tersenyum cerah.

~~~~

☕🏙️🐸⚔️

"Abang mau minum apa?" Tanya Chan sambil menyimpan barang-barang yang dibawanya. Lalu setelah itu membuka tirai dari kaca besar di private room utama itu. Terlihat pemandangan yang memanjakan mata, walau penuh dengan bangunan-bangunan tinggi. Tapi, taman kota di depan cafe menjadi pelipur lara. Dan Hao sedikit merasa terpukau atas itu.

"Ini dibuka aja ya bang, biar dapet Inspirasi hehehe.." tawa kecil nya. "Abang jadinya mau minum apa?"

"Gue mau es americano nya deh satu, sama kue manis coklat nya yaa.." jawab bang Kyeom. "Kamu Mau apa dek?" Senggol Bang Kyeom membuyarkan lamunan adek nya.

"Hao teh aja bang.. kuenya samain aja sama bang Kyeom" jawab Hao sekenanya sambil berjalan menuju kaca besar itu. Abang nya hanya tersenyum mencibir.

"Satu es americano, satu set teh dan dua kue coklat nya" ulang nya menjelaskan pesanan.

"Baik Abang" ucap chan dengan senyum ceria di wajah nya. Sambil berlalu meninggalkan ruangan itu. Tanpa Chan sadari bang Kyeom mengikuti dari belakang.

"Wah.. keren banget bang jae, bisa bikin kafe kaya gini.. jarang banget sih, cafe yang memanjakan pengunjung nya dengan pajangan kaya gini" kagum bang Kyeom sambil berjalan dan memutar bola mata nya ke beberapa penjuru kafe.

"Iya bang, bang jae pengen bikin suasana yang berbeda buat pengunjung" sahut Chan yang tanpa disadari malah mengikuti langkah bang Kyeom.

Bang Kyeom melihat ke pojok sport, dimana terlihat olahraga yang sangat ingin dia coba. Ia bergegas mengambil dan mengayunkan tongkat golf nya itu.

"Kapan gue punya waktu buat..."

"Aahk.." teriak Chan, tersungkur dan berusaha menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

Bang Kyeom panik,
"Eh.. Sorry, Sorry, maaf gue nggak maksud mau mukul Lo ko" ucapnya sambil membantu Chan untuk berdiri.

Sesaat setelah hal itu, pandangan Chan menjadi kosong, pikiran nya entah kemana, kakinya lemas, Tubuhnya gemetar dan nafas nya menggebu kencang. Ia ketakutan.

"Lo nggak apa-apa? Mau gue bilangin ke bang jae?" Ucap Kyeom sambil beranjak untuk memanggil bang jae. Tetapi, tangan nya ditahan oleh Chan.

"Nggak bang, Chan nggak apa-apa" senyum Chan pahit, sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Serius?"

Chan mengangguk ringan, lalu bergegas pergi ke lantai bawah untuk menyampaikan pesanan tamu nya bang jae. Menyisakan bang Kyeom yang kebingungan dengan apa yang baru saja ia lihat. Dan meninggalkan kesan tersendiri, apa dia membuat kesalahan?

~~~

☕🐶

Di lantai bawah terlihat Gyu yang sedang membantu bang jae menyusun bunga-bunga cantik dari balik kaca besar kafe. Chan bergegas turun menyampaikan pesanan ke bang joo yang ada di counter minuman dan bang Hui di counter makanan. Setelah itu, ia mulai mengatur nafasnya. Sambil menunggu pesanan menyandarkan punggung nya pada dinding counter makanan. Dan menenangkan pikiran.

"CKIIIIT... BRUKK"

Suara bising, membuyarkan ketenangan nya. Ia beranjak ke tempat bang Gyu dan bang jae. Dari kaca besar kafe, terlihat mobil yang mendadak terhenti dengan seorang anak kecil di depannya yang terjatuh tertimpa sepeda.

"NGGAK PUNYA MATA YA!!??" Bentak si pemilik mobil kepada anak kecil itu.

"KALAU LO KETABRAK, GUE YANG BAKAL KENA PERKARA!! BISA NGGAK SIH LEBIH HATI-HATI KALAU NYEBRANG? MANA ORANG TUA LO?"

Omelan itu tak berhenti dari mulut lelaki tua itu, dan bang jae yang melihat tidak tahan dengan itu. Ia bergegas keluar untuk menghentikan hal itu. Meninggalkan Chan yang kembali di buat sesak dengan pemandangan itu.

"BRUK.." suara Chan yang menjatuhkan dirinya ke lantai, menabrak salah satu bangku. Gyu yang menyadari itu, bergegas menghampiri nya

"Lo nggak apa-apa?"

Setelah kalimat itu, nafas Chan kembali memburu, dadanya sesak, terlihat kecemasan di wajah nya. Membuat Gyu yang ada di samping nya ikutan panik. Ia tidak tau harus berbuat apa dalam keadaan itu.

Bang Joo dan bang Hui yang menyadari itu, segera menghampiri chan.

~~~~~

Setelah menghentikan keributan itu, bang jae kembali masuk dan mendapati Chan yang sedang duduk di kerumuni oleh teman-teman nya dengan suasana yang sedikit mencekam. Matanya menangkap wajah si bungsu dalam keadaan kosong. Ia segera menghampirinya dan memeluknya erat.

"Chan, ayo.. kamu sekarang aman.. ada Abang disini.. please jangan kaya gini" lirih nya, menyadarkan si bungsu itu dari kekosongan tatapannya.

Chan yang tersadar dengan itu, ia mengejapkan mata nya, berusaha melepas pelukan dari orang yang sangat di hormati ya itu.

"Abang, kenapa sih.. ko tiba-tiba begini" ucap nya sambil mengulas senyum ceria di wajah nya.

Semua orang yang berada di ruangan itu, di buat heran dengan apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka.

Termasuk seseorang yang berdiri di dekat anak tangga, tanpa bersuara dan tanpa diketahui keberadaannya oleh mereka. Ia kembali bertanya, apa yang terjadi?

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now