Pertama kalinya

606 91 4
                                    

🏥🛌🩺

"Adek beneran nggak mau pulang?" Tanya mas shua, Chan yang dipanggil pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mas shua dan Abang hanya bisa saling menatap, ini untuk keputusan akhir si bungsu. Tidak bisa di ganggu gugat,

"Ya sudah, mas titip Abang ya dek" ucap mas shua sambil tersenyum, ia akhirnya mengalah dari si bungsu.

Saat ini mas shua sudah bersiap-siap untuk pulang bersama kak Kwan, kak sol dan tentu juga Rin.

Tak lama, pintu ruangan kembali terbuka. Mas Han, bang Jun dan bang Kyeom datang bersamaan.

"Abang!!" Panggil bang Kyeom yang langsung menghampiri Abang dan kembali membuat ruangan menjadi sedikit berisik, Abang hanya bisa tersenyum menyabari kelakuan adiknya satu ini. Dan mas Han langsung duduk di sofa sambil membuka-buka majalah yang tersedia.

"Lho, mas shua udah mau pulang?" Tanya bang Jun, sambil menyimpan tas berisi baju milik si bungsu.

"Iya, sekalian mau anter temannya adek" jawaban mas shua menarik perhatian mas Han,

"Dek biar gue yang anter Kalian" ucap mas Han sambil kembali bangun dari duduknya,

"Tapi mas, mas kan baru sampai.. biar sama shua aja.." Langkah mas Han terhenti mendengar itu, matanya sebentar menatap adik kembarnya itu. Lalu kembali teralihkan ke adik-adiknya yang lain.

"Mas tunggu di parkiran depan, nggak pakai lama" ujar mas Han yang langsung pergi keluar. Meninggalkan tatapan heran dari Abang,

"Mas.." lirih kak Kwan sambil cemberut, mas shua segera mengelus punggungnya,

"Ya sudah, pulangnya sama mas Han dulu ya.." mas shua berusaha tetap tersenyum di hadapan adik-adiknya, perasaannya saat ini benar-benar tidak dapat di gambarkan.

Kak Kwan pun mengangguk, akhirnya kak Kwan, kak sol dan Rin berpamitan kepada Abang. Mas shua juga segera pamit ke abang, ia khawatir tak dapat menahan tangisnya.

"Abang, Chan ikut antar mereka sampai parkiran yaa" pamit chan seraya melangkah keluar kamar..

"Iya.. hati-hati adek.." pesan Abang,

Setelah itu, kamar yang tadi sedikit ramai di penuhi orang-orang. Sekarang kembali sepi.

"Jun.." panggil Abang,

"Iya Abang, Abang mau apa?" Jawabnya,

"Ada apa?" Tanya Abang,

"Bang .." sebenarnya bang Jun tidak ingin menyembunyikan hal ini, tapi ia tak bisa membebani Abang dengan masalah ini.

"Jun.. Abang perlu tau, Abang mohon.." luluh, bang Jun luluh dengan permohonan Abang. Akhirnya bang Jun menceritakan apa yang terjadi diantara dua kakak kembarnya itu.

~~~~~

🏥🚗

"Dadah.. hati-hati mas.." ucap Chan riang saat mobil kedua mas nya sudah berjalan,

Sesaat sebelum ia melangkah untuk kembali ke tempat Abang, pandangannya terhenti saat menangkap seseorang yang tengah memperhatikannya dari jauh.

Chan menatapnya lamat-lamat, mencoba mengingat siapa orang yang saat ini sedang menatapnya tajam.

"Ah.." nafasnya tercekat, ketika mengingat wajah orang yang sangat ia dan mamah benci.

Setelah melihat reaksi Chan, lelaki itu tersenyum miring dan tertawa ringan. Sedetik kemudian, ia melangkah mendekat ke arah Chan.

Tapi, insting Chan beruntung masih berjalan dengan baik. Walau ancaman itu sudah di depannya, sedetik kemudian ia meninggalkan tempat itu dengan berlari. Ia menyelamatkan dirinya.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ