Alasan

625 103 0
                                    

🏘️
🛏️🦦

Pagi sekali Chan merasa ada seseorang yang memasuki kamarnya, sebenarnya Chan takut. Tapi ia cari aman dengan pura-pura masih tertidur. Matanya terpejam tetapi ia setengah sadar. Tak lama setelah suara pintu masuk dan langkah yang mendekat, ia dapati sentuhan lembut di kepalanya.

"Baik-baik ya dek.. Abang mohon maaf" ucap orang itu, lalu ia mengecup kening Chan lembut. Ia menaikkan selimut chan lebih tinggi, lalu pergi. Setelah kepergiannya Chan pun kembali terlelap lagi.

~~~~~

'kriing... kriing..'

Suara alarm membangunkan Chan dari tidurnya, ia segera mematikan itu. Dan terduduk untuk mengumpulkan nyawanya. Ia teringat bahwa ia bermimpi ada seseorang yang datang ke kamarnya dan ia mendapat kecupan di dahinya.

Ia segera bangun dan mandi, hari ini adalah hari pertama masuk di semester kedua. Ia tak boleh terlambat.

~~~~~

🍽️

"Adek ayo cepetan sini makan" ajak kak Hao saat melihat Chan menuruni anak tangga, Chan tersenyum senang mendengar itu. Ia mempercepat langkahnya menuju meja makan.

"Hati-hati dek" ujar bang uji, tapi Chan masih dalam agenda tidak menghiraukan para anak sulung, hingga ucapan bang uji tidak mendapat respon apa-apa, bang uji hanya tersenyum tipis.

Bang Jun menatap bang uji, memberikan isyarat berkata 'tidak apa-apa' bang uji mengangguk paham.

"Dek, hari ini Abang bawain bekal ya, harus di makan. Kalau nggak Abang marah" ucap bang Gyu yang sedang menyiapkan makanan di beberapa tempat makan kepada Chan.

"Kwan dibawain juga kah?" Tanya kak Kwan yang sedang sarapan juga,

"Iya.. adek-adek Abang semua dibawain bekal, biar nggak sakit lagi dengan alasan nggak makan siang" jawab bang Gyu sambil melirik Chan, Chan tersenyum malu mendengarnya.

"Iya Abang.. nanti Chan makan ya" ucap Chan lalu tersenyum,

Bang Jun dan bang uji hanya bisa melihat celotehan si bungsu dengan adik-adiknya yang lain. Mereka tak ingin merusak suasana, karena Chan pun masih enggan dengan mereka.

"Mas Han dan mas shua, ayo sarapan" ucap bang Gyu saat melihat keduanya baru keluar dari kamar mereka. Mereka tersenyum melihat itu,

"Ochi sama nu mana?" Tanya mas shua,

"Bang Ochi masih tidur bang, hari ini kak nu libur" jawab bang Kyeom,

"Mas, Kyeom nggak bisa anter adek-adek nih. Kyeom sama Hao ada kelas pagi" ucap bang Kyeom lagi ke mas nya.

"Oh, iya kah? Adek-adek sama mas aja deh" ucap mas shua, kesempatan emas untuk bisa berbicara dengan si bungsu.

Chan terhenti sejenak mendengar itu, ia tak tau apa yang harus ia lakukan nantinya.

"Lo ada kerjaan pagi-pagi shua" celetuk mas Han, mas shua menampakkan wajah kikuk dan mengingat kerjaan yang menunggunya di kantor.

"Jangan di paksain mas.. nanti mas capek" ucap kak sol, mas shua tersenyum mendengar hal itu. Chan bernafas lega saat mendengar kalau mas shua tidak jadi mengantar mereka.

"Adek-adek berangkat sama kak nu yuk" ucap kak nu yang menuruni tangga sambil menggunakan jaketnya, ia menuju meja makan dan duduk di samping Chan. Mengambil sepotong roti untuk mengganjal perut.

"Oh iya, bang Cheol udah berangkat?"

"Udah dari pagi buta, nu" jawab bang Jun, "oh iya, mas. Abang beneran nggak pakai supir?" Tanya bang Jun lagi,

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now