Memaksakan kehendak

701 106 2
                                    

🏘️🛏️🦦

Chan terbangun lagi dari tidurnya, ternyata dia sudah ada di kamarnya kembali. Entah apa yang terjadi, tapi seingatnya ia kembali terlelap saat menemani mas shua di ruang keluarga.

Setelah sepenuhnya sadar, ia melihat kalendernya. Hari ini adalah jadwalnya bertemu dengan prof na, untung saja ia menandai pertemuan di kalendernya. Kalau saja ia hanya mengandalkan prof na yang memberi kabar, saat ini percuma. Karena ponselnya sekarang hilang.

Ia segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap, ia khawatir mas shua menunggunya.

~~~~
🍽️

"Lho mas, udah rapih aja?" Tanya bang Kyeom kepada mas shua yang baru saja keluar kamar.

"Iya, mas mau ketemu klien dulu sebentar" jawab mas shua dengan senyum manisnya sambil duduk di meja makan.

"Kenapa di akhir pekan mas? Tumben banget" Tanya kak Hao, sambil memberikan satu porsi sarapan untuk mas shua.

"Proyeknya harus segera selesai, tapi dari kemarin belum ada waktu yang pas. Jadi mas usahain akhir pekan" jawab mas shua, lalu ia mengambil satu suapan nasi goreng untuk sarapannya.

"Uhuk.. uhuk.." tiba-tiba mas shua tersendak, kak Hao langsung terburu-buru mengambil air dan memberikannya kepada mas shua.

"Mas,.. hati-hati.." ujar kak Hao, mas shua berusaha menetralkan indra pengecapnya itu.

"Dek.." ucap mas shua sambil menatap kak Hao, seakan memberikan sinyal, kenapa rasanya seperti ini?

"Mas.." cicit kak Hao, sambil sembunyi-sembunyi menunjuk ke arah bang Ochi yang masih ada di dapur.

"Kenapa? Gue yang masak.. kalau nggak enak, nggak usah di makan" ujar bang Ochi ketus,

Mas shua sedikit terkejut karena bang Ochi ada di dapur, pasalnya adiknya yang satu ini jarang berada di dapur seperti uji. Mereka itu pekerja yang gila pekerjaan, jadi untuk makan saja mereka biasa untuk beli atau disediakan. Tapi ini dia memasaknya sendiri?

"Enak kok, dek.. Terimakasih.. mas makan yaa" ujar mas shua sambil kembali mengambil suapan lainnya. Walau memang rasanya tidak terlalu enak karena garam yang sepertinya sangat berlebihan, tapi mas shua tetap memakannya.

"Mas.." Cicit bang Kyeom kali ini,ia pun takut kena semprot oleh bang Ochi yang mood nya sedang tidak baik.

Bang Kyeom memang sejak tadi sudah ada di Meja makan. Tapi karena ia sudah tau apa hasil dari abangnya yang satu itu, ia mencari aman dengan berdalih hanya ingin makan roti.

Mendengar cicitan itu mas shua hanya membalas senyuman kepada adiknya itu. Mas shua tau, bang Ochi sudah berusaha melakukan sebisanya. Bang Gyu yang biasanya di dapur sekarang sedang ada di kamar Abang, setelah tadi membantunya membawa Chan ke kamar.

"Jun kemana?" Tanya mas shua,

"Tadi lagi olahraga pagi bang keluar sama bang uji" jawab kak Hao yang sudah duduk menikmati teh nya,

"Adek-adek belum pada bangun kah?"

"Belum mas, sengaja belum di bangunin karena belum ada sarapan" jawab bang Kyeom,

"Yaudah, sekarang bangunin gih. Udah ada sarapan nih" ujar bang Ochi yang sudah duduk di meja makan, bersebrangan dengan mas shua.

"Bang.."

"Apa, lu mau bilang masakan gue nggak enak?" Ujar bang Ochi sambil mengaduk-aduk nasi di piringnya.

"Bukan gitu bang" lanjut bang Kyeom,

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang