Good morning Winata's Family

701 105 7
                                    

🛌🐶

'Kriing.. kriing.. kriing'

Suara alarm berbunyi berusaha mengusik si pemilik kamar untuk segera bangun. Sosok itu mulai menggeliat, tangan nya berusaha mematikan alarm. Matanya sedikit demi sedikit terbuka, setelah sadar ia melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Eh.. Gyu.. lu kesiangan!!" Panik nya, ia mengomel ke dirinya sendiri. Lalu turun kebawah.

~~~~

🍽️

Saat sampai di dapur pemandangan yang sangat langka terjadi di depannya,

"Bang.. ngapain?" Tanyanya kepada bang uji yang tengah memasak telur.

"Lu nggak liat gue lagi ngapain?" Jawab bang uji sensi, ia tau hal ini sangat jarang ia lakukan. Tapi bukan berarti dia tak bisa.

"Nggak.. maksudnya Abang.. kok bisa?" Bang Gyu masih bertanya-tanya, mencerna apa yang baru saja ia lihat. Tapi pertanyaannya itu hanya dibalas tatapan tajam oleh bang uji. Kak Hao yang sedang menuangkan susu ke beberapa gelas hanya terkekeh melihat keduanya.

"Nggak apa-apa Abang, udah selesai semua kok.. mas Han tadi yang masak, kita cuma bantu siapin sisanya" ucap kak Hao kepada bang Gyu, bang Gyu hanya mengangguk-angguk lalu duduk di meja makan. Ia kenal mas Han, Semarah-marahnya mas Han, ia akan tetap selalu perhatian kepada adik-adiknya.

Tak lama kak Kwan dan kak sol turun, mereka langsung menyantap sarapan yang di sediakan.

"Makan yang banyak, nanti siang kita jenguk Abang ya" ucap kak Hao kepada kedua adiknya itu, keduanya mengangguk senang mendengar itu.

Mas shua keluar dari kamarnya, ia langsung menuju meja makan dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Walau mata sembabnya tak dapat di sembunyikan.

"Good morning mas" ucap kak sol menyapanya,

"Good morning sol" jawabnya, kak Hao langsung menyodorkan satu porsi makanan untuk mas nya itu.

"Terimakasih Hao" ucapnya sambil mengelus rambut kak Hao, kak Hao tersenyum senang mendengar itu.

"Mas, kita berangkat di anter sama mas shua kan?" Tanya Kwan penasaran, mas shua yang tidak keberatan itu mengangguk setuju. Karena itu bukan hal yang sulit. Hingga keributan muncul saat pintu kamar mas Han terbuka.

"Kyeom, sekarang kamu siap-siap pergi kuliah" ucap mas Han sambil mendorong Kyeom yang masih setengah sadar memeluk bantal gulingnya.

"Mas.. Kyeom masih ngantuk.." jawabnya,

"Nggak ada ya.. harus kuliah"

"Iya.. iyaa... Kyeom kuliah.." ujarnya sambil beranjak ke meja makan. Pandangan mas Han mengarah sebentar ke arah tujuan bang Kyeom beranjak. Di dapatinya kak Kwan dan kak sol sendang sarapan dengan yang lainnya.

"Kwan, sol. Lima belas menit lagi berangkat sama mas ya, mas Han anter" ucapnya, lalu menutup pintu kamarnya untuk segera bersiap-siap.

"Tap.. Tapi mas-"

"Sstt.. nggak apa-apa.. sekarang turutin kata mas Han dulu, nanti kita ketemu di rumah sakit ya" ucap mas shua kepada Kwan yang hendak protes kepada mas Han. Lalu ia mengangguk mengerti,

"Oke, sekarang kita habiskan dulu sarapannya" ujar mas shua, lalu mereka semua segera melanjutkan makanannya.

Tiba-tiba terdengar suara orang yang turun dengan terburu-buru. Yap, itu bang Ochi yang sudah rapih dengan jaketnya.

"Bang, mau kemana? Nggak sarapan dulu?" Tanya bang uji, langkah bang Ochi berhenti sejenak. Pandangannya memutar menatap orang-orang di meja makan. Dan terhenti pada satu netra yang terlihat sendu itu.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now