Luka Lagi

828 122 7
                                    

🏘️

   Mobil mas shua mulai memasuki halaman rumah Winata dan berhenti tepat di depan pintu masuk. Chan segera turun, tapi ia tak lupa membantu kakak dan mas nya untuk membawa makanan-makanan yang dibeli tadi.

  "Adek, pelan-pelan" ucap mas shua saat melihat adiknya terburu-buru, tapi seolah fokus nya hanya satu tujuan. Chan tidak mendengarkan itu, bahkan tidak menjawab perkataan mas shua. Ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu mas shua dan kak Kwan.

  Di ruang keluarga ada bang Kyeom dan kak Hao yang menunggu kedatangan ketiganya, tapi saat pintu terbuka mereka malah melihat Chan yang terburu-buru. Alhasil mereka hanya bisa mematung memandangi itu.

  "Adek.. udah pulang?" Tanya bang Gyu yang ada di dapur saat melihat Chan menaruh makanan-makanan itu di atas meja makan, tapi Chan kembali tidak menggubris perkataan abangnya itu.

  Ia segera meninggalkan meja makan dan agak sedikit berlari menaiki tangga, hingga membuat ia sedikit terpeleset dan melukai lututnya yang terkena ujung tangga,

  "Aahkk..." pekiknya

  "Adek, hati-hati!" Bang Kyeom yang melihat itu langsung berdiri dan reflek untuk teriak, membuat mas shua dan kak Kwan yang baru memasuki rumah segera berlari mendengar itu.

  Chan lagi-lagi tidak peduli dengan hal itu. Ia kembali berlalu dan menuju pintu kamar bang uji. Ia mengetuk pelan, lalu masuk ke dalamnya. Dengan lancang ia mengunci pintu kamar bang uji, bukan tanpa alasan, ia hanya tak ingin di ganggu oleh yang lainnya.

  "Abang.." lirihnya dengan Mata yang mulai berair. Pandangan nya menatap seseorang yang sedang duduk berselimut dengan laptop di pangkuannya. Ah, sepertinya sudah menjadi kebiasaan keluarga winata ini untuk tetap bekerja bahkan ketika sakit.

"Lho, adek kenapa?" Tanya bang uji, saat Chan berjalan mendekati kearahnya,

"Katanya adek habis ketemu prof na, gimana?" Chan Kini sudah duduk di tepi kasur bang uji, pandangannya menyusuri tubuh bang uji dari ujung rambut hingga tangannya.

"Abang.. maaf" ucap Chan sambil menatap bang uji, bang uji tersenyum.

"Bukan salah adek" jawab bang uji,

"Tapi ini semua gara-gara Chan" Chan kembali menyalahkan dirinya,

"No.. ini bukan salah siapa-siapa.." Chan menggelengkan kepalanya, air matanya sudah jatuh.

"Tapi, Abang harap.. kedepannya kamu nggak akan tiba-tiba pergi lagi dek.. jujur Abang khawatir" nasihat bang uji, Chan menatap bang uji dan mengangguk kencang,

"Pasti Abang.. Chan nggak akan pergi-pergi lagi.. tanpa seizin siapapun" ucap Chan masih sambil terisak, bang uji tersenyum mendengarnya.

"Abang, bang Ochi.. Gimana?" Tanya Chan, bang uji menaikkan alisnya ia juga baru teringat tentang abangnya yang satu itu.

"Nggak apa-apa.." ucapnya. Sambil mengelus pelan Surai adiknya.

~~~~

"Mas, itu adek kenapa?" Tanya bang Kyeom panik. Tapi ia juga tidak bisa mengejar adiknya itu, karena ditahan oleh kak Hao.

"Bang.. tadi Kwan cerita soal semalam.. maafin Kwan" ucap Kwan memelas ke bang Kyeom,

"Itu lari-larian sampai kepeleset gitu.. kakinya pasti luka lagi" bang Kyeom berdecak kesal, baru saja ia hendak beranjak untuk mengambil kotak P3K, tapi tertahan karena bang Cheol, mas Han dan bang Ochi yang baru keluar dari ruang kerja Abang.

"Siapa yang luka lagi?" Tanya bang Ochi,

"Adek bang.." jawab kak Hao,

"Kenapa memangnya?" Tanya mas Han

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang