Misi

1.1K 125 5
                                    

🚗🛣️

Dokter nu
"Bang jae, Chan udah bangun. Dia pengen minta pulang hari ini. Tapi Abang nggak usah khawatir nanti sama nu anterin aja, sekalian nu juga mau pulang"
"Oh iya bang, nanti kalau ketemu sama dia. Jangan diomelin ya bang anaknya, tadi dia bilang kalau takut diomelin sama bang jae"
"Titip salam juga sama mas Han ya bang, Hati-hati di jalan"

Bang jae yang ada di samping kursi kemudi langsung mematikan ponselnya, tak berniat membalas pesan.

"Han, dapet salam dari nu.. tadi dia kirim pesan ke gue" bang jae berbicara dengan muka sedikit kesal. Mas Han menjadi heran,

"Kok bisa, dia kirim pesan ke Abang? Kenapa nggak langsung ke masnya" jawab mas Han yang sedang mengemudi.

"Kemarin, adek gue masuk rumah sakit Han, hari ini udah boleh pulang. Tapi jadinya si nu yang mau anterin pulang" jelas bang jae, "gue kesel banget kalau nih anak nggak pernah kebuka sama gue, kesannya kan gue nggak ngurusin dia. Padahal gue sayang banget sama dia" bang jae mulai ngedumel, mengeluarkan kekesalannya.

Mas Han hanya terkekeh melihat bang jae bersikap seperti anak kecil, mas Han memang belum pernah bertemu dengan adek yang dimaksud bang jae. Setelah lulus dari universitas, mereka nggak pernah saling kabar. Hingga dua bulan lalu, mas Han yang sedang bersepeda di taman kota bertemu dengan bang jae yang sedang berolahraga.

Mereka saling berbagi kabar, dan mas Han baru tau kalau bang jae udah punya kafe dari satu tahun yang lalu. Tapi, bahkan sampai saat ini mas Han belum Pernah mampir ke kafenya bang jae. Karena kantor memang lagi sibuk-sibuknya apalagi menjelang akhir tahun gini, banyak projek yang harus segera di selesaikan. Jadilah, adek-adeknya duluan yang berkunjung ke sana.

Setelah mendapat pesan tentang Chan, bang jae terus menceritakan semua hal tentang Chan, juga tentang Yeon yang sebenarnya adalah adiknya bang jae. Mas Han hanya mendengarkan kisah pemuda itu dengan seksama. Tanpa mengetahui sosok adek bang jae, yang sebenarnya adalah orang yang dia tunggu kehadirannya hingga saat ini.

~~~

🏫

Saat ini semua pandangan kelas 3 SMP Harapan bangsa, sedang tertuju pada sosok pemuda berseragam SMA di depan pintu kelas mereka yang sesekali mengintip ke dalam kelas.

"Cari siapa ya kak?" Ujar seorang siswi memberanikan diri.

"Owh, ini mau cari chan nya ada?" Ia kembali bertanya sambil tersenyum cerah

"Hari ini Chan nya nggak masuk ka, wali kelas bilang dia lagi sakit" Jawab siswi itu.

Kwan sedikit terkejut dengan pernyataan siswi itu, "Iyakah?" Tanyanya meyakinkan. Dan di balas anggukan yakin siswi itu.

"Oke, terimakasih ya" ucap kak Kwan seraya beranjak pergi. Tapi tertahan karena siswi itu memanggil nya. Ia pun menoleh kembali

"Kak Kwan, ini ada titipan surat" ujarnya sambil menyodorkan sepucuk amplop pink. Surat cinta kah?

Kak Kwan mengambilnya dan beranjak pergi. Kali ini dia benar-benar pergi.

~~~

Kwan menaruh surat itu di atas meja kantin, yang di sampingnya sol sedang menikmati makan siang nya,

"Lagi?" Ucapnya sambil tersenyum menahan tawa. Yang di ledek tidak menjawab hanya terdiam.

Sejak Kwan dan sol memasuki awal SMA, mereka menjadi terkenal di sekolah. Yang satu dikenal karena visualnya, tapi sebenarnya orangnya nggak peduli tentang hal-hal lain selain tentang keluarga dan akademiknya. Yang satunya dikenal karena suara emas nya saat masa ospek berlangsung ia bernyanyi di depan seluruh siswa, di lanjut dengan acara-acara sekolah yang mana dia adalah pembawa acaranya.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Where stories live. Discover now