Ruang Guru

1.3K 137 3
                                    

🏢🍒😇🦌

Abang, mas shua dan mas Han sedang menikmati makan siang yang terlambat karena pekerjaan yang baru selesai.

'PING!'
Suara ponsel Abang tanda pesan baru di terima, Abang melirik ponselnya lalu mengambilnya setelah menyeruput minumnya,

Dek Kwan
"Abang, tolong Dateng ke sekolah sekarang, ini soal Chan"

Sebuah pesan singkat yang hampir membuat Abang menyemburkan air dari mulutnya,

"Hati-hati bang" ucap mas shua sambil memberikan tisu, Abang meraih nya. Lalu bergegas memakai jas nya,

"Mau kemana bang?" Tanya mas Han,

"Ke sekolah kwan, dia bilang ini soal Chan" jawab Abang tergesa-gesa, mendengar hal itu mas Han segera bangkit,

"Bang, Han ikut" ujarnya, "Shua Lo disini aja, nanti langsung pulang aja.. kita obrolin di rumah" lanjutnya, mas shua mengangguk paham,

Keduanya pun segera pergi, Abang menyetir mobil dengan sedikit cepat. Ia khawatir tentang si bungsu.

~~~~~

🏫🧑‍🏫

"Kan tadi dia udah bilang 'nggak', kupingnya nggak denger ya!" Kwan sedikit berteriak saat mereka sudah di ruang guru,

Ya, tak lama setelah kak Kwan dan kak sol datang ada guru yang datang juga dan melihat keributan itu. Akhirnya Kak Kwan, kak sol, Chan dan kedua siswi yang mengganggu Chan di bawa ke ruang guru.

"Bukan gitu kak, tapi di Istirahat kedua ini cuma dia yang ada di kelas" ucap siswi yang menggebrak meja Chan tadi, kali ini ia mulai merasa khawatir tentang sikapnya. Pasalnya kak Kwan di kelas tadi sempat mengatakan kalau Chan adalah adiknya, otomatis dia dalam masalah besar.

"Nggak, Chan itu anak baik.. nggak mungkin ngelakuin hal kaya gitu" Kwan sibuk beradu mulut dengan siswi itu. Guru yang di ruangan itu sudah geleng-geleng kepala, mereka tidak bisa menghentikan Kwan yang sedang berapi-api itu.

Chan masih duduk terdiam, sejak tadi ia belum bersuara, pikirannya melayang jauh kemana. Kak sol yang ada disana hanya bisa mengelus punggung Chan perlahan, berusaha membuat Chan dalam keadaan aman.

'Tok..tok..tok..'

"Permisi" ucap seseorang sambil membuka pintu ruang guru, semua guru yang ada di sana segera berdiri menyambutnya. Si pemilik suara hanya tersenyum dan mengisyaratkan mereka untuk segera duduk kembali,

"Abang!" Ujar Kwan ketika melihat orang yang masuk itu bang Cheol, bang Cheol langsung mengelus rambut Kwan lembut. Ia paham betul tentang adiknya yang satu ini, Kwan paling tidak bisa melihat keluarganya di ganggu. Waktu sol diganggu pun dia menjadi orang yang berada di garda terdepan,

Mas Han yang datang bersama bang Cheol tadi, langsung menghampiri chan. Sedikit berjongkok di hadapan Chan yang duduk di kursi, ia langsung memegang tangan Chan erat,

"Chan.. tenang, mas di sini... Abang di sini" ucap mas Han, Chan langsung menatap mata mas nya itu. Dia mulai mengeluarkan air matanya, mas Han langsung memeluknya.

"Buk.. Bukan Chan.. Chan nggak ambil apapun milik orang lain.." lirih nya di sela-sela tangisannya, Abang dan Kakak-kakaknya Chan sakit melihat Chan yang kembali menangis, Abang menarik nafas panjang mendengus sedikit kesal.

"Jadi ada apa ini?" Tanya Abang dengan ekspresi yang mulai serius,

Dimana dua orang siswi yang mengganggu Chan? Mereka ada.. tapi mereka tak dapat bersuara, bahkan untuk bergerak pun mereka takut. Jujur, saat ini mereka dalam masalah besar. Bagaimana bisa mereka mengganggu adik dari donatur terbesar di yayasan ini.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Donde viven las historias. Descúbrelo ahora