49

438 64 6
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

"Lo ngapain sih disini mulu?"

Putra melirik kearah Yudha yang mulai terganggu, bagaimana tidak? ranjang miliknya telah di kuasai oleh yang muda.

"Kamar lo nyaman dan yang terpenting disini hening dibanding kamar gue."

Yudha berjalan kearah meja, kemudian melempar map bening berisi kertas-kertas yang tidak dipedulikan oleh Putra.

"Anj—"  umpatnya tertahan setelah wajahnya tertimpuk oleh benda tipis tersebut.

"Sori, tolong cek isinya."

"Apaan nih? Surat tanah?"

"Asuransi jiwa lo."

Putra memberengut kesal sambil menggerutu, "Gue bilangin Bang Biru lo anjing." Yudha mengendikkan bahu atas ancaman yang dilontarkan Putra.

"Udah cepet baca, gue butuh saran lo." Ujar Yudha tanpa melihat bola mata lawan bicara nya.

"Demi apa? Seorang Yudha minta pendapat gue?" Shock, dia lantas beranjak dari ranjang untuk menghampiri Yudha yang menjauhkan tubuhnya secara spontan.

"Lo belajar media publikasi kan?" Tanya Yudha seraya mendorong dahi Putra supaya menjauh dengan satu jari.

"Belajar, tapi nggak tau masih inget apa nggak." Putra menyengir, seketika membuat mood Yudha hilang begitu saja.

"Dahlah, balik lo sono."

"Eh anjir ngambekkan banget, masih inget kok. Media publikasi ya banyak jenis nya Bang, tergantung fungsional dan target publik nya. Kalo target lo untuk menciptakan sensasional, sosial media bisa jadi pilihan yang baik dari opsi lainnya mengalahkan saluran televisi." Jelas Putra panjang lebar.

"Ohh.."

"Jir gue dah panjang lebar dibales ohh doang, wah nggak ada adab lo." Putra menggeleng tak percaya.

"Mau viralin apa lo emangnya?" Lanjutnya.

"Gue, gue anak angkat keluarga Mahesa Grup."

"Oohh— HAH?!"

**

"Jer lo tau ngga?"

"Nggak."

"Gue belom bilang cok."

"Ya bilang lah."

"Lo nya udah nyerobot duluan bjir."

"Ya makannya lo kalo ngomong poin nya aja."

"Jadi lo mau tau nggak Jer?"

"Ya apa anjing, dari tadi nggak ngomong-ngomong." Habis sudah kesabaran Jero menghadapi temannya ini.

CHAPTER 2Where stories live. Discover now