AKU ADA HADIAH BUAT KALIAN, BOLEH DILIHAT YAAA, PLUS ADA ALURNYA GADARA JUGAA HEHE
KARNA DI WP GA BISA VIDEONYA LOAD MULU, BOLEH KE CHANNEL YTB AKU YAA KALO MAU LIAT HADIAH DARI AKU JUDULNYA GADARA MV / Based on Wattpad diakun ytb @angellyarin
Selamat membaca♡
**
Tidak ada yang menanyakan kabar Attala, lebih tepatnya tidak ada yang mengungkit Attala di depan Jero. Sekalipun itu Yudha sang pelaku pengusiran Attala keluar rumah yang sampai dua hari setelah kejadian kemarin tidak menampakkan batang hidungnya, tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang, karena Putra hanya bertanya kabar melalui pesan dan telepon suara.
Putra sempat tidak percaya jika Attala berani melakukan hal yang dia berusaha hindari dua tahun belakangan ini. Dira luar biasa sampai berhasil meruntuhkan pertahanan yang selama ini dia bangun tinggi.
"Bang, apa nggak keterlaluan?" Putra duduk menyamping menghadap Yudha yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Jero diem doang anjir dari kemarin, gue khawatir sama mentalnya." Lanjut Putra, beralih duduk menghadap kamar Jero yang tertutup rapat.
"Jemput Attalanya, Bang. Please banget ini mah, lu nggak tau kan dia tidur dimana, udah makan apa belum.."
Yudha tidak terusik, pandangannya terfokus pada layar ponsel. Entah apa yang dia lihat, bahkan suara cempreng milik Putra tidak mengacaukan kegiatannya.
“BANG IH ANJIR!”
“Gue denger, diem dulu.”
Putra membanting tubuhnya ke punggung sofa, membuat tubuhnya dan Yudha terpantul. “Bisa diem nggak?” Yudha terusik, taktik Putra berhasil. Dia segera menunjukkan layar ponselnya tepat di depan wajah yang tertua.
Yudha terdiam sejenak, membaca percakapan antara keduanya. “Terus?”
“KOK TERUS? YA DIJEMPUT ANJIIIR. Dia mana mau balik kalo nggak lu jemput, kan lu yang ngusir dia goblok!”
“Your language.” Tegasnya.
“Iya, coba lo yang ngomong deh, Bang. Gue, Hosea, sama Bang Biru nggak mempan, dia selalu ngalihin pembicaraan kalo disuruh pulang.” Sahut Namu dari arah dapur membawa nampan dengan 7 gelas di atasnya–
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER 2
FanfictionJILID KEDUA GADARA ♡♡ Gadara mencapai puncak bersama, membuat euphoria yang tak semua orang bisa rasakan. Satu hal yang berada di luar kuasa mereka, takdir yang berbeda dan jalur yang tak sama menjadi perjalanan terakhir.