He's Crazy?

183 51 4
                                    

Kalau dibilang Jaehyun nggak waras jawabannya adalah mungkin iya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau dibilang Jaehyun nggak waras jawabannya adalah mungkin iya. Kamu aja nggak habis pikir kenapa cowok itu justru yang menemani kamu malam ini di rumah sakit.

Kok bisa? Nggak tahu juga kenapa mama sama papa kamu bisa percaya banget sama makhluk satu ini. Papa bilang beliau mau lihat keseriusan Jaehyun waktu jaga kamu dan terbukti cowok itu memilih untuk bolak-balik Jakarta-Bandung cuma buat jagain kamu di setiap malamnya selama kamu dirawat di rumah sakit.

Hal itu cukup membuat kamu berdecak kagum padanya. Kamu merasa Jaehyun beneran tulus sayang sama kamu. Nggak peduli gimana kondisi dia yang lagi banyak kerjaan tapi masih mau menyempatkan diri buat selalu ada di sisi kamu.

Kalau kata Nakamoto Yuta, "Cowok lo ini bucinnya udah akut. Lo yang sakit dia yang pusing. Ini gue rasa kalau lo yang hamil nanti, dia yang bakalan ngidam."

Omongan Yuta bisa aja jadi kenyataan. Kalau pun nanti kalian menikah dan kamu hamil, bukannya malah bagus kalau Jaehyun ikut ngerasain gimana rasa mual dan pusingnya pas lagi hamil. Ibaratnya berbagi itu indah dan sebagai sepasang  suami-isteri sudah sewajarnya untuk saling melengkapi juga saling membantu.

Lucu juga ya kalau Jaehyun ngidam, bakal segemas apa dia.

"Yang?" Panggilan Jaehyun ngebuat atensi kamu teralih padanya. Dia yang lagi tiduran di sofa merubah posisi menjadi ke arah kamu. "Belum tidur?"

Kamu menatapnya dari ranjang rumah sakit. Membutuhkan 5 langkah untuk kamu sampai di sofa yang Jaehyun tiduri. "Aku nggak bisa tidur Mas, mana ada sih yang bisa tidur nyenyak di rumah sakit?"

"Mau aku temenin?" tawarnya.

Kamu menggeleng pelan, meminta dia untuk tetap di tempatnya karena kamu tahu besok pagi dia harus kembali ke Bandung. Beruntung kita hidup di jaman yang serba canggih, sudah ada kereta api cepat Jakarta-Bandung ngebuat Jaehyun lebih bisa saving energi.

"Tidur Mas, kamu juga perlu istirahat. Jangan sampai sakit kayak aku."

"Tujuan aku kesini itu buat nemenin dan jagain kamu, bukan malah tidur sayang."

"Tapi kan kamu juga butuh istirahat. Meskipun nggak sampe sejaman kamu di kereta. Tetep aja aku takut kalau kamu kecapean."

Jaehyun merubah posisinya menjadi duduk. Dilepasnya selimut yang menutupi tubuh besarnya itu. Dia berdiri lalu berjalan ke arah kamu. Mendudukkan dirinya di kursi sambil menatap kamu dengan tatapan yang sulit kamu artikan.

"Kata Mama kamu, udah dua hari ini kamu selalu pulang dengan basah kuyup karena kehujanan. Bener?"

Pandangan kamu mengedar ke sembarang arah. Kamu menelan saliva dengan kasar. Bingung mau mulai menjelaskan dari mana karena kamu yakin setelah ini Jaehyun pasti marah.

"Kamu kan selalu pulang naik taxi selama aku atau Dejun nggak bisa jemput kamu. Kenapa bisa sampai kehujanan, hum?"

"Sayang, aku nggak akan marah kalau kamu mau jujur sama aku." Jemari besarnya itu menyentuh lengan kamu. Dia menautkan jemari kalian. "Jadi dua hari kemarin kamu pulang naik apa?"

Pandangan kamu nggak pernah lepas dari jemari kalian yang saling tertaut. "Oke, aku minta maaf ya karena udah bohong sama kamu." Akhirnya kamu mengaku.

Jaehyun menghela nafasnya pelan, jujur dia sedikit kecewa karena berkali-kali kamu mencoba membohongi dia.

"Mata aku udh pindah ke tangan ya?"

"Hah?"

"Coba lihat aku," pintanya.

Perlahan kamu mengangkat wajah lalu menatap pacar kamu dengan rasa bersalah. "Maafin aku ya? Aku naik ojek online karena— jangan dipotong dulu omongan aku," kata kamu karena kamu melihat Jaehyun bersiap untuk membuka mulut. "Aku males kalau harus bermacet-macetan. Kalau pakai motor walaupun macet masih bisa nyalip."

"Kamu lupa, berapa kali aku bilang kalau aku nggak suka—"

"Iya, aku selalu inget kalau kamu nggak suka ada cowok lain yang boncengin aku, tapi kan Mas.... aku jaga jarak sama mereka, aku juga pegangan di besi belakang. Aku juga nggak ngobrol sama mereka. Apa yang bikin kamu cemburu?"

"Aku lebih mementingkan keselamatan dan kenyamanan kamu, sayang. Lebih safety kalau kamu nggak naik motor."

Kamu bingung mau jawab apa, bukan karena kamu kalah dalam berargumen. Kamu cuma nggak mau ribut karena hal kecil kayak gini apalagi posisi kalian lagi ada di rumah sakit.

Padahal mau kamu naik apapun, resiko kecelakaan pasti ada kalau memang berbicara soal keamanan. Mungkin Jaehyun berpikir kamu mendapatkan kenyamanan pada saat berkendara dengan roda empat dibanding roda dua.

"Aku kirim supir buat antar-jemput kamu kalau aku nggak ada ya? Seenggaknya aku nggak terlalu khawatir nanti."

Sontak kamu melebarkan mata. Yang Jaehyun lakuin terlalu berlebihan nggak sih? Apa dia gila? Dia mau mengeluarkan uang cuma buat membayar gaji supir demi kamu.

Apa ada hal yang lebih gila lagi?

Kayaknya bener kata Nakamoto Yuta kalau Jaehyun ada di level bucin teratas.

"Nggak harus kayak gini juga, Mas."

"Terus gimana? Aku kan nggak selalu ada di Jakarta."

"Ya nggak apa-apa. Aku masih bisa naik angkutan umum loh. Kalau memang kamu merasa khawatir sama kenyamanan dan keselamatan aku di saat aku naik motor, aku masih bisa naik TJ Mas. Maaf bukannya aku gimana-gimana, tapi sayang kalau kamu harus mengeluarkan uang lagi buat bayar supir. Mau kita berkendara apapun nggak bisa menjamin keselamatan kita, Mas. Kalau memang udah ditakdirkan buat celaka ya pasti celaka."

"Tapi kita masih bisa antisipasi kan?"

Dia mau yang terbaik buat gue. Tapi gue nggak bisa menerima itu sekarang.

"Lakuin itu setelah kita menikah nanti. Aku nggak mau kalau harus ngebebanin kamu terus."

"Aku nggak pernah merasa terbebani, sayang. Aku cuma mau ngelakuin yang terbaik buat orang yang aku sayangi, yaitu kamu. Jangan menganggap kalau yang aku lakuin buat kamu itu too much. Okay?"

"Mas makasih ya? Aku mau dipeluk tapi aku bau belum mandi," rengek kamu.

Jaehyun terkekeh pelan. Dia berdiri lalu mencondongkan tubuhnya ke arah kamu. Merasa nggak peduli, pria itu justru mengendus aroma tubuh kamu.

"Ih, kamu malah mau ngapain?! Jauh-jauh sana."

"Kamu nggak bau kok. Sini cium dulu, yang."

"Nggak mau. Sana tidur."

"Yakin? Katanya mau dipeluk."

"Ada gila-gilanya ini orang."

Tawa renyah Jaehyun kembali terdengar. Aneh banget, cowok kamu kenapa? Apa ada yang lucu?

"Mas, ini di rumah sakit loh." Kamu mengingatkan supaya dia bisa mengecilkan volume suaranya. 

"Kamu jangan mundur-mundur gitu sayang, itu udah dipinggir banget, hey, nanti malah jatoh terus ketarik infusan kamu."

"Aku takut, ada Om-Om pedo."

"Hahaha, sini main sama Om, Dek. Kamu mau minta apa aja pasti Om kasih."

Memang yang namanya Jung Jaehyun ada aja tingkah lakunya yang bikin kamu merasa terbengong-bengong di setiap harinya.

----
Modusnya makin menjadi ini cowok satu apalagi udah kelihatan kalau sebentar lagi dia ngantongin restu dari papa mbak y/n, buktinya dikasih ijin kan buat jaga malam anak gadis beliau yang lagi dirawat di rumah sakit.

MARRIAGE LIFE WITH J (Jung Jaehyun - Husband Series)Where stories live. Discover now