Bagaimana jadinya jika Jung Jaehyun adalah pelabuhan terakhirmu? Akan ada banyak kisah tentangmu dan tentangnya, dimulai dari pertemuan kalian, saling jatuh cinta, memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih, lalu memutuskan untuk membina rumah tangg...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Menjalin hubungan sama Jaehyun itu ada manis pahitnya juga sama kayak pas kamu menjalin hubungan sama Doyoung bedanya Jaehyun yang sering minta maaf ke kamu kalau dia udah dalam mode nyebelin sedangkan waktu kamu masih jadi pacarnya Doyoung, kamu yang selalu minta maaf sama cowok itu. Nggak tahu ya, mungkin emang benar yang dibilang sama Dejun kalau kamu terlalu cinta sama manusia satu itu.
Ngomong-ngomong soal Doyoung udah tiga hari ini kamu nggak ketemu sama dia. Bahkan dia minta temennya buat back up kerjaan dia selama beberapa hari. Kamu jadi kepikiran, dia lagi baik-baik aja kan? Rasanya nggak mungkin juga kalau kamu harus bertanya sama pria bernama Mark Lee.
"Kamu hari ini jadi berangkat sama Mark?" tanya Qian Kun. Kamu dibuat terkejut akan eksistensinya yang tiba-tiba udah ada di belakang kamu padahal ruangan masih sepi dan baru kamu aja yang sampai.
"Astaga, Mas Kun!"
"Kenapa sih? Ngelamunin apa sampai saya datang nggak denger? Padahal saya udah ketok pintu berkali-kali."
"Ah, itu, nanya apa tadi? Sama Mark? Iya, hari ini sama Mark," ujar kamu pelan, "lagi," tambahmu kemudian.
Nggak tahu ya kamu jadi nggak bersemangat. Aneh banget kan? Jelas-jelas kamu udah menjalin kasih dengan pria lain kenapa masih merindukan sosoknya yang padahal kamu udah memiliki tekad kuat buat melupakan rasa cintamu buat dia. Ternyata memang nggak semudah itu buat kamu ngelupain pria bernama Kim Doyoung.
Qian Kun menyimpan tas-nya di atas meja sembari melirik kamu yang masih terdiam menunduk. Dia menotice kalau suasana hati kamu saat ini lagi nggak baik-baik aja.
"Kenapa?"
"Hum?" Kamu mendongak, menatapnya dengan segudang tanda tanya. Apanya yang kenapa? tanya kamu dalam hati, tentunya merasa bingung. Kamu sendiri pun nggak mengerti sama apa yang kamu rasain sekarang. Rasanya sungguh aneh ketika kamu nggak bertemu dengan Doyoung beberapa hari belakangan, bahkan pria itu sama sekali nggak menghubungi kamu melalui chat.
"Y/N?"
"Iya, Mas Kun?"
"Lagi berantem?"
"Siapa?"
Kamu mendengar rekan kerjamu itu berdecak gemas. "Kamu lah, masa iya saya tanya sama yang lain sedang di ruangan cuma ada kita berdua," jawabnya menahan kesal.
"Eh, maksudnya aku yang berantem?" tanya kamu memudian. Kedua alismu menukik tajam. "Berantem sama siapa?"
Qian Kun menepuk jidatnya pelan. "Ya makanya saya tanya. Kamu lagi berantem?"
