Who?

157 37 1
                                    

Lagi-lagi kamu mendapatkan teror dari seseorang yang nggak kamu tahu siapa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lagi-lagi kamu mendapatkan teror dari seseorang yang nggak kamu tahu siapa. Akhir-akhir ini kamu sering banget sakit kepala karena mikirin masalah yang nggak ada kelar-kelarnya ditambah seenak jidatnya atasan kamu memutasi Qian Kun ke kantor cabang yang ada di Semarang. Lalu siapa lagi yang akan menjadi rekan kerjamu nanti kalau Qian Kun yang sudah kamu anggap sebagai kakak pindah ke Semarang?

Sampai sekarang kamu juga nggak tahu alasan atasan kamu memilih keputusan itu.

"Mas, nggak bisa minta sama Pak Theo buat batalin?"

Sedari tadi kamu merengek seperti anak kecil. Ya, kamu memang bukan anak kecil lagi. Kamu cuma nggak terbiasa aja kalau Qian Kun harus pindah dari kantor ini. Selama kamu bekerja di kantor Theo, hanya pria itu yang selalu menemani kamu, menjadi tempat keluh kesah kamu selain Dejun.

"Apa perlu aku yang bilang?"

"Nggak bisa Yourname. Mas udah terlanjur mengiyakan."

Kamu mendengus pelan. Menelungkupkan kepala kamu di atas meja. Sejak tadi kamu menahan tangis. Rasanya sedih buat melepas Qian Kun. Kamu nggak akan sanggup kalau nggak ada dia yang selalu mendampingi kamu selama ini terlebih nggak mudah buat kamu bersosialisasi lagi.

Nyatanya dari banyaknya pegawai di ruangan ini, kamu cuma dekat dengan Qian Kun. Menurutmu yang lain hanya bisa diajak hahahehe, tidak bisa dijadikan rekan sekaligus teman. Namanya dunia kerja, pasti aja ada yang bermuka dua. Maka dari itu, kamu nggak mau mengambil resiko dengan terlalu percaya kepada rekan kerja. Bisa aja mereka baik di depan kamu tapi dibelakangnya? Who knows? Lebih baik kita mengantisipasi kan? Bertemanlah dengan rekan kerja sewajarnya karena banyak sekali yang menjadi korban ganasnya mulut rekan kerja yang suka menjatuhkan.

"Jangan nangis." Qian Kun mengusap surai kamu pelan. Sebetulnya dia nggak tega buat ninggalin kamu apalagi cuma dia yang selalu menjadi rekan sekaligus teman saat di kantor. "Mas minta maaf ya nggak bisa temenin kamu lagi."

"Jangan ngomong begitu. Berasa kayak kita mau pisah jauh."

"Ya kan emang saya mau pergi ke Semarang, jaraknya kan juga jauh dari Jakarta."

Ya ampun sedih banget. Mas Kun bukan cuma sekedar rekan tapi udah dianggap kayak keluarga gue sendiri.

Masih dengan membenamkan wajah di atas meja menggunakan kedua lengan, kamu nggak berniat untuk mengangkat wajah. "Terus nanti aku sama siapa kalau Mas Kun pindah ke Semarang. Siapa yang nyemangatin aku kalau Pak Theo lagi kumat? Siapa yang ngajakin aku makan siang? Siapa yang selalu ingetin aku buat makan siang?"

"Astaga...." Hanya itu yang bisa Qian Kun ucapkan. "Seharusnya saya kasih waktu kamu dulu ya, nggak dadakan kayak gini."

Sontak kamu mengubah posisi menjadi duduk. Netra kamu menatap tajam ke arah pria yang sedang memperhatikan kamu. "Jadi sebenarnya Mas diminta pindah sama Pak Theo udah dari lama?"

MARRIAGE LIFE WITH J (Jung Jaehyun - Husband Series)Where stories live. Discover now